Part 8

578 39 25
                                    

Tanpa Rhea dan Hugo sadari, Elvis masih berada di balik dinding mendengarkan pembicaraan mereka.

Elvis segera berlari ke kamarnya. Dia memandang foto Mamahnya dengan senyum yang amat lebar. Terpancar wajah bahagia dari dalam dirinya.

Dalam hati di berbicara, "Elvis akan selalu berada di samping mama Rhea. Bagi Elvis mama Rhea adalah mamah kandung Elvis. Karena mama Rhea adalah mamah yang merawat Elvis dan menyusui Elvis ketika bayi. Elvis sayang mamah."

Elvis mencium foto Mamahnya dengan sayang dan berjalan ke arah kamar mandi.

Selepas mandi dia turun ke bawah dan menemukan kedua orang tuanya tengah duduk di ruang makan menunggu dirinya. Sontak saja di berlari dan menerjang tubuh mamahnya yang terdiam itu.

"Mama Elvis masih kenyang. Apakah Elvis harus makan lagi?" 

Rhea yang melihat putra tirinya itu segera mengangkatnya ke dalam pangkuannya.

"Elvis kenyang? Minum susu aja kalau begitu." Elvis menganggukan kepalanya.

Namun makan malam tidak berjalan dengan lancar ketika kedatangan Justine bersama kedua putranya membuat mereka mendadak hening.

"Makan malam yang sempurna."

******************************

Kedatangan Justine ke sini bukan tanpa sebab. Dia datang ke sini untuk membicarakan hal yang menarik bersama dengan putrinya. Terlihat cucu tirinya yang takut kepadanya.

Elvis memilih bersembunyi di dada mamahnya.

"Apa kalian tidak memiliki niat memberikan ku sebuah cucu? Sudah beberapa tahun kalian menikah?"

"Akan kami usahakan secepatnya....huek..." Belum sempat Rhea menjawabnya dirinya sudah mual terlebih dahulu. Dia menurunkan Elvis dari pangkuannya.

Dan berlari ke arah wastafel dapur. Hugo dengan sigap memijat tengkuk Rhea dan mengelus punggung Rhea. Namun Rhea malah menepisnya.

"Jauh-jauh kau bau busuk." Ucapnya dengan tajam membuat Hugo mengerutkan keningnya.

"Kakak baik-baik saja? Masih mual?" Dava datang dengan terburu-buru dia memegang bahu kakaknya.

"Perut ku terasa mual Dav, kepalaku juga sedikit pusing." Keluhnya kepada adiknya itu.

"Kakak sakit. Ayo istirahat saja, biar Dava pijat kakak." Rhea menganggukan kepalanya.

Dia berbaring di atas sofa dengan menjadikan paha ayahnya sebagai bantalan. Dava memijat kaki Rhea, sedangkan Daniel tengah bermain bersama dengan Elvis. Daniel dan Elvis memiliki kesamaan yang sama yaitu bermain catur.

Justine tersenyum melihat Daniel dan Elvis yang tampak akur. Lalu pandangannya beralih menatap ke Hugo yang duduk dengan terbengong.

"Besok bawalah Rhea berobat. Rhea dulu sering seperti ini jika begadang dan terkena angin malam."

"Baik ayah."

"Dan tentang olive." Hugo langsung mendongakkan kepalanya menatap ke arah mertuanya itu.

"Bisa kau perhatikan adik mu itu? Dia tampak was-was terhadap kebebasan Rhea sekarang." Pandangan Justine beralih ke depan dengan tatapan datar dan tangannya masih aktif mengelus rambut dan wajah putri satu-satunya itu dengan sayang.

"Kau tau bukan keluarga ku seperti apa? Mereka sering mendapatkan teror dari orang tak kenal. Aku tak mau nantinya olive mendapatkan teror dan dia menuduh putriku sebagai pelaku karena putriku yang tidak menyukai adik mu itu."

"Kau sudah berjanji akan menjaga putriku ketika aku menikahkan mu dengan putriku. Cukup satu kali kau mengingkari janji mu Hugo, dengan kau menikah dengan wanita lain saat itu. Kali ini aku tidak akan memaafkan mu."

"Aku akan mempertinggi olive ayah. Aku sangat mencintai Rhea. Jadi jangan pisahkan aku dengan Rhea, aku mohon ayah." Mohon Hugo dengan wajah datarnya.

"Aku tau. Urus adik mu itu, kau tau dia menjadi menantu paling lemah di keluarga penuh semangat dan keberanian ini. Menjadi sasaran empuk untuk di teror dan di culik."

Brutal Time: Substitute Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang