Awalnya, Gilang kira kesembuhan Veera bisa membersihkan namanya dari tuduhan. Tetapi ternyata malah menjadi malapetaka baginya. Andai Riana tak menyuruhnya bersandiwara menjadi Galang, dan andai mereka langsung mengatakan yang sebenarnya kalau ternyata Gilang mempunyai saudara kembar bernama Galang. Dan saudara kembarnya itulah yang merupakan kekasih Veera dulu, mungkin tak akan rumit seperti ini ceritanya.
"Kamu lihat sendiri 'kan, apa juga aku bilang. Bohong itu nggak bakalan nyelesain masalah. Yang ada malah makin runyam," cetus Gilang pada Riana melalui sambungan telepon. Hari sudah malam dan dirinya pun sudah berada di apartemen.
"Aku mana tau kalo kejadiannya bakal kayak gini," sahut Riana yang terdengar frustrasi. Bagaimana tidak frustrasi kalau kekasihnya malah disuruh menikahi sang kakak?
"Ya udah. Kamu tenang aja. Aku nggak bakal nikah sama kakak kamu kok. Aku cuma mau nikahin kamu."
"Tapi gimana caranya? Kalo jelasin sekarang ke Papa udah terlambat. Papa nggak bakalan percaya dan nanti malah mikir kamu sengaja nyari alasan. Kecuali, kita langsung ngebawa Galang ke hadapan Papa."
"Iya, cuma itu satu-satunya cara biar papa kamu bisa percaya."
"Tapi masalahnya kita belum ketemu Galang. Teman kamu nggak ada ngehubungin ya?"
"Nggak ada."
"Terus gimana dong?"
"Mulai besok, aku bakalan sambil nyariin dia. Papa aku juga lagi usaha ngehubungin mama buat nyari tau keberadaan Galang."
"Aku ikut ya."
"Ya udah, boleh. Tapi emangnya besok kamu nggak kuliah?"
"Kuliah. Tapi nggak lama kok. Jam 11 udah selesai. Nanti kamu jemput di kampus kayak biasa ya."
"Oke."
"Tapi aku masih mikir deh. Emangnya Galang bakal mau tanggung jawab sama Kak Veera? Soalnya kemarin yang aku lihat aja, dia lagi jalan sama cewek lain."
"Itu juga yang lagi aku pikirin, Sayang. Aku juga ngerasa dia ninggalin Veera waktu itu gara-gara nggak mau tanggung jawab atas kehamilan Veera. Dia cuma mau enaknya."
"Terus gimana dong? Papa 'kan pengennya dia tanggung jawab dan nikahin Kak Veera. Jangan sampai nanti tetap kamu yang malah disuruh nikah sama Kak Veera."
"Hush. Jangan ngomong gitu. Aku udah bilang 'kan, kalo aku cuma bakal nikahin kamu."
"Beneran ya?"
"Iya."
"Ya udah deh. Aku tutup dulu telponnya. Aku udah ngantuk, soalnya hari ini kayak capek banget. Kamu juga, jangan lupa istirahat."
"Siap. Good night, Sayang. I love you."
"Good night. I love you too."
Setelah sambungan teleponnya dengan Riana terputus, Gilang tidak langsung tidur seperti sang gadis. Tidak lama kemudian, ponselnya kembali berdering dengan nama sang papa tertera sebagai pemanggil. Gilang pun sigap menerimanya sebab berharap papanya telah mendapat informasi.
"Halo, Pa. Gimana? Udah ada kabar belum?" tanya Gilang tanpa berbasa-basi.
"Sabar dulu dong, Lang."
"Maaf, Pa. Habisnya gimana aku bisa sabar. Aku aja disuruh nikahin kakaknya cewekku."
"Galang emang ada di kota yang sama kayak kamu. Nanti Papa kirimkan alamatnya lewat pesan."
"Iya, makasih, Pa."
"Hm. Kamu tolong wakilin Papa ketemu sama dia ya. Soalnya Papa masih sibuk, jadi belum bisa ke sana langsung."
KAMU SEDANG MEMBACA
One & Only
Storie d'amoreCerita baru dan bukan sekuel dari cerita manapun! *** Riana sangatlah membenci laki-laki yang sering menyakiti hati seorang wanita. Ia lebih-lebih benci dan muak terhadap laki-laki yang telah membuat kakaknya menderita. "Apa pun caranya, aku bakal...