Setelah jam makan siang para pegawainya habis, barulah Jeno dan Karina mendatangi cafe untuk menemui kliennya. Tak lupa membawa laptop dan berbagai berkas pentingnya.
Rencananya Jeno sekalian mengajak kliennya makan siang sambil membahas kerja sama antar perusahaan tersebut.Selagi menunggu kliennya datang, Jeno sedikit membaca beberapa lembar kertas yang harus ia pelajari.
Tak lama yang ditunggu pun hadir,
Mereka mulai membicarakan tujuan awal untuk melakukan kerja sama, selagi Jeno dan kliennya mengobrol, karina memesan minuman dan makanan ringan untuk menemani obrolan dua pengusaha tersebut.Setelah berbincang dan menyetujui dengan menandatangani kertas sebagai tanda kerja samanya sudah terjalin, kliennya pamit, Jeno sempat menawarkan makan siang tetapi dengan sopan kliennya itu menolak.
Tapi Jeno tak perlu merasa tidak enak hati, toh sejak mengobrol tadi kliennya banyak memakan cemilan yang tersedia di meja.
"Sebaiknya kita makan siang dulu". Ucap jeno membuka suara.
"Dengan saya pak?" tanya karina.
"Dengan siapa lagi? Disini kita hanya berdua. Lagi pula kalau kamu mau, kita makan disini, kalau tidak mau kamu pesan makanan dan makan diruanganmu." ucap Jeno dengan nada datarnya pada sekertaris cantiknya.
Karina mengangguk lalu memanggil Seulgi untuk meminta tolong membawa gelas dan piring yang sebelumnya berisi minuman dan makanan ringan di meja. Tak lupa ia memesan makan siang untuknya dan juga untuk Jeno.
Tak butuh waktu lama, pemuda mungil datang menghampiri keduanya lalu meletakkan pesanan mereka diatas meja dengan hati hati.
Jeno yang tadinya hanya memandang datar keluar cafe kini memperhatikan wajah si mungil.
"Cantik". Ujarnya didalam hati.
Renjun yang menyadari bahwa ia diperhatikan hanya melihat sebentar ke arah Jeno dan pamit untuk melakukan pekerjaannya kembali.
.
.
."Ren tolong kamu lap gelas ini terus susun di dekat etalase ya." Pinta seorang submisive cantik bernama Yang Yang.
Yangyang, submisive cantik seumuran dengan Renjun. Wajahnya yang berukuran kecil, memiliki paras yang manis dan cantik tak jauh beda dari Huang Renjun adalah teman Renjun ketika SMA. Hanya saja ketika bertemu Renjun lupa karena mereka juga tidak dekat dan tidak dalam kelas yang sama.
"Ah iya yang, kemarikan biar aku bereskan gelasnya, kalau ada yang harus aku lap lagi panggil aja ya." jawab renjun sambil membawa gelas gelas yang baru dicuci tadi untuk di lap dan disimpan pada tempatnya.
"Iya jun." ucap Yangyang sambil mengangguk dan tersenyum.
Kini renjun, didekat sebuah etalase sedang mengelap gelas gelas dan menyusunnya dengan sangat hati hati. Karena takut gelasnya lompat dari tangannya dan pecah, wah bisa gawat Renjun.
Ia lagi lagi tak sadar bahwa ada sepasang mata yang memperhatikannya.
Lee Jeno, makan siangnya sudah selesai. Makanannya pun sudah habis, tadinya ia ingin langsung menuju ruang kerjanya tapi ada hal lain yang menarik perhatiannya yakni si mungil Huang Renjun.
Menurutnya, wajah Renjun sangat cantik dan tak bosan ketika dipandang. Karina yang menyadari arah tatapan bosnya itu pun hanya diam lalu membereskan piring dan gelas yang sudah tandas isinya.
Baru saja Karina berdiri dan hendak membawa gelas dan piring bekas, suara Seulgi menginterupsi..
"Udah rin gapapa, biar gua yang bawa." ucap seulgi sambil merapikan beberapa gelas yang belum terbawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHATZ
Любовные романы"Dalam bahasa Jerman schatz itu harta Karun, orang sana pakai untuk menandakan kepunyaannya" "Karena kamu berharga dan harus dilindungi layaknya harta Karun jadinya saya panggil kamu schatz" Jeno × Renjun NOREN !!! Homophobic, tidak menyukai bahkan...