Alleandra berjalan mendekatiku dan Rea. Wajahnya sangatlah datar. Dia sempat melirik ke arahku, tatapannya penuh arti.
"Ayah mati? Jangan bercanda" Gerutu Alleandra dengan giginya yang menggertak.
"Mana mungkin ayah mati sebelum aku bertemu dengannya!"
Aku dan Rea hanya bisa tertunduk, dan tak menggubris perkataan Alleandra. Dilihat pun Aku tahu, selama ini Rea pasti sudah berusaha menutupi keberadaan George.
Alleandra berjalan mendekatiku, lalu menjambak kepalaku yang sedang menunduk.
"Hei kau, dimana ayahku?" Tanya Alleandra, matanya melotot.
Rea beranjak dari kursinya, lalu menarik tangan Alleandra yang berada di rambutku.
"Lea! Hentikan itu, kau tidak sopan!"
Alleandra tak merespon ucapan Rea, dengan kasar dia menepis tangan ibunya itu. Dia menoleh pada Rea dengan tatapan penuh rasa kecewa.
"Berisik orang tua sialan!" Teriak Alleandra.
Setelah itu, Alleandra berlari keluar dari ruangan dengan air mata yang berjatuhan dari matanya.
Aku melihat Rea berdiri dengan tatapan kosong, kedua tangannya berada di dadanya.
Itu pasti sangat menyakitkan, bagaimanapun juga Alleandra adalah anaknya.
"Seharusnya aku tidak mengekangnya di desa ini" Rea bicara dengan kepalanya yang menunduk.
Elf itu berjalan kembali mendekati jendela, dan memandangi Winsir town dari sana.
"Saat ini, kami sedang berperang dengan seekor monster" Ucap Rea.
Aku sangat terkejut dengan ucapan Rea. Sebuah desa yang damai dan terisolasi dari dunia, malah punya masalah dengan monster.
Aku langsung berdiri tiba-tiba.
"Apa?! Desa se-damai ini akan berperang?!" Tanyaku sedikit berteriak.
Rea membalikkan badannya, matanya berubah menjadi tajam menatapku.
"Wyvern raksasa. Ada wyvern raksasa yang menyerang desa ini beberapa waktu yang lalu..."
"... Untungnya, para roh angin melindungi desa ini dengan membuat barrier yang kuat dan seluas desa" Rea menjelaskan.
"Para roh angin? Lalu kenapa bisa ada perang?" Aku bertanya dengan panik.
"Setelah membuat barrier itu, para Roh angin menghilang secara misterius. Ini hanya dugaan kami, tapi kami rasa mereka musnah setelah menahan serangan wyvern itu" Jawab Rea panjang.
Rea mendekatiku, lalu menggenggam tanganku. Dia mendongak menatapku penuh harapan.
"Aku mohon petualang, bawa Lea pergi dari desa ini. Sebagai seorang ibu, aku tak ingin Lea mati bersama kami" Ucap Rea.
Aku terdiam tak bisa menjawab. Masalah seperti ini tak pernah muncul di kehidupanku, baik kehidupanku yang sebelumnya, ataupun yang sekarang.
Aku menguatkan diriku. Dengan cepat aku melepaskan tangan Rea, kemudian menatapnya dengan tatapan datar.
"Baiklah, Rea. Beritahu aku keberadaan Alleandra sekarang"
🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸
Disebuah bukit tinggi dengan rumput yang hijau di tanahnya. Terlihat sebuah pohon yang berada di ujung bukit.
Seorang gadis elf duduk bersandar di bawah pohon itu. Dia duduk dan mendekap lututnya sembari menangis.
Aku dan Carmilla berjalan mendekatinya dengan pelan. Angin berhembus kencang seperti menyambut ku dan Carmilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giant Guardian of Another World
Fantasy"Hmm, bagaimana ya? Awalnya aku tak berpikir akan bereinkarnasi seperti ini." Namaku Rillo Bravsword, usiaku 21 tahun. Dunia tempat asal ku mulai tercemar akibat dungeon yang bermunculan entah dari mana. Aku mati saat mencoba menyelamatkan kota dari...