CHAPTER 15

3.1K 806 259
                                    

Kemampuan Jungkook yang bisa masuk ke alam mimpi manusia sungguh tak bisa dijelaskan dengan logika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemampuan Jungkook yang bisa masuk ke alam mimpi manusia sungguh tak bisa dijelaskan dengan logika.

Haha, lagi pula adanya dunia arwah setelah kematian, serta bagaimana dirinya bisa berkomunikasi dengan manusia seperti Lisa saja sejujurnya sudah tak bisa dijelaskan dengan akal sehat. Jadi Jungkook menganggap kemampuan barunya itu sebagai bentuk keajaiban.

Namun kau tahu? Anehnya, Jungkook hanya bisa masuk ke dalam mimpi Lisa. Ia sudah mencoba untuk masuk ke dalam mimpi Ibu, Ayah, Kakak, bahkan Bibi Yura sekalipun—tapi tak ada yang berhasil. Apa mungkin Jungkook hanya bisa melakukan itu pada manusia yang bisa melihat arwahnya saja?

Selain itu, Jungkook tak setiap malam bisa menyambangi mimpi Lisa. Ia sudah meneliti selama dua minggu, dan ia hanya bisa melakukannya setiap hari kamis saja. Sepertinya itu adalah aturan yang ditetapkan oleh para malaikat, agar ia tak bisa bersikap semena-mena terhadap semesta mimpi Lisa. Entahlah, Jungkook belum pernah bertemu lagi dengan mereka sampai detik ini.

Sekarang Jungkook sedang berjalan-jalan di area halaman belakang. Rumput hijaunya selalu rutin dirawat. Jalur bebatuan alamnya juga rajin digosok agar tidak licin saat dilintasi. Kalau dipikir-pikir, ternyata orang tuanya menggelontorkan banyak dana untuk biaya operasional di rumah ini. Ada banyak sudut rumah yang harus diurus. Ada banyak hal yang wajib diperhatikan.

Jungkook terus melangkah menjajaki bebatuan tersebut, lalu berakhir mendudukkan diri di gazebo yang menghadap langsung dengan kolam renang. Sama seperti Lisa yang sudah terbiasa melihat lokasi kejadian kecelakaan keluarganya sendiri; Jungkook juga sudah mulai terbiasa memerhatikan setiap senti rumahnya tanpa sesak yang menyiksa.

Saat masih kecil, Jungyoon-Hyung yang mengajarinya berenang. Sang kakak bahkan panik dan nyaris menangis ketika kaki Jungkook mendadak kram dan nyaris tenggelam. Jungyoon yang menyelamatkan Jungkook susah payah. Jadi ... Jungyoon tidak mungkin masuk ke dalam daftar 'kemungkinan tersangka utama', bukan?

Sedang merenung dan berpikir, tiba-tiba ekor mata Jungkook menangkap presensi Lisa yang melintasi pintu beranda, lalu masuk ke area dapur belakang.

Sebenarnya bukan itu yang menyulut perhatian Jungkook, melainkan tatkala ia menangkap sesosok presensi laki-laki yang melangkah di sisi Lisa. Kendati masih tampak canggung, namun jelas keduanya berupaya untuk berinteraksi dengan akrab. Mereka mengobrol dan saling melempar senyum.

Siapa pemuda itu? Jungkook belum pernah melihatnya.

"Nah, ini kamarmu, Taeyoon-ssi." Lisa berkata setelah ia membuka salah satu pintu kamar mess yang kosong. "Kau mendapatkan kamar yang bisa ditempati sendiri. Untuk toilet, ada di ujung koridor. Toilet perempuan dan laki-laki terpisah." Ia melirik jam yang melingkar di tangan kirinya, kemudian menambahkan, "Lalu untuk detail pekerjaannya, akan dijelaskan oleh Sopir Kim setelah beliau pulang mengantar Nyonya Yura. Mungkin sebentar lagi."

Taeyoon mengangguk paham. Senyumnya masih diukir manis, dengan lesung tipis pada pipi bagian kanan. "Sekali lagi, terima kasih. Tapi bolehkah kita bicara dengan non-formal saja? Kurasa kita bisa menjadi teman baik."

Ghost in Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang