Part 4 : Seorang Ayah?

659 125 23
                                    

Hai hai, aku update lagi. Jangan pelit vote dan komen ya... Biar aku semangat nulisnya 🥰

***

Gilang merasa sulit untuk membela diri demi membuktikan dirinya tak bersalah. Meskipun sudah berulang kali ia mengatakan orang itu bukan dirinya, tetap saja Riana tak percaya. Wanita itu hanya mempercayai photo Gilang yang sekarang ada padanya. Bukan percaya pada perkataan Gilang yang tak berdasarkan bukti apa pun.

"Apa yang harus saya lakuin, biar kamu bisa percaya, kalo bukan saya orangnya?" Gilang bertanya karena tidak tahu harus melakukan apa. Penjelasannya terasa percuma lantaran Riana tidak menghiraukan itu.

"Lo nggak perlu ngebuktiin apa-apa. Soalnya udah jelas-jelas lo orangnya," ketus Riana. Ia merasa sangat kesal dan juga marah karena Gilang sudah menyebabkan kakaknya menjadi seperti sekarang.

Beberapa tahun yang lalu, Riana sekeluarga dibuat kaget dengan masalah yang menimpa Veera. Mereka syok dan terpukul ketika tahu Veera berniat bunuh diri gara-gara hamil di luar nikah. Waktu itu pula, Veera tak pernah mau mengatakan siapa laki-laki yang sudah menghamilinya. Sampai akhirnya, Riana tidak sengaja menemukan potret Veera dan Gilang terselip di antara buku-buku sang kakak. Di belakang photo tersebut tertulis tanggal dan kalimat yang membuat Riana yakin Gilanglah lelaki yang tak bertanggung jawab itu. Maka dari itu, Riana bertekad mencari Gilang agar laki-laki itu bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya.

"Harus berapa kali saya katakan, kalo bukan saya orangnya. Mungkin kebetulan aja wajah kami emang mirip. Tapi yang jelas, orang itu bukan saya. Saya nggak pernah kenal kakak kamu, apalagi sampai menghamili dia," jelas Gilang kesekian kalinya. Empat tahun lalu, ia masih sibuk dengan sekolah penerbangannya. Mana ada waktu untuk bermain-main seperti yang dituduhkan Riana. Ditambah lagi, waktu itu dirinya belum pindah ke lokasi sekarang.

Gilang baru memasuki sekolah penerbangan setelah dirinya menyelesaikan program S1. Lebih tepatnya ketika usianya dua puluh dua tahun. Hal itu dikarenakan lulus strata satu merupakan syarat dari papanya sebelum ia mengejar mimpinya menjadi pilot. Dan tentu saja waktu itu ia masih tinggal di Surabaya. Baru sekitar empat bulan terakhir inilah ia pindah ke Jakarta. Sehingga sudah jelas jika orang yang Riana maksud bukan dirinya.

"Ya kali ada orang yang sama persis? Orang kembar aja kadang ada bedanya. Sementara lo udah jelas terbukti bersalah."

"Tapi-"

"Udahlah, nggak usah pakai tapi-tapian. Kalo berani berbuat, harusnya lo juga berani buat bertanggung jawab. Bukan malah jadi cowok pengecut kayak gini!"

Gilang bermaksud menyanggah ucapan Riana karena dirinya bukan lelaki pengecut. Ia tak sedang mengelak, akan tetapi memang benar tidak tahu apa pun. Namun, ia mengurungkan niatnya itu ketika mendengar suara langkah kaki mendekati tempat mereka berada.

"Ada apa ini ribut-ribut? Terus lagi ini siapa, Riana?" tanya seorang wanita yang tak lain adalah mamanya Riana-Mala, sambil melirik Gilang yang terasa asing baginya.

"Dia cowok yang udah bikin Kak Veera kayak sekarang, Ma," jawab Riana mengadu. Gilang yang mendengar aduan Riana itu pun dibuat melototkan mata karena tak terima.

"Nggak gitu, Tan. Ini cuma salah paham aja," sahut Gilang mengoreksi. Entah mimpi apa ia semalam, sampai-sampai mendapat masalah sebesar ini. Bahkan yang lebih parahnya lagi, ia dituduh sudah menghamili seorang wanita hingga menyebabkan wanita itu menjadi gila.

Mala sempat terdiam untuk beberapa waktu. Matanya menatap Gilang dengan pandangan yang sulit dijabarkan. "Jadi, kamu ayah dari cucu saya?" tanyanya dengan nada bergetar.

"Ayah?" beo Gilang kebingungan. Kemudian ia melirik ke samping Mala, yang mana di sana terdapat seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki. Gilang perkirakan anak itu berusia tiga tahunan lebih.

One & OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang