Lisa melepaskan hairnet yang membungkus rambutnya, membiarkannya tergerai begitu saja. Ia juga melepaskan apron putih berendanya, kemudian melemparkan benda itu ke dalam keranjang pakaian kotor. Hela napas lelah ia hembuskan beberapa kali. Setiap hari memang selalu melelahkan. Namun berulangkali ia katakan pula bahwa dirinya cukup menyukai pekerjaan ini.
Selain karena ia bisa memperoleh uang yang banyak dari misi yang ia sepakati bersama Jungkook, orang-orang yang bekerja di tempat ini juga membuatnya nyaman. Kecuali tragedi mabuknya Jungyoon kala itu. Oh, tolong—jangan diingatkan lagi. Lisa sangat membenci momen tersebut.
"Hai!" Jungkook menyapa setelah menembus pintu masuk. "Sudah selesai bekerja?"
"Iya." Lisa merapikan rambutnya menggunakan jemari. "Tunggu sebentar, ya. Aku akan mengambil susu pisang dan susu cokelat untukmu."
Jungkook mendekat, kemudian membubuhkan kecupan di pipi Lisa. "Tidak perlu terburu-buru. Kau bisa beristirahat dulu."
Lisa terkekeh, berbalik menghadap si pemuda. "Kau itu bisa alergi, ya, kalau tidak mengecup-ngecup wajahku?"
"Alergi? Tentu saja tidak. Mencumbu dirimu adalah sesuatu yang harus aku lakukan, walau aku harus menggunakan energiku untuk melakukannya."
Lisa menarik kedua sudut bibir, mendaratkan bokong di tepi meja rias. Ia menyahut jahil. "Kalau begitu, berhenti melakukannya."
"Tidak mau."
"Kenapa tidak mau?"
Jungkook meletakkan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri tubuh Lisa, mengurung sang gadis untuk mendapatkan perhatian penuh. "Aku hanya ingin selalu mengingatkanmu, bahwa ada seorang hantu tampan yang sangat menyukaimu di sini."
Pada detik berikutnya, Jungkook menghapus jarak, mendaratkan bibirnya pada permukaan ranum Lisa untuk kemudian dipagut manis. Tak perlu mengambil jeda bagi Lisa untuk meloloskan balasan. Temperatur tubuh Jungkook jelas masih terasa dingin. Namun itu bukanlah masalah besar.
Lisa tahu, hubungan ini bukanlah sesuatu yang sehat untuk dijalin. Mereka sudah berada di dunia yang berbeda. Mereka tak memiliki masa depan untuk diraih bersama-sama. Tapi untuk sekarang biarlah seperti ini. Lisa ingin menikmati setiap detiknya bersama Jungkook, meresapi afeksi bahagia yang meletup-letup di dalam dada, sebab ini merupakan kali pertama ia jatuh cinta dengan sesosok hantu.
Jungkook menangkup wajah Lisa, memagutnya lebih dalam. Terkadang Jungkook bertanya-tanya, mengapa dirinya harus dipertemukan dengan Lisa dalam kondisi seperti ini? Tidak bisakah mereka saling mencintai di saat masih sama-sama menjadi manusia seutuhnya?
Rasa-rasanya Jungkook tak ingin segera pergi meninggalkan dunia, sebab ia takut apabila ia pergi—ia tak akan pernah bertemu lagi dengan Lisa.
Si gadis kemudian melepaskan tautan bibir lebih dulu. Ia sadar bahwa melakukan sentuhan terhadap apapun akan sangat menguras energi Jungkook. Ia lalu membelai pipi prianya, menukas lembut, "Istirahatlah. Aku akan mengambilkan minuman favoritmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost in Love✔️
Horror[M] Lalisa Hwang pandai mencari keuntungan dari kelebihan yang ia miliki. Menjadi seorang indigo tidak sepenuhnya buruk, kok. Contohnya seperti pada malam di mana ia menemukan sesosok hantu nelangsa yang selalu duduk kesepian di sebuah halte bus. Ha...