Part 12

405 35 11
                                    

Sesampainya di kediaman mereka, Rhea langsung bergegas masuk ke dalam rumah.

Dia melihat Elvis yang masih membuka matanya dan sepertinya sedang menunggunya pulang.

"Elvis sayang." Panggilnya langsung meraih Elvis ke dalam gendongannya. Dia tak henti-hentinya menciumi Elvis. Hatinya tak tenang bahkan jantungnya berdetak dengan kencang saat ini.

"Mamah kenapa?" Tanya Elvis yang melihat mamahnya khawatir dan tampak tak tenang.

Rhea menatap putranya itu dengan tatapan sulit di artikan, namun Elvis menangkapnya dengan tatapan takut yang mendalam.

"Elvis sayang, jika ibumu Greta ke sini untuk mengambil mu, apa Elvis akan ikut?" Tanyaku langsung to the point.

Elvis memegang kedua pipiku, "Elvis hanya anak mamah Rhea. Orang yang pertama Elvis ingat ya mamah Rhea, bukan ibu Greta."

Mendengar penuturannya membuat ku terharu, ku dekap dia dengan hangat.

"Jadi Elvis akan tetap bersama mamah kan?"

Elvis menganggukan kepalanya membaut Rhea memeluk Elvis dengan erat sekali lagi.

Hugo yang di belakang sana mendengar percakapan keduanya. Dia tersenyum tipis melihat kedekatan antara istri dan anaknya.

Benar. Dia harus secepat mungkin menghapus nama Greta di dalam hatinya. Greta bukanlah orang yang tepat untuk orang seperti dirinya. Greta tidak akan mempu mengimbangi dan mendampingi hidupnya seumur hidup.

Hanya Rhea yang mempu mengimbangi hidupnya, hanya dia yang mampu membaut hidupnya tambah maju untuk kedepannya.

*****************************

Ceklek.....

Pintu kamar terbuka, nampaklah Rhea dengan wajah kusut. Dia berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke arahnya yang sedang duduk di sofa kamar.

Dengan cepat ia duduk di atas pangkuannya dan mencengkram pipinya dengan kuat.

"Wow....ada dengan mu sayang?" Tanyaku sembari mengelus bahunya yang polos.

"Apa kau akan kembali bersama jalang itu?"

Bukanya menjawab ia malah tersenyum simpul dan semakin mengelus bahu Rhea yang halus itu.

"Jawab aku Hugo!!!" Cengkraman tangan Rhea di pipinya semakin kencang.

"Kau cemburu?" Tanyaku dengan nakal. Satu tanganku sudah mengelus pahanya yang terbuka hingga pinggul.

"IYA." jawabnya dengan tegas. Saat aku hendak menciumnya dia dengan kuat mendorong kepalanya hingga membentur sandaran kursi.

"Aku tidak akan kembali ataupun membantu Greta lagi sayang. Aku sudah berjanji kepada diriku sendiri bahwa kamu adalah wanita yang paling tepat untukku."

Rhea menatapnya tajam, dia masih belum melepas cengkraman tangannya di wajahku, "Jika kau ingkar, aku akan membunuh jalang itu di depan matamu dan Elvis dengan tangan ku sendiri."

Ia mengangguk setuju dan berniat mencium bibir Rhea kembali namun lagi-lagi Rhea menolaknya membaut dia kesal.

"Biarkan aku mencium mu."

"Satu lagi, jika kau mengingkari janjimu maka aku akan menyetrum otak mu. Kau ingat di film suicide squad, dimana Joker menyetrum kepala Harley? Itu yang akan aku lakukan kepadaku Hugo. Camkan itu!!!" Hugo mengangguk pasrah. Tangannya sudah bertengger manis di payudara Rhea bahkan sedikit meremasnya.

"Iya Rhea iya. Sekarang berikan aku jatah sebagai kesepakatannya." Rhea mendengus sebal mendengar penuturan suaminya yang pasti tidak jauh-jauh dari selangkangan.

Brutal Time: Substitute Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang