Pagi-pagi sekali Riana bangun dari tidurnya kemudian langsung mandi mengingat hari ini ia ada jadwal kelas pagi. Ketika telah selesai mandi dan berganti pakaian, gadis itu lantas lanjut berdandan agar wajahnya tak terlihat kusam.
Ddrrtt ddrrtt
Riana meraih ponselnya dan membaca pesan yang baru masuk. Gadis itu merutuk karena ternyata perkuliahan malah diliburkan sebab dosennya ada keperluan mendesak. Padahal ia baru selesai berdandan dan hanya tinggal pergi ke kampus. Andai pemberitahuan libur datang lebih awal, pastinya Riana tidak akan buru-buru mandi dan lebih baik melanjutkan tidurnya.
Dengan wajah yang ditekuk lantaran merasa kesal, gadis itu keluar kamar dan melangkah menuju ruang keluarga. Sesampainya di sana ia langsung saja menyalakan televisi sembari mengunyah camilan yang tersedia di meja.
"Kamu nggak kuliah, Na?" tanya Mala ketika dirinya baru keluar dari dapur dan melihat Riana duduk santai di depan televisi.
"Libur, Ma."
"Tumben libur, tapi kamu udah rapi aja."
"Makanya itu, info liburnya baru aja masuk. Kalo dari awal udah tau libur, mending aku tidur lagi."
"Oh gitu. Gimana kalo kamu nemenin Mama belanja aja?"
"Boleh deh. Aku mau sekalian belanja juga ya, Ma. Tapi Mama yang bayarin," ujarnya mengedipkan mata.
"Emangnya kamu mau beli apa?"
"Beli baju," jawab Riana nyengir. Ia memang ingin menambah koleksi pakaiannya agar tak perlu merasa bingung lagi ketika ingin jalan bersama Gilang.
"Ya udah deh. Mama mandi terus siap-siap dulu."
"Siap, bos!"
Daripada hanya berdiam diri di rumah, lebih baik ia menemani mamanya belanja. Apalagi Gilang juga sibuk bekerja sehingga tidak bisa membalas pesannya.
Sesampainya di pusat perbelanjaan, mereka sengaja berkeliling untuk melihat-lihat lebih dulu. Kalau ada pajangan yang menarik hati, barulah keduanya memasuki toko.
"Kamu mau beli baju yang kayak gimana?" tanya Mala pada Riana saat mereka sedang melihat-lihat pakaian di sebuah toko.
"Aku juga belum tau sih, Ma. Yang menurut Mama bagus buat jalan yang gimana?"
"Emangnya kamu mau jalan sama siapa sih, sampai sengaja beli baju baru segala? Kamu udah punya pacar?" tanya Mala lagi dengan pandangan menyelidik.
"Mau jalan sama Lolita lah, Ma. Sama siapa lagi emangnya?" ujar Riana berkilah.
"Masa?"
Mala tidak lantas percaya sebab sebelumnya Riana tak begitu memusingkan soal pakaian kalau hanya ingin jalan-jalan bersama Lolita.
"Iya, Mamaku sayang."
"Yang ini kayaknya cocok dipakai kamu deh," ucap Mala sembari menenteng gaun selutut pada Riana.
"Kurang suka sama warnanya," komentar Riana kala melihat pakaian berwarna baby pink tersebut.
"Terus kamu maunya yang gimana?"
"Minta uangnya aja deh, Ma. Aku beli sendiri sambil lihat-lihat di toko sebelah."
"Ya sudah." Mala mengeluarkan dompet dari dalam tas kemudian menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribuan kepada Riana.
Ketika sudah menerima uang dari mamanya, Riana langsung mencium pipi Mala sembari mengucapkan terima kasih. Baru setelah itu, ia melangkahkan kakinya menuju toko yang lain.
Cukup lama Riana berkeliling sambil melihat koleksi pakaian di beberapa toko, sampai ia akhirnya menemukan yang sesuai seleranya. Begitu sudah membayar belanjaannya, gadis itu pun bermaksud menyusul mamanya yang ternyata sudah menunggu di salah satu kios makanan di mall tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
One & Only
RomanceCerita baru dan bukan sekuel dari cerita manapun! *** Riana sangatlah membenci laki-laki yang sering menyakiti hati seorang wanita. Ia lebih-lebih benci dan muak terhadap laki-laki yang telah membuat kakaknya menderita. "Apa pun caranya, aku bakal...