Suara Hati

93 9 0
                                    

"Thal, gue tanya serius. Tadi Kak Zora bisikin apa ke elo?" tanya Amora.

Ketiganya kini telah keluar dari kampus dengan jalan kaki, karena kebetulan juga mereka sama-sama kos di dekat kampus.

"Udahlah jangan dibahas lagi. Males gue ingetnya."

"Sewot banget, Buk," ujar Asabela menggoda sambil mencolek dagu Athalia.

"Ish ... apaan, sih." Athalia berpaling, tak suka dengan apa yang dilakukan Asabela.

Amora menggeleng dengan senyuman karena senang melihat wajah kesal Athalia.

"Btw, Thal ... gue pengen mampir ke kos lo," ucap Amora. Gadis itu kemudian menggigit ikat rambut karena tangannya sedang merapikan rambutnya yang terurai untuk dijadikan satu.

"Ngapain?"

"Gak ada, kepo aja gue. Deket sini, kan?" tanya Amora yang kini berhenti karena fokus mengikat.

Asabela dan Athalia ikut berhenti menunggu Amora yang tertinggal beberapa langkah.

"Ayolah, main bentar doang," rayu Amora yang kemudian memeluk lengan Athalia.

"Lah ... katanya entar malam mau ngafe di depan sana," kata Asabela mengingatkan

"Oh iya, gue baru inget! Kalau gitu sekalian Athalia ikut aja! Jadi kita nungguin lo mandi di kos, abis itu ke kos gue sama Bela. Main deh kita!" seru Amora senang, bahkan saking senangnya gadis itu meloncat-loncat kecil dan membuat Athalia ikut terguncang.

"Emang Thalia mau?" tanya Asabela.

Kedua gadis itu langsung melihat wajah datar Athalia yang masih belum memberikan ekspresi lebih. Tak lama dari mereka menunggu, Athalia pun mengangguk.

"Yos!!" seru Amora semangat.

Saat mereka sampai di depan kos, Athalia terkejut melihat Candra tengah duduk di teras depan kamar kos. Pria yang masih memakai jas hitam itu segera berdiri.

"Udah pulang?" tanya Candra.

Athalia yang berjalan mendekat, menganggukkan kepala. Sementara dua temannya masih diam di tempat.

Tangan Candra kemudian memegang kepala sepeda motor matik berwarna hitam di sebelahnya.

"Ini motor buat kamu kalau mau ke mana-mana," jelas Candra.

"Serius??" Athalia terlonjak senang.

"Meskipun enggak baru, tapi masih bisa dipakai. Daripada nganggur di rumah."

Athalia memeluk Candra cepat. "Terima kasih banyak, Pi!!! Athalia sayang Papi! Papi the best pokoknya!"

Candra ikut senang, ia memeluk balik  Athalia. Kemudian senyumannya menghilang saat melihat dua remaja perempuan yang tiba-tiba tersenyum kikuk ketika ketahuan memperhatikan.

"Lia ... ini temen-temen kamu?" tanya Candra.

Athalia berbalik. "Iya, temen Lia. Amora sama Asabela."

"Om," ujar Amora meringis.

"Ini Papi Candra, sahabat orang tua gue," jelas Athalia.

"Saya titip Athalia ya?" kata Candra berusaha terlihat ramah.

"Siap, Om. Kita jaga dengan segenap jiwa," ujar Amora menepuk dadanya seperti siap dengan tanggung jawab besar yang dilimpahkan padanya.

Candra mengangguk, ia senang jika Athalia dikelilingi orang-orang yang mempunyai positif vibe.

"Kalian udah makan?" tanya Candra spontan.

"Belum, Om. Rencananya nanti kita makan di cafe," jawab Asabela.

Gravitasi | Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang