Part 9

530 36 7
                                    

Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit mereka berdua hanya diam. Lebih tepatnya hanya Rhea yang diam.

"Kau mau sesuatu sayang?" Tawarku kepadanya.

"Bisa diam tidak? Sedari tadi terus saja mengoceh membuat telingaku sakit saja." Ucapan pedas sangat menusuk di hati.

Sejak kabar kehamilan Rhea dari dokter tadi, Rhea jadi berubah menjadi pemarah. Tidak suka di sentuh oleh siapapun.

Sesampainya di mansion. Elvis langsung berlari hendak memeluk Mamahnya itu. Namun tangan Rhea yang menghentikannya.

"Jangan peluk mamah. Tubuh Elvis penuh kuman, pergi mandi dulu sebelum peluk mamah." Setelah mengatakan itu Rhea pergi menuju kamarnya.

"Elvis dengarkan papah." Ia berjongkok di depan putranya itu.

"Mamah sedang hamil adik Elvis." Mata Elvis membulat dan tampak bahagia akan kabar ini.

"Jadi selama mamah hamil adik Elvis, sifat mamah akan berubah juga. Papah tidak tau sampai kapan tapi papah mau Elvis turuti permintaan mamah dan mau menjaga mamah dan calon adik Elvis."

"Elvis mengerti papah." 

Hugo mengendong putranya itu masuk ke dalam mansion, "Papah, apa adik Elvis perempuan?"

"Papah juga belum tau. Elvis mau adik perempuan?" Elvis menganggukan kepalanya.

"Elvis ingin adik perempuan yang mirip dengan mamah."

Hugo tersenyum mendengarnya dan mencium dahi Elvis dengan sayang.
Hugo menurunkan Elvis dan Elvis langsung berlari menuju pengasuhnya. Hugo pun bergegas pergi masuk ke dalam kamarnya.

Dia melihat istrinya yang sedang berkacak pinggang dengan wajah marah.

"Apa ini? Bau menjijikan." Baru masuk sudah di beri makian. Ini belum ada satu hari tapi rasanya ia sudah mau berteriak saja meladeni istrinya yang berhenti hormon karena hamil.

Perasaan dulu ibu kandung Elvis tidak seperti ini.

"Bau apa lagi Rhea? Kau mau ganti pengharum ruangan?" Tawarku dengan nada halus takutnya dia tambah marah dan berimbas kepada kandungannya.

"Ganti yang harum segar jangan harum buah-buahan, mual aku di buatnya."

Rhea naik ke atas ranjang dan masuk ke dalam selimut, mengacuhkan adanya suaminya di sini.

Belum lama memejamkan mata, Rhea menengok ke belakang dimana Hugo masih berdiri memandangi dirinya.

Hugo menaikan satu alisnya saat Rhea menatap dirinya.

"Perutku sakit, usap perutku sampai aku tidur." Hugo menganggukan kepalanya. Dia naik ke atas ranjang dan mengelus perut istrinya dengan lembut.

"Tangannya jangan naik-naik dong." Satu tamparan mendarat kuat di punggung tangannya. Hugo Terkekeh saat istrinya kembali marah ketika dia mengelus buah dadanya itu.

"Dasar bumil." Hugo menggesekkan hidungnya di leher jenjang Rhea. Jujur dia merasa sangat bahagia saat ini.

Akan memiliki seorang anak lagi dan itu dari Rhea. Walaupun Rhea berubah semenjak hamil dia tidak masalah.

*********************************

Dava dan Daniel tengah membuatkan churros atas permintaan Kakak mereka.

Saat malam hari tiba-tiba kakak ipar Hugo menelfon dan memintanya datang ke kemari karena Rhea mengidam ingin churros Buaran Dava dan Daniel malam ini juga.

Mereka berdua tentu terkejut saat kakaknya tengah hamil, berniat ingin mencium dan memeluknya namun mereka malah mendapatkan amukan dari Rhea karena berfikir mereka berdua memiliki banyak kuman.

Al hasil dengan susah payah mereka membiarkan churros untuk kakak tercinta mereka.

"Bagaimana rasanya kakak?" Tanya Daniel tidak berharap akan rasanya yang enak. Karena dia sendiri pun tidak yakin rasanya akan enak.

"HM...lumayan untuk seorang amatiran seperti kalian. Buatkan aku nasi goreng sekarang." Mereka berdua mengangguk pasrah mendapati kilat tajam dari mata indah kakaknya.

Sedangkan Hugo yang sedang berada di samping Rhea hanya bisa mengulum senyum melihat kedua adik iparnya kesusahan ketika memasakan pesanan istrinya.

"Kau masih mau makan lagi?" Tanyaku dengan mengelus pipi istrinya yang masih sibuk mengunyah.

"Masih."

"Jangan pegang aku, tangan mu kotor penuh kuman." Ujarnya dengan sinis. 

Brutal Time: Substitute Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang