Chapter 6 ; Perihal Kebahagiaan

188 24 2
                                    

Malam itu harusnya menjadi malam perwujudan kerja keras Hongjoong selama 2 tahun – sebagai trainee aktor. Malam itu, harusnya Ia berada di atas panggung dengan ribuan pasang mata menanti perkenalan dirinya sebagai aktor rookie yang mendapat salah satu peran utama di drama besutan penulis terbaik di Korea. Nyatanya, malam ini, Ia harus kembali menyaksikan sahabatnya terluka karena orang yang sama. Ia harus kembali menyaksikan penderitaan sahabatnya, yang terulang lagi dan lagi.

Sepanjang perjalanan ambulance tadi Hongjoong terus-terusan menyalahkan dirinya sendiri, Ia terlambat datang dan menyelamatkan Seonghwa – sesuai janjinya. Hingga kini, Hongjoong duduk disebelah ranjang Seonghwa yang masih belum sadar, mengenggam tangannya erat dan beberapa kali menciuminya lembut sembari meminta maaf.

Wajah mulus Seonghwa kembali tergores dan penuh lebam, sekitar leher dan dadanya penuh dengan tanda-tanda merah yang dihasilkan oleh si iblis tiada hati yang kini ada dalam pengawasan ketat kepolisian. Hongjoong menyandarkan kepalanya ke dada Seonghwa dan kembali tergugu, bagaimana kalau sekarang saatnya Ia kehilangan Seonghwa?

"Tolong tenanglah, Hongjoong-ssi. Seonghwa tidak apa-apa, dia bisa sadar beberapa waktu lagi. Jika kau terus menangis seperti itu, kau malah menakutiku," sahut Dokter Choi. Dokter muda itu mendekat ke ranjang Seonghwa dan mengusap kepala ipar angkatnya itu, "Dia anak terkuat yang pernah kutemui. 12 tahun lalu disaat musim dingin, keluarga istriku menemukannya didepan rumah. Badan kecilnya mengigil dan terus merapalkan nama ibunya. Bahkan suhu udara kala itu hampir minus 15 derajat. Ketika ia dibawa ke rumah sakit, kemungkinan hidupnya bahkan sudah sangat kecil—sekali. Tapi dia bertahan, itu sebuah keajaiban. Dan karenanya, aku dapat bertemu istriku. Seonghwa juga sangat berharga bagiku,"

Tangan Dokter Choi berpindah ke bahu Hongjoong dan menepuknya pelan, "Percayalah, Hongjoong-ssi. Dia lebih kuat daripada yang kamu kira,"

Baru saja Dokter Choi menyelesaikan kalimatnya, jemari Seonghwa bergerak pelan. Hongjoong sampai terlonjak dari kursinya ketika Seonghwa tersadar dan balas mengelus tangannya, "Seonghwa kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" tanya Hongjoong bertubi-tubi. Dokter Choi berlari keluar untuk memanggil suster dan membangunkan Ibu mertuanya yang baru saja sadar dari pingsannya di bangsal sebelah, memberi kabar bahwa Seonghwa sudah sadar.

Sementara didalam ruangan, Hongjoong memeluk Seonghwa yang terisak bahagia – berbeda dengan Hongjoong yang menangis ketakutan setengah mati karena mengira akan ditinggal Seonghwa untuk selamanya, "Aku berhasil kan, Joong? Dia sudah kukalahkan. Aku berhasil bukan?"

Hongjoong mengangguk dan mencium pucuk kepala Seonghwa, "Kamu hebat. Kamu berhasil menahannya hingga Aku dan Pak Jo sampai. Dia sudah ditangkap, Hwa. Bajingan pshyco itu akan di penjara seumur hidup dan tidak akan menganggumu lagi. Kau aman, Seonghwa-ya,"

Seonghwa tersenyum ketika Hongjoong mengusap air mata dipipinya. Ia sangat suka melihat mata bulat Hongjoong yang selalu antusias setiap menatapnya, mata jernih nan teduh itu selalu menenangkannya, dan Ia suka. Tangan Seonghwa menarik tengkuk Hongjoong dan mengecup bibir lelaki itu. Kedua mata Hongjoong membola kaget, kenapa Seonghwa menciumnya?

"Maaf atas kekacauan ini, Joong-ah. Aku menghancurkan malam debutmu," Hongjoong patah-patah menggeleng. Bagi Hongjoong, keselamatan sahabat – yang disukainya, jauh lebih penting daripada malam debutnya. Ia bisa memberikan pernyataan maaf karena tiba-tiba meninggalkan panggung daripada Ia harus kehilangan calon tambatan hatinya itu.

"Seonghwa," Ibu kost – panggil saja Jung Eommonim, dituntun menuju ranjang oleh Dokter Choi dan istrinya. Ia sempat pingsan saat Seonghwa menjalani perawatan di IGD, jadilah beliau masih linglung saat dikabari oleh menantunya bahwa Seonghwa sudah sadar, "Syukurlah anakku selamat. Tuhan maha baik, kau juga sudah berusaha keras melawan lelaki bejat itu. Maafkan eommoni yang meninggalkan kamu sendirian, maaf karena eommoni, kamu harus mengalami kejadian mengerikan seperti ini lagi. Eommoni sungguh-sungguh minta maaf, ini semua salahku," sesal Jung Eommonim.

To You My Light {JoongHwa} -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang