Tes pertama adalah melatih keseimbangan. Para gadis diharuskan membawa nampan berisi mangkuk, piring dan gelas tanpa bergeser sedikitpun. Lisa berhasil lolos tes ini dengan baik, sebab ia pernah bekerja di sebuah restoran sebagai pelayan selama setahun lamanya.
Tes kedua adalah membawakan secangkir teh untuk Yura dan Soorin. Lisa mengulas senyum miring samar, memandang para pesaingnya yang agak meleset dari standar. Untung saja Lisa sudah mendapatkan bocoran dari Jungkook, haha.
Lisa meletakkan cangkir di sisi kanan Yura dan Soorin dengan perlahan, meminimalisir suara yang timbul. Lisa benar-benar meletakkan cangkirnya dalam posisi yang tepat sehingga Yura dan Soorin bisa lebih mudah saat mengangkatnya.
'YASH!' Lisa bersorak dalam hati saat mendapati segaris senyum tipis dari belah bibir dua wanita itu.
Ada beberapa tes lain yang dijalani oleh para gadis. Entah mengapa, Lisa sangat menikmati kegiatan ini. Ia menikmatinya dengan sangat antusias dan penuh kepercayadirian. Mungkin ini semua dilatarbelakangi oleh tekad yang kokoh.
Jungkook selalu memerhatikannya dari tepi ruangan, sesekali melempar senyum serta kalimat pemantik semangat. Pemuda itu sama sekali tak mengganggu. Meski sempat khawatir, kini ia sudah sangat yakin seribu persen bahwa Lisa pasti bisa menyelesaikan seluruh tes dengan baik.
"Kulihat, para Nyonya Besar selalu menaruh perhatian lebih saat giliranmu." Seorang gadis bernama Yujin datang menghampiri Lisa ketika sesi istirahat makan siang. Mereka semua duduk berjajar di koridor mess khusus karyawan, masing-masing memangku sekotak bento yang disediakan. "Apa kau sudah pernah menjadi seorang pelayan di rumah besar sebelumnya?"
Lisa tersenyum tipis, menggeleng pelan. "Belum. Aku hanya banyak mempelajari dasar-dasarnya."
"Mengapa kau tertarik untuk bekerja di rumah ini?" tanya Yujin. Ia mulai menyuap telur gulung saat menambahkan, "Apa karena berita yang bulan-bulan lalu beredar?"
"Berita?"
"Ya. Soal putra bungsu keluarga Ahn yang mati muda," ringan Yujin. "Beritanya heboh sekali. Kebanyakan para gadis melamar pekerjaan di sini karena penasaran ingin melihat secara langsung semegah apa rumah keluarga Ahn setelah ramai diliput berita."
Oh, astaga. Lisa diam-diam tersenyum getir. Tidak bisakah mereka semua menaruh sedikit rasa empati atas kematian Jungkook? Entah hanya Lisa yang berlebihan atau bagaimana. Yang jelas ia merasa tak senang saat mendengarnya.
"Aku melamar kerja di sini karena aku memang membutuhkan pekerjaan," ucap Lisa pada akhirnya. Ia mengerti, tujuan utamanya masuk ke rumah ini adalah demi imbalan uang yang Jungkook janjikan setelah misi berakhir. Tapi bukan berarti ia kehilangan rasa kemanusiaan. Buktinya ia masih bersedia menampung Jungkook, mengajarinya cara-cara menjadi hantu yang baik dan benar.
Jam makan siang pun berakhir. Setelah melakukan serangkaian tes dan interview singkat, para gadis diperintahkan untuk berdiri berjajar di hadapan Yura dan Soorin. Ini saatnya pengumuman penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost in Love✔️
Horror[M] Lalisa Hwang pandai mencari keuntungan dari kelebihan yang ia miliki. Menjadi seorang indigo tidak sepenuhnya buruk, kok. Contohnya seperti pada malam di mana ia menemukan sesosok hantu nelangsa yang selalu duduk kesepian di sebuah halte bus. Ha...