Chapter 14 ; Yeosang

132 18 5
                                    

"MAMA! YEOSANG HARI INI OLAHRAGA, YEO MAU BAWA BEKAL ROTI COKELAT!"

Seonghwa menutup kupingnya yang berdenging mendengar teriakan sang putra. Ia heran, anaknya ini suka sekali berteriak-teriak -- entah di dalam atau di luar rumah.

Ngomong-ngomong, anaknya genap berusia 8 tahun hari ini, duduk di kelas 1 SD. Ia memang paling tua di kelasnya -- bahkan satu angkatan. Karena saat awal Yeosang mendaftar sekolah, ia ditolak karena kekurangan berkas. Dan Seonghwa memutuskan untuk menikah dengan Juyeon begitu Yeosang akan mendaftar sekolah dasar lagi -- satu tahun lalu.

Berat sekali rasanya, tapi ini semua demi Yeosang dan kelanjutan hidup mereka.

Pernikahan diselenggarakan kecil-kecilan di lobby kost -- dengan menggeser semua perabotan disana. Hanya dihadiri oleh seorang pastor, keluarga kedua mempelai, keluarga Minho, keluarga Kanit Jo, juga para penghuni Kost Harapan. Bahkan Wonho turut datang, mewakili Hongjoong yang tentu saja tidak dapat menghadiri.

Malam setelah pernikahan, Juyeon memboyong Seonghwa dan Yeosang ke apartment miliknya. Yeosang lah yang paling bahagia ketika perpindahan, Ia mendapat kamarnya sendiri setelah selama 6 tahun Ia tidur berdempetan dalam satu kasur dengan Seonghwa.

Jikalau ditanya, Yeosang amatlah bahagia -- terlebih melihat orang tuanya yang tersenyum sepanjang acara. Seonghwa terlihat bahagia bersama Juyeon, begitupun sebaliknya.

Namun dibalik kebahagiaanya, Yeosang tidak pernah lupa ketika beberapa waktu yang lalu Juyeon memarahinya saat ia tengah membuka album lama milik Seonghwa.

Kenapa papanya semarah itu hanya ketika ia melihat album lama itu?

Pun Ia penasaran tentang seorang lelaki lain yang selalu bersama mamanya di setiap foto dalam album. Ada fotonya ketika Ia bayi, bersama dengan lelaki tersebut.

Ia terus mempertanyakan hal tersebut pada Juyeon dan Seonghwa. Namun keduanya enggan menjawab. Dan rasa penasarannya terjawab ketika sang nenek -- Jung eommonim, mengungkapkan kalau lelaki tersebut adalah kekasih mamanya, ayahnya Yeosang jauh sebelum bersama dengan Papa Juyeon.

Seonghwa terlampau kaget ketika Yeosang mengatakan bahwa ia mengetahui bahwa lelaki di dalam album lama Seonghwa adalah 'ayahnya'. Yeosang kecil dengan rasa penasarannya membuat Seonghwa jadi takut. Takut anaknya tak bisa menerima Juyeon lagi setelah mengetahui fakta tersebut.

Namun syukurlah, Yeosang tak pernah mempersalahkannya. Bahkan Yeosang pernah berucap bahwa Ia lebih beruntung memiliki Juyeon sebagai papanya, daripada sang ayah yang meninggalkan mama dan dirinya -- tanpa ia ketahui alasannya.

"Hari ini, Yeo mau diantar siapa? Papa atau mama?" Tawar Juyeon. Yeosang menjawab dengan menggandeng keduanya.

Hari ini hari ulang tahunnya dan Ia akan merayakannya di sekolah. Seonghwa sudah menyiapkan kue tart cokelat kesukaan Yeosang dan beberapa bingkisan untuk diberikan ke teman sekelasnya pada saat jam makan siang.

Merayakan ulang tahun bersama teman-teman pasti menyenangkan, begitu kata Yeosang. Jadilah ia memaksa kedua orang tuanya untuk mengadakan pesta kecil-kecilan di sekolah.

Juyeon dan Seonghwa berjalan beriringan menuju mobil sementara Yeosang berjalan dengan riang di depan mereka, "Aku tidak pernah menyangka, kita akan sampai ke tahap ini. Menikah denganmu, melihat Yeosang tumbuh besar. Kau tahu, aku mensyukuri setiap perubahan kecil diantara kita," ujar Juyeon.

Seonghwa tersenyum, tapi hatinya selalu saja gundah setiap Juyeon mengatakan hal yang sama di setiap waktu. Perasaan bersalah itu, selalu muncul bahkan setelah sekian tahun berlalu.

Menerima Juyeon dalam kehidupannya bukanlah perkara yang mudah. Perasaan rindu pada si masa lalu yang tak kunjung dapat Ia lupakan. Seonghwa mencintai Juyeon, namun sejujurnya Ia lebih mencintai Hongjoong. Seonghwa hidup menghabiskan hari-harinya bersama Juyeon, tapi hatinya seperti tetap ada hanya untuk Hongjoong.

To You My Light {JoongHwa} -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang