Chapter 4 ; Jatuh Suka

220 28 2
                                    

-Musim gugur, November 2012-

Tak terhitung berapa kali Seonghwa memutari kamarnya. Hari ini adalah hari ulang tahun Hongjoong -- Seonghwa mengetahuinya dari Minho. Ia mengigit jarinya gelisah, kado apa yang patut Ia berikan pada Hongjoong? Lelaki itu sudah terlalu berjasa menyelamatkan hidupnya, berkali-kali. Rasanya tidak pantas kalau Ia hanya memberi sekadar kado kecil-kecilan.

Ia sudah bertanya pada Minho dan ternyata Hongjoong akhir-akhir ini mengidamkan sepatu futsal baru untuk menggantikan sepatu futsal lama yang sudah usang. Dengan was-was Seonghwa melihat harga sepatu tersebut dan benar saja, harga sepatu yang diinginkan Hongjoong sangat mahal bagi Seonghwa yang tinggal di kost keluarga angkatnya dan bekerja part time disana. Harganya setara gaji part-timenya selama setahun, membuatnya meringis pasrah.

"Bukankah aku sudah bilang 'jangan meneleponku' lagi? Aku, dan Juyeon sedang mendaki Jirisan bersama komunitas pecinta alam. Dan kau- Agh sudahlah, dengarkan aku, Hwa-ya. Hadiah kecil saja belum tentu Ia terima. Apalagi kalau kau serius membelikannya sepatu semahal itu. Belum diterima saja, dia pasti akan marah besar karena kamu menghabiskan uangmu hanya untuk membeli sepatu itu," seloroh Minho dari seberang telepon kabel kostan - sarana satu-satunya Seonghwa bisa menghubungi teman-temannya, karena Ia tidak memiliki ponsel. "Kau bisa mentraktirnya makan siang atau es krim yoghurt? Dia pasti suka,"

Seonghwa menjentikkan jarinya, dia segera berterima kasih - juga meminta maaf, pada Minho karena telah menganggu pendakiannya. Ia berlari menuju kamarnya untuk mengambil dompet. Sayang, Seonghwa menjadi berat hati setelah melihat isi dompetnya yang hanya dihuni beberapa kartu dan selembar uang 50 ribu won yang merupakan uang jajannya hingga Ia menerima gaji bulan depan, "Kalau begini, sampai bulan depan Aku tidak memegang uang," keluh Seonghwa.

Sebenarnya, Ia bisa saja meminta uang pada ibu kost yang merupakan ibu angkatnya. Namun, Seonghwa segan. Apalagi ibu angkatnya berjanji akan membelikan ponsel bulan depan -- ketika Seonghwa berhasil naik kelas.

"Park Seonghwa, ada yang mencarimu!" Seonghwa buru-buru berlari keluar dari kamar saat mendengar teriakan ibu angkatnya. Betapa terkejutnya Ia ketika melihat Hongjoong berdiri di lobby sambil melambaikan tangannya. Lelaki tampan itu berpenampilan kasual yang dipadukan dengan blazer cokelat, rambut yang dinaikkan rapi lengkap dengan kacamata hitam yang bertengger kokoh di hidung mancung lelaki itu, jantung Seonghwa terasa tidak baik-baik saja ketika melihatnya.

"Kau tidak pernah bilang kalau kau memiliki teman seorang aktor, hah? Lihat, dia sangat tampan. Kalau bisa, Ia akan ku kenalkan dengan Eunha, ohohoho," bisik ibunya sambil menyenggol lengannya.

Seonghwa mencibir dan menyuruh ibu angkatnya kembali ke dapur, "Kamu kenapa disini, Joong? Dan apa-apaan dengan penampilanmu?" tanya Seonghwa. Alis Hongjoong bertaut, "Aku baru pulang briefing untuk konferensi pers drama debutku. Bukankah Minho bilang kau mengajakku makan siang?"

"A-apa?" Kedua pipi Seonghwa memerah sempurna hingga ke telinga - sementara di dalam hatinya Ia mengutuk Minho habis-habisan. Uangnya akan ludes bila Ia menraktir Hongjoong makan siang. Seonghwa mendesah kecewa. Mau bagaimana lagi, Hongjoong terlanjur sampai di kost nya. Jadi Seonghwa minta izin untuk mengganti bajunya dan menyuruh Hongjoong menunggu beberapa menit di lobby kost.

Selang beberapa menit kemudian, Seonghwa keluar dari kamarnya dengan penampilan yang lebih rapi dan tampan. Sebenarnya menurut Hongjoong, dengan outfit soft pink yang dikenakan Seonghwa, entah kenapa temannya semakin terlihat... Cantik?

Senyum Hongjoong mengembang ketika Seonghwa berdiri dihadapannya dan meminta pendapat tentang pakaian yang Ia pakai, "Apakah Aku cocok memakai ini?"

"Ya. Kau terlihat hangat dan cantik, ehm... Maksudku, pakaian itu cantik dipakai kamu, cocok untuk musim gugur. Iya, hehehe," puji Hongjoong sambil menggaruk tengkuknya dengan canggung. Seonghwa mengucap terima kasih pada Hongjoong dan segera memakai masker, "Tunggu, kenapa pakai masker?"

To You My Light {JoongHwa} -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang