BAB 62 [Jangan Khawatir]

66 10 8
                                    

⚠️ TERDAPAT KATA-KATA KASAR, MOHON BERBIJAKLAH DALAM MEMBACA!

***

"Meski rasanya sulit mengutarakannya, setidaknya gue bisa hadir sebagai sayap kecil yang mengepak untuk meluk lo dari orang-orang yang nggak baik, meski bagi lo: gue juga salah satu orang yang bisa kapanpun melukai lo." - Iqbal

***

"LEO!!"

Apa ini adalah akhir dari segala hidupnya? Kenapa secepat ini? Baru saja kemarin gadis itu berbahagia, baru saja juga semua orang mulai peduli dengannya dan baru saja Iqbal bisa memberikannya banyak perhatian. Satu tetes air matanya terjatuh, kemudian Jingga menutup matanya. Kalau ini adalah akhir dari segala hidupnya, gadis itu harus menerimanya dan semoga Tuhan memberikan kehidupan lebih baik dari ini pada kehidupan berikutnya.

"LEOOO!"

"ANJINGG!"

Leo yang semula ingin melepaskan tangan Jingga dikejutkan teriakan dan tarikan lengan gadis itu oleh seseorang. Leo yang semula memegang kelima jari Jingga sontak melepasnya, membuat Jingga teriak memanggil nama Leo, tapi sedetik kemudian ia membuka matanya dan melihat dirinya tidak terjatuh, karena ditarik dan langsung dipeluk seseorang.

Leo terkulai lemas dan menatap pemuda lain yang memeluk Jingga. Dirinya menggeram dan memukuli lantai roftoop, karena semua usahanya untuk menjatuhkan Jingga harus gagal.

"Lo aman, Je." Pemuda itu melepaskan pelukannya dan napas terengah-engah menatap Jingga.

Jingga yang berkeringat dingin, karena menahan takut dan menggeleng cepat.

"Gue takut ... gue takut, Bal."

Iqbal kembali memeluk Jingga erat. "Lo aman, selama ada gue lo gak perlu khawatir, Je."

"Kenapa lo ikut campur, hah?!" Leo berteriak keras, membuat pandangan Iqbal berubah tajam saat melihat Leo yang terduduk dengan kedua lututnya yang menopangnya.

Pemuda itu melepaskan pelukan dari Jingga dan membawanya mundur ke belakang punggungnya.

Iqbal menarik kerah baju Leo dan urat leher pemuda itu merasa tertarik ke atas. Hati pemuda itu panas, semua emosinya memuncak ke atas.

Iqbal melayangkan dua bogeman mentah tanpa jeda, dirinya kalap membuat Jingga yang melihatnya ketakutan.

Leo yang mendapatkan serangan tiba-tiba terjatuh ke lantai dan terbatuk darah.

Iqbal yang tidak puas menghampiri Leo untuk melayangkan pukulan keras, bayang-bayang ucapan Leo membekas diingatannya.

"Gue bakal rusak siapapun yang ngerusak impian gue, termasuk Jingga!"

"BAJINGAN LO! SINI LO ANJING! LAWAN GUE BANGSAT!"

Dengan kalut, Iqbal menarik kerah Leo kembali dan menghantamkan lima kali pukulan, membuat Leo kelingungan dan wajahnya sudah banyak mengeluarkan darah.

Bugh!

Bugh!

Jingga yang melihat keadaan Leo yang hampir mati, gadis itu berlari dan menahan Iqbal.

"Bal, berhenti! Lo bisa dipenjara!" teriak Jingga.

Iqbal menggeleng dan menoleh pada Jingga, tidak peduli wajah pemuda itu terciprat darah dari bogeman mentah yang ia kenakan pada wajah Leo.

"Gue bahkan rela seumur hidup di penjara buat ngebela orang sebaik lo, Je!"

Bugh!

Jingga tidak akan membiarkan kemarahan Iqbal yang akan menyengsarakan hidup pemuda itu sendiri, Jingga tanpa pikir panjang langsung memeluk Iqbal dari belakang.

Hey! I Just Want You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang