Chapter 03

442 275 196
                                    

"Pa– Pangeran Kedua?"

Benon Arshaq, remaja lelaki yang dilahirkan oleh Ratu Cassy sebelum meninggal. Walaupun sama-sama merupakan Pangeran Kekaisaran seperti Shannon, tetapi karena Benon terlahir dari hubungan Ratu dan Budak, sang Kaisar jadi frontal membencinya.

Selain itu, Benon tidak mewarisi kekuatan pemanas khas keluarga Kekaisaran Frostine. Terlihat pada rambutnya yang tidak berwarna merah, melainkan berwarna hitam dengan sedikit garis putih di bagian luar. Beruntung ia memiliki darah penyihir, jadi mata hitamnya dapat ia ubah menjadi emas, begitu pula dengan rambutnya yang bisa berubah merah sehingga identitas keturunan Kekaisarannya tidak perlu disangkal.

"Panggil saja aku Benon. Ah, atau tidak Ben, itu lebih baik." Pemuda bermarga Arshaq itu mengulurkan tangannya, membantu Alka berdiri.

Setelah berdiri dan membersihkan gaunnya, Alka meneguk liur kasar. "Maaf Pangeran, kita memang seumuran. Namun, jangan keterlaluan."

Senyuman sempat merekah sesaat. "Keterlaluan? Haha, apa maksudmu?!" Seketika Benon memasang tatapan dingin.

Alka terlihat berhati-hati dalam bicara. "B-bukan Anda! Saya yang keterlaluan kalau memakai panggilan itu kepada Pangeran ...."

Ah, sial, aku sampai lupa salam!

Dengan segera Alka langsung menunduk dan memegang sedikit kain gaunnya. "Alka Martha Wynelle memberi salam kepada Yang Mulia Pangeran Kedua. Semoga berkah Dewa selalu menyertai Anda."

Sejujurnya Alka baru pertama kali melihat Pangeran Kedua dari dekat. Ternyata wajahnya sangat indah. Perpaduan antara cantik dan tampan sampai tidak bisa dideskripsikan. Namun, wajahnya itu tidak berarti apa-apa jika mengingat bahwa Benon Arshaq memiliki kepribadian yang menyeramkan.

Si Gila Perang, itulah sebutannya dari kalangan militer. Ketika Pangeran Kedua berada di medan perang, suara tawanya usai membunuh sering terdengar sampai barisan belakang.

Hampir sama dengan Komandan Pasukan Kesatria, Jayveer Brant, saat medan perang Pangeran Kedua juga maju di garda terdepan. Bedanya, Jayveer melangkah maju untuk melaksanakan tugas, sedangkan Benon dengan senang hati menawarkan diri.

"Oh, kukira aku yang keterlaluan," sahut Benon mengangguk. "Syukurlah kau menghormatiku. Angkat kepalamu!"

Helaan napas terdengar dari mulut Alka, lalu ia mulai kembali menegakkan badan.

"Cih, padahal, kau memanggilnya Shan," gumam Benon sambil mengerucutkan bibir.

Alka tersenyum kecut. "I– itu, karena beliau, 'kan, tunangan saya."

"Walau begitu, setahuku Shannon tidak menginginkan panggilan itu, tuh?"

Mendengar provokasi Benon, Alka membatin kesal sambil mengepalkan tangan diam-diam.

Ugh, lelaki ini! Kalau saja dia tidak disayang Permaisuri, aku akan–!

"Ayolah, panggil aku Ben!" Tiba-tiba saja dagu Alka dipegang, membuat gadis itu bergidik. "Aku tidak ingin sesuatu yang lebih, kok. Karena aku hanya ingin memiliki teman."

Lelaki itu menyunggingkan senyum di wajah tampannya. Senyuman bersendu.

Alih-alih terpesona atau merasa kasihan, Alka malah risih dibuatnya. Ia pun menepis tangan Benon, lalu menggeleng seraya menatap ke arah lain.

"Kenapa, kenapa Pangeran ada di sini?" tanya Alka pada topik lain. Mata gadis itu sempat melirik ke arah Neola dan yang lainnya berada.

Benon menghela napas sebelum menjawab, "bukankah sudah jelas? Itu karena kau menginjakkan kaki di halaman Istanaku."

Belas Kasih Putra Mahkota | TXT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang