Tepat setelah Lisa menghilang dalam jarak pandangnya, pasukan malaikat muncul di hadapan Jungkook bak sebuah kilat tanpa api. Lagi-lagi perempuan berpakaian hitam. Hanya saja, model dress dan sepatunya selalu berbeda. Lain halnya dengan empat prajurit yang mendampinginya, yang selalu mengenakan pakaian sama.
"Ahn Jungkook?"
Jungkook tersenyum satir. "Baru kali ini kau bicara padaku setelah beberapa kali bertemu."
"Namaku Anna," ucap gadis itu. "Aku—"
"Malaikat?" potong Jungkook. Tampaknya pemuda ini memang sudah pasrah. Entah akan menerima hukuman macam apa, yang terpenting ia sudah berhasil menyelamatkan Lisa.
Anna melipat kedua lengan di atas perut, tak menampik apa yang Jungkook ucapkan. "Kau sudah dua kali membuat keributan."
"Ya, karena aku tidak mau gadis itu terluka."
Anna menekan belah bibir, mengangguk-angguk sebab ia memang mengerti walau Jungkook tak menjelaskannya. "Seharusnya kami langsung menyeretmu pergi dari sini. Tapi malaikat lainnya memiliki beberapa pertimbangan. Kau—Ahn Jungkook, masih boleh bertahan di dunia manusia. Hanya saja sebagai hukuman, kau akan kehilangan kemampuan menyentuh apapun untuk sementara waktu."
Artinya Jungkook benar-benar tak bisa melakukan apa-apa di sini. Bahkan menggenggam tangan Lisa pun tak bisa ia lakukan untuk sementara waktu, entah sampai kapan. Agak menyesakkan, namun ini jauh lebih baik ketimbang ia harus berpisah dengan Lisa selamanya.
Senyum di bibir Jungkook terukir tipis. "Baiklah, terima kasih banyak. Aku sangat menghargai keputusan kalian semua."
"Yang akan kau dengar nanti mungkin akan banyak membuatmu kecewa, namun juga merasa lega," ujar Anna. Ia adalah malaikat. Jelas ia tahu banyak hal, termasuk apa saja yang sedang Jungkook cemaskan. "Aku akan datang menemuimu lagi ketika kau merasa sudah puas atas jawaban dari apa yang selalu kau pertanyakan selama ini."
Anna dan para prajuritnya melangkah keluar kamar, kemudian menghilang.
Hah ... Jungkook baru bisa bernapas tenang sekarang. Setelah dipikir-pikir kembali, dua momen di mana ia menyelamatkan Lisa memang bisa diartikan dengan 'keributan'. Ketika ia mendorong tubuh Lisa dan menahan kepala si gadis kala itu, ada beberapa pelayan dan sopir yang menyaksikannya secara langsung. Mereka merasa aneh sekaligus takut karena melihat kejadian yang tak biasa. Dan kali ini Jungkook bahkan membuat Jungyoon pingsan.
Sementara itu, momen di mana ia sering memeluk atau menggenggam tangan Lisa tidak dikategorikan sebagai 'keributan' karena gadis tersebut memang tak merasa terganggu dan tak merasa dirugikan. Sebagai hantu yang kini beranjak menjadi hantu senior, sudah semestinya Jungkook memahami persoalan ini dan mengingat-ingatnya dengan baik. Bisa dibilang, tadi dirinya terlalu dibutakan oleh emosi dan amarah sehingga tak peduli apapun yang akan terjadi pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost in Love✔️
Terror[M] Lalisa Hwang pandai mencari keuntungan dari kelebihan yang ia miliki. Menjadi seorang indigo tidak sepenuhnya buruk, kok. Contohnya seperti pada malam di mana ia menemukan sesosok hantu nelangsa yang selalu duduk kesepian di sebuah halte bus. Ha...