Jam menunjukkan pukul 4 sore, heeseung sudah bersiap-siap untuk pulang dan menjemput kedua anaknya yang berada di tempat latihan taekwondo di pinggir sekolah sd mereka.
Di perjalanan pun heeseung harus mencari jalan pintas karena di jam segini pasti akan macet dan ia bisa kelamaan untuk menjemput kedua anak-anak nya nanti nya.
Sesampainya di tempat latihan taekwondo, heeseung turun dari mobil nya dan melihat kedua anaknya tengah memakan takoyaki di depan gedung latihan taekwondo di temani tukang takoyaki yang sudah akrab dengan kedua anaknya, tukang takoyaki itu sangat baik pada koa dan noa ia selalu menunggu noa dan koa di jemput oleh heeseung jika mereka berdua belum di jemput ia tak akan pulang, intinya ia ingin memastikan koa dan noa pulang bersama orang tuanya.
"Noa koa ayo pulang" ajak heeseung.
Kedua anak itu lantas berdiri membawa dua mangkuk sterofoam berisi takoyaki.
"Makasih ya pak, udah jagain anak-anak saya"
"Sama-sama pak" ucap pedagang takoyaki.
"Anak saya pasti belum bayar ya pak, jadi berapa?"
"25 ribu pak"
"Ini pak, kembalian nya buat bapak aja, sekali lagi makasih udah jagain anak saya sampai saya dateng" Heeseung memberikan uang 100 ribu pada pedagang takoyaki tersebut.
"Waduh pak makasih loh, saya cuma takut aja kalo anak-anak bapak sendirian nungguin bapak di sini, takut ada orang jahat yang bawa anak-anak bapak"
"Iya pak, makasih kalau gitu saya permisi ya pak"
"Iya pak iya hati hati"
Heeseung berjalan masuk ke dalam mobil dimana kedua anaknya juga sudah berada di mobil sejak tadi, mobil pun mulai melaju pergi dari tepi jalan untuk segera pulang ke rumah.
2 menit di perjalanan tiba-tiba...
"Hiks....huwaa" tangis noa menghentak-hentakan kaki nya.
Heeseung yang melihat itu panik dan menerimanya mobil nya kembali, ia takut tak fokus mengendarai jika noa ribut seperti itu.
"Koa adeknya di apaan?" Tanya heeseung panik.
" ga koa apa-apain, koa diem aja"
"Huwaaa mau sus biaaa" tangis noa.
Heeseung yang mendengar itu terheran, "hah? Mau sus bia?"
"Iya noa mau ketemu sus bia papaaaaa!!!!" Teriak noa tak terkendali.
Heeseung panik takut orang di luar mengira ia tengah menyiksa sang anak sampai anak nya menangis seperti orang di pukuli.
"Aduh noa, kamu ini ada-ada aja"
"Yaudah kalau papa ga mau turutin kemauan noa, noa bakal nangis lebih kenceng HUWAAAAA!!!" noa tak main main ia benar-benar melakukan nya.
"Koa juga HUWAAAAAAAAA!!! MAU SUS BIAAAA"
Heeseung di buat kalang kabut sendiri, ia tau walaupun ini akal-akalan mereka berdua tapi heeseung tetap tak bisa menghentikan kedua anak nya yang terus menangis kalau bukan ia mengatakan IYA.
"OKEH OKEH KITA KE RUMAH SUS BIA!" ucap heeseung lebih keras agar mereka mendengar.
Benar saja, kedua anak itu langsung diam.
Heeseung menghela nafasnya serta mengusap wajah nya dengan kasar."Ayo kita ke rumah sus bia"
"HOREEEE!!!" teriak keduanya sambil berpelukan.
"TAPIIII...." kata Heeseung yang membuat mereka berdua melepas pelukan nya