Dimulai!

102 6 3
                                        

Para calon anggota turun dari truk di tempat perizinan naik ke gunung Lemongan. Lalu berjalan berbaris sesuai kelompok masing-masing yang terdiri dari empat orang menuju tempat upacara dilakukan. Setelahnya diperintahkan untuk membongkar isi tas untuk dimuat ulang. Para panitia menyita ponsel, dompet, make up, dan beberapa barang yang tidak diperlukan untuk diklat.

Selesai memuat ulang tas, mereka melakukan upacara pembukaan diklat. Setelahnya ketua kelompok diberikan sebuah kertas, pulpen, dan kompas.  Mereka diberi waktu untuk memecahkan soal dalam kertas tersebut yang mana jawabannya merupakan titik yang akan mereka datangi. Jika mereka salah menjawab, mereka akan tersesat.

"Jangan berisik, kerjakan tanpa suara! Yang kerja otak!" seru teriak Zaki, pemuda berponi dari angkatan Sofia. Pemuda itu berdiri dengan tangan terlipat mengawasi.

Athalia satu kelompok dengan Nana, gadis yang waktu itu marah padanya karena Georgi. Benar-benar sial, apalagi ketika gadis itu bersama temannya Regina sama sekali tak berpikir. Mereka diam saja seolah soal di hadapan mereka hanya akan menjadi urusan Athalia dan Fatar-ketua kelompok.

"Lo pada gak mau bantu?" tanya Athalia berbisik yang hanya dilirik oleh Nana dan kembali membersihkan kuku.

Rasanya Athalia ingin berteriak di wajah Nana sampai kulit wajah gadis itu terkelupas. Ia bukan seseorang dengan stok kesabaran yang banyak, tapi tepukan di tangannya dari Fatar menyadarkannya. Mata pemuda itu juga seakan berkata biarin aja.

Tersisa dua kelompok yang belum berangkat, yaitu kelompok Amora dan Athalia. Keduanya menjadi kelompok yang terlambat berangkat karena lama menyelesaikan soal Akhirnya deretan mereka diperdekat karena dua kelompok di antara mereka sudah berangkat.

Athalia meringis, dahinya mengerut dengan wajah menahan kesakitan. Amora yang melihat itu langsung, berbisik "Lo kenapa?

Athalia menggeleng dengan kerutan dahi semakin dalam.

Tangan gadis itu kemudian memegang perut yang langsung dipahami oleh Amora.

"Datang bulan?" tanya Amora tanpa suara dan langsung diangguki oleh Athalia

Amora kini melakukan gesture tangan seolah bertanya. Sudah pakai pembalut?

Lagi-lagi Athalia menjawab dengan anggukan.

Tak lama kelompok Amora juga berangkat, menyisakan kelompok Athalia dengan Nana terus mengeluh karena sudah lelah menunggu.

Di sisi lain Georgi yang tadi pergi ke pos jelajah kembali turun. Ia melihat kelompok terakhir sebentar saat menuju Zaki, satu-satunya panitia yang mengawasi di sana.

"Bang, Zak. Aman, kan?" tanya Georgi.

"Aman. Yang di pos gimana?" tanya Zaki yang sedang memakai tas selempang.

"Parah," jawab Georgi singkat.

Zaki menghela napas, lalu berdecak sambil menggeleng. "Diklat ruang pada gak dengerin atau gimana?" tanyanya sedikit kesal. "Lo mau ke mana?"

"Ambil perlengkapan buat yang di atas."

"Sendiri?"

Georgi mengangguk.

"Yang lain?"

"Pada sibuk."

Interaksi dua pemuda itu diperhatikan penuh oleh Athalia. Matanya bahkan mengikuti Georgi yang menuju sebuah motor pick up untuk mengambil carrier berukuran besar yang terlihat sangat berat saat digendong di punggung.

Tangan Georgi menenteng dua buah tenda, kemudian tanpa sengaja, ia menoleh. Menemukan Athalia yang memandanginya. Mata gadis membulat sempurna, menciptakan wajah terciduk yang terlihat lucu. Namun dengan wajah datar, Georgi tetap pergi seolah apa yang Athalia lakukan bukan sesuatu yang penting untuk diperpanjang.

Gravitasi | Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang