Chapter 15 ; Abadi

125 16 2
                                    

Yeosang meneguk ludahnya kasar, tangannya gemetaran menerima sebuah buntalan selimut dari Seonghwa. Bukan sekadar buntalan, ada seorang bayi yang terbalut hangat -- tertidur, didalam selimut.

Ia punya seorang adik sekarang. Seorang gadis kecil yang manis, baru berusia 3 bulan kata Seonghwa.

Yeosang tak menyangka, bahwa selama ini orang tuanya sibuk mengurus berkas adopsi adiknya. Yeosang tak pernah menyangka bahwa opsi pertama kabar baik dari Juyeon adalah ia mempunyai seorang adik.

"Namanya Lee Chaehyun, dia sekarang adalah adiknya Yeosangie~" ujar Seonghwa, pelan-pelan menjelaskannya pada Yeosang.

Sejujurnya, Seonghwa takut Yeosang tidak dapat menerima kehadiran Chaehyun. Karena selama ini kasih sayangnya hanya terlimpah pada Yeosang -- dan untuk Juyeon.  Tapi nyatanya, Yeosang terlihat nyaman dan bisa menerima kehadiran Chaehyun sebagai adik perempuannya.

"Yeosang tidak marah?" Tanya Juyeon. Dielusnya kepala sang putra yang tengah menimang adiknya di pangkuan. "Tidak! Yeo tidak marah! Yeo suka punya adik!" Seru Yeosang.

"Tapi anak mama bukan cuma Yeosang sekarang. Nanti, waktunya mama bukan cuma buat Yeosang sama papa lagi dong," tutur Seonghwa.

Yeosang cemberut. Tidak mungkin, pasti Seonghwa masih punya waktu luang untuknya.

Iya kan?

"Nah, bagaimana kalau kita merayakan kedatangan Chaehyun dengan makan di luar?" Tawar Juyeon. Yeosang langsung mengangkat jari telunjuknya ke atas dan meneriakkan 'Tonkatsu Paman Seungyoun!'.

Juyeon dan Seonghwa serempak tertawa. Mereka menyuruh Yeosang untuk berganti pakaian dahulu sebelum pergi. Bocah berambut mangkok itu bergegas untuk ke kamar dan mengganti seragamnya.

Sementara itu, Juyeon meminta izin kepada Seonghwa untuk menjawab sebuah panggilan dari ponselnya. Seonghwa mengangguk sebagai tanda jawabannya. Tapi, diam-diam ia mengikuti Juyeon ke balkon dan menguping dari balik dinding. 

"Halo, Hongjoong. Aku sudah siap, bagaimana denganmu?"

Seonghwa tersentak begitu mendengar sebuah nama dalam ucapan Juyeon di teleponnya dan memutuskan untuk lanjut mendengarkan percakapan keduanya. 

"Aku akan membawa Seonghwa dan Yeosang ke kedai tonkatsu milik putra Kanit Jo-- Ah akan ku kirimkan lokasinya padamu. Disana kau bisa berbicara dengan Seonghwa dan Yeosang, habiskanlah waktumu hari ini bersama mereka, meskipun Yeo menolak untuk bertemu denganmu...

...karena aku tak akan memberimu izin apapun untuk bertemu mereka setelah hari ini,"

~~~

Seonghwa terdiam selama perjalanan menuju kedai tonkatsu kesukaan Yeosang. Seonghwa bahkan sama sekali tidak memperdulikan ocehan Yeosang yang menceritakan bahwa Ia mendapatkan tiga bintang pada tugasnya dari wali kelas. Ataupun keantusiasan Yeosang yang hendak menceritakan pada teman-temannya kalau ia memiliki seorang adik, sedikitpun tak Seonghwa gubris.

Yang ada di pikirannya hanyalah percakapan Juyeon dengan Hongjoong sebelum pergi. Sejumlah pertanyaan memenuhi kepalanya. Benarkah Yeosang menolak bertemu Hongjoong? Kalau iya, darimana Juyeon mengetahuinya?

Seonghwa memijit pelipisnya, jantungnya berdetak tak karuan. Banyak hal memenuhi seluruh ruang di kepalanya.

Ia tak bisa mempercayai bahwa hari ini Ia akan kembali bertemu pada sang masa lalu, cinta pertamanya yang telah terpisah 8 tahun lamanya.

Diam-diam, matanya melirik pada Juyeon yang tengah menyetir. Tampak guratan tajam rahangnya yang tegang -- pertanda kalau ia sedang memendam amarahnya. Namun, Seonghwa tak bisa melakukan apa-apa.

To You My Light {JoongHwa} -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang