Permintaan

52 8 2
                                    

Vote yok, ga akan di sogok kok.. Noya udah sekarat..









"Nishinoya, Aku bawa Bakpao daging" Ujar Tanaka

"Ohhh!!! Bakpao daging!!!!" Jawab Nishinoya semangat, lalu Tanaka memberikan 4 buah bakpao daging pada Nishinoya

"4 ga kebanyakan tuh??" Tanya Yamaguchi Tadashi

"Pfftt--- Orang dengan nafsu makan yang tinggi mungkin tidak akan cukup jika makan 4 buah" ejek Tsukisima

"Hei Tsuki!!! Ku bilang aku bisa menendangmu kapan saja!!!" Tegas Nishinoya sekali lagi

"Iya-iya-iya.. Padahal Nishinoya-San makan banyak tapi tidak bisa tumbuh" Tsukisima mengejek Nishinoya untuk yang kesekian kalinya

"Berisik!! Dasar Blocker pemalas" Ejek Nishinoya

"Aku berbeda dari sebelumnya, Nishinoya-San" Jawab Tsukisima, Nishinoya mencurutkan bibirnya lalu makan Bakpao daging pemberian Tanaka tadi

"Bakpaonya enak cuy, toko mana nih??" Tanya Nishinoya

"Ohh.. Toko pak Ukkai, Rasa bakpaonya tetep enak kan? Jelas, yang masak aj masih sama" Jawab Tanaka sambil bangga

"Gilak.. Kalian mampir di Karasuno yaa!? Dih ga ngajakkk" Ucap Nishinoya

"Lo sakit anjir, gimana mau ngajak, ntar mati di jalan nyusahin Lo" Jawab Tanaka Ketus, namun hanya di respon tawaan renyah dari Nishinoya

"Ngomong-ngomong ntar klo gue mati kalian mau Dateng ngga??" Tanya Nishinoya

"Gausah ngomongin mati dulu, Nishinoya-San. Dewa pasti akan menyembuhkan mu" Ujar Kageyama

"Tapi sepertinya dewa kematian merindukanku, haha" Jawab Nishinoya dengan kekehan

"Noya.. Jangan berbicara seperti itu, kau punya Aku, punya Sawamura-Sensei, punya Sugawara-Sensei, dan yang lainnya" Ujar Asahi sambil merangkul Nishinoya

"Asahi-san?" Nishinoya menatap manik Asahi, begitupula Asahi yang menatap manik Nishinoya

"Ngomong-ngomong kau punya cewek, Nishinoya-San??" Tanya Hinata sambil memandang Buket bunga mawar yang sudah layu

"Ohh.. Tidak.. Itu pemberian dari Asahi-san" jawab Nishinoya

"Heh~~ jangan bilang Dokter Samurai itu menyukaimu?" Goda Tsukisima

"Tidak mungkin kami menyukai sesama jenis!! Dasar Tsuki anehh" Bantah Nishinoya yang padahal dalam hatinya salah tingkah, Asahi juga begitu

Knock knock knock

Pintu ruangan kembali di ketuk, lalu di bukakan oleh Asahi. Ternyata yang datang adalah Tsukisima Akiteru

"Ohh... Apa Nishinoya sudah di periksa?" Tanya Akiteru

"Oh... Aku tidak membawa alat pemeriksaan, kalau begitu.. Tolong.." jawab Asahi lalu Akiteru terkekeh dan masuk

"Ehh?? Kei?? Nishinoya temanmu ya? Aku terkejut kau ternyata punya teman. Banyak juga temanmu" ujar Akiteru enteng

"Nii-San, Kata-katamu terkesan seperti kau telah mengutukku agar tidak punya teman" jawab Tsukisima

"Ehh?? Akiteru-Sensei Kakaknya Tsuki??" Tanya Nishinoya

"Baru sadar? Marganya saja sama-sama 'Tsukisima' haha" jawab Akiteru lalu memakai stetoskopnya

"Kalian tolong jangan terlalu bergerombol di sisi ranjang Nishinoya, agar udara bisa masuk dan tidak pengap" Ujar Akiteru lalu semuanya mengangguk paham

Akiteru memeriksa setang jantung Nishinoya dan juga suhu tubuhnya. Detak jantungnya sudah normal, tapi suhu tubuhnya masih dingin.

"Sudah makan?" Tanya Akiteru sembari memeriksa luka-luka bekas suntikan di tubuh Nishinoya

"Sudah" jawab Nishinoya

"Makan apa?" Tanya Akiteru

"Makan bakpao daging" jawab Nishinoya

"Makan nasi?" Tawar Akiteru

"Ga mau, Nasinya ga enak, kayak bubur" jawab Nishinoya

"Kan itu makanan orang sakit"

"Ga mauuuuu!!!"

"Makan soup?" Tanya Akiteru lagi

"Masakan Asahi-san" jawab Nishinoya

"Setuju" Jawab Akiteru dan Asahi

"Okee!!!" Jawab Nishinoya dengan senyuman lalu 2 dokter tadi pergi

"Rasanya seperti kau menjadi kesayangan di sini, haha" ujar Tanaka

"Abangku memang seperti itu" Jawab Tsukisima

"Entahlah~" jawab Nishinoya

"Kalian harus datang ke pemakamanku, ya?" Ujar Nishinoya dengan senyuman tapi tapi matanya tak rela

"Kenapa kau terus membahas pemakaman? Dengar~ Hidupmu masih lama" jawab Atsumu

"Tidak. Hidupku tidak akan sampai 3 Minggu." Jawab Nishinoya "Dakara.. Tolong.. Datang ke pemakamanku.. Aku.. Tidak mempunyai.. Ayah.. Huhu.. Ibuku sudah pergi.." Sambung Nishinoya yang sudah menangis

"Hoi.. Jangan menangis.." Ujar Osamu

"Aku.. Tolong.. Berikan setangkai Mawar.. Di atas makam ku.. Aku hanya membutuhkan.. Bunga Mawar sebagai teman.. Huhu.. Aku.. Aku tidak mau sendiri seperti sebelumnya.." Nishinoya terisak

"Sudahlah Noya.. Dengar.. Kau itu pasti akan selamat.. Kau tidak akan mati.. Kau dengar.. Kau tidak akan mati.." Jawab Osamu dengan suara dan nada yang begitu lembut, sehingga membuat Nishinoya kembali tenang

"Arigato... Aku.. Aku bersyukur mempunyai teman seperti kalian.." Jawab Nishinoya
























Babay.. 3-4 chapter lagi end cuyy:V



Don't Go (AsaNoya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang