Bab 10: Sejarah yang hilang

3 1 0
                                    

Tak lama setelah mengalahkan Wyvern raksasa, tubuh Orion juga mulai pudar menjadi partikel-partikel cahaya yang menyebar di udara.

Kemudian terlihat Rillo berdiri tepat di tempat Orion menghilang, dia terlihat sangat lelah. Di tangannya ia menggenggam Brave Sword.

Rillo jatuh lalu terduduk di tanah. Pria itu mengusap-usap rambutnya sendiri sembari menghela nafas panjang.

"Akhirnya selesai juga... ini kali kedua aku berubah menjadi Orion" Ucap Rillo.

Lalu dari kejauhan terlihat Rea, Alleandra, dan Carmilla berlari tergesa-gesa ke arah Rillo.

Carmilla melompat lalu memeluk ayahnya itu dengan erat. Air mata keluar dari matanya.

"Ayah! Aku kira ayah bakalan mati!" Teriak Carmilla histeris.

Rillo hanya tertawa menanggapinya sembari mengelus kepala Carmilla.

"Rambut kuning-san, kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Alleandra.

Rillo menoleh dan menatap Alleandra dengan tatapan bingung. "Hah? Siapa yang kau panggil rambut kuning-san?"

Berbeda dengan anaknya. Rea malah langsung menggenggam tangan Rillo. Matanya mulai berkaca-kaca akan harapan.

"Kau!..."

"Kau?"

Rillo kebingungan dengan tingkah Rea yang mendadak berbeda.

"Kau adalah Orion? Apakah itu benar?" Tanya Rea.

Rillo mengangguk ragu. "Ya itu benar... b-bukannya tadi aku berubah di hadapanmu"

Setelah mendengar kata-kata itu, Rea langsung mengeratkan genggaman tangannya dan membuat Rillo kesakitan.

"Akhirnya! Akhirnya kau kembali Orion. Tidak. Tuan Orion!"

Para warga elf yang sedari tadi bersembunyi langsung keluar setelah mendengar ucapan Rea. Mereka ada yang keluar dari dalam hutan, reruntuhan bangunan, dan sumur khusus.

Mereka semua langsung menghampiri Rillo dan mengelilinginya.

"Eh? Ada apa ini?"

🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸
[Rillo's POV]

Kini aku berada di puing-puing reruntuhan rumah desa milik Rea. Tempat ini sangatlah berantakan akibat kehancuran yang disebabkan oleh Wyvern.

Aku, Rea, dan para warga memindahkan beberapa puing-puing yang menghalangi jalan. Seperti Rea ingin menunjukkan aku sesuatu.

"Anu Rea, Kita sedang apa?" Tanyaku sembari masih memindahkan puing-puing.

"Akan ku beritahu nanti" jawab Rea singkat.

Singkat cerita kami semua telah berhasil memindahkan semua puing-puing reruntuhan. Kini terlihat sebuah anak tangga menuju ke arah bawah. Rea berjalan menuju anak tangga itu dan menuruninya, kami semua mengikutinya dari belakang.

"Hei, ibu. Sebenarnya ada apa?" Tanya Alleandra yang kebingungan.

Rea tak menjawabnya. Kami semua tiba disebuah pintu yang terlihat seperti dinding, ada ukiran-ukiran berwarna emas di permukaan pintunya.

Kami semua terkejut, terkecuali Rea yang sedang mengamati pintu tersebut. Di samping pintu itu, terlihat sebuah lubang berbentuk telapak tangan. Rea langsung memasukkan tangannya ke lubang tersebut. Seketika lubang berbentuk tangan itu langsung memancarkan cahaya berwarna hijau, kemudian pintu itu bergeser ke atas dan membukakan jalan.

Aku takjub dengan itu, mungkin ini bukan kali pertama aku melihat pintu yang seperti ini namun aku juga pernah melihatnya di kehidupanku yang sebelumnya, biasanya pintu seperti ini terkesan bersejarah dan kuno.

Giant Guardian of Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang