CHAPTER 20

3.2K 852 206
                                    

Apa yang baru saja terucap dari belah bibir Soorin membuat tubuh Lisa ikut melemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang baru saja terucap dari belah bibir Soorin membuat tubuh Lisa ikut melemas. Ia langsung jatuh terduduk di tepi ranjang, menoleh ke sudut ruang, menatap Jungkook yang juga kehilangan kalimat untuk dikuapkan. Dari sekian banyak fakta mengejutkan yang mereka peroleh di rumah ini, apa yang Soorin ucapkan barusan merupakan satu yang paling-paling-paling mengejutkan bagi mereka.

"Nyonya ... anda ..." Lisa tak sanggup banyak berkata.

Jujur saja, dari banyaknya praduga, Lisa sempat memasukkan Soorin ke dalam daftarnya. Ia sudah curiga sejak terlibat percakapan dengan Soorin. Tepatnya saat Soorin berkata, 'Jungkook sedikit naif, terlalu positif pada semua orang dan selalu mengalah. Ia masih membutuhkan perlindungan dariku meski sudah sedewasa itu.'

Menurut Lisa, terdapat kejanggalan dalam kalimat tersebut. Ia lalu mencoba memancingnya dengan berujar, 'Tuan Muda Jungkook pasti sudah bahagia di sana.'

Dan ingat apa? Soorin menjawab, 'Kau benar. Itu adalah tempat teraman untuknya.'

Namun sayangnya, saat itu Lisa tak sepenuhnya yakin. Terlebih semakin hari berlalu, ia disuguhkan dengan berbagai drama yang diperankan secara nyata oleh anggota keluarga Ahn. Mereka semua seakan memegang peran antagonis masing-masing dan memiliki banyak alasan kuat untuk menghabisi Jungkook, yang membuat Lisa harus benar-benar cermat menerka.

Lisa bahkan tidak mau menunjukkan nama-nama praduga yang sudah ia tulis pada Jungkook, karena ia masih menjaga perasaan pemuda itu. Ia tak ingin gegabah, karena ia tahu sebesar apa rasa sayang Jungkook pada sang ibu.

Tapi—sial. Lisa tersenyum getir. Ternyata salah satu kekhawatirannya benar-benar terealisasi.

Soorin mengerjap, justru lebih terkejut memandang reaksi Lisa. "Kau—jadi kau belum tahu? Jungkook belum tahu kalau—" ia mengatupkan rahang, baru menyadari bahwa secara tak langsung dirinya telah membongkar rahasianya sendiri.

Soorin lalu mengikuti arah pandang Lisa yang masih menatap ke sudut ruang. Wanita itu serta-merta bangkit. "Di mana putraku?" ia meraih-raih gelisah ke sana kemari seolah ingin menangkap presensi Jungkook. Air matanya tumpah. "Sayang ... putraku ... kau di sini, Nak? Kau bisa melihat Ibu? Kau bisa mendengar suara Ibu?"

Jungkook menatapnya dengan mata berair, memerhatikan tangan-tangan sang ibu yang berulang kali menembus tubuhnya. Ia kebingungan, bertanya-tanya mengenai apa yang salah. Mengapa ia harus dibunuh? Dan kenapa justru Ibu yang malah membunuhnya?

Rasanya sangat menyakitkan. Pedih. Hatinya bak disayat-sayat belati. Suaranya bergetar rapuh ketika ia bertanya, "Kenapa Ibu ... melakukannya?"

Lisa mengusap sebulir air mata yang mengalir. Ia menahan napas sejenak, sebelum lantas berkata, "Jungkook bilang, kenapa Nyonya melakukannya?"

Soorin menoleh terkesiap. "Jungkook yang bertanya?"

"Ya." Lisa mengangkat tangan kirinya, menunjuk pada ujung ruang kamarnya. "Dia berdiri di sana; sedang mendengar dan menyaksikan."

Ghost in Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang