Chapter 10

67 4 46
                                    

Di kelas, Argus dan Hanzo menyaksikan Odette dan Hayabusa yang sedang bercinta. Odette yang merasa malu pun segera turun dari meja, membuat Hayabusa merasa canggung dan cepat-cepat mengambil maskernya yang ditarik Odette tadi.

"Kalian berdua ngapain sih?" Tanya Argus. Odette nyengir ke arahnya dan memalingkan wajah ke arah lain. Hayabusa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, merasa canggung dengan yang dilakukannya barusan.

"Anu, tadi..."

"Kaget aja sumpah, ternyata Hayabusa sange ke kakaknya sendiri padahal sering nyangkal mulu."

Hayabusa hanya menyembunyikan wajahnya saat Hanzo mencoba mengungkit masa denialnya. Odette melirik ke arah Argus yang digendong Hanzo, kemudian nyengir kuda.

"Kalian juga gak ada bedanya. Apalagi tadi udah dua kali bercinta."

"Tapi setidaknya kita di tempat yang aman."

"Bercinta tetaplah bercinta."

"Yang penting gak di tempat umum."

Odette dan Hanzo pun sibuk adu bacot mengenai "bercinta" sementara Argus hanya memandang Hayabusa yang terlihat canggung. Dia tahu Hayabusa bukanlah tipe orang yang serame Odette yang notabene adalah kakaknya, jadi Argus tidak heran dengan perangai lelaki bermasker di depannya itu.

"A-anu, tadi cuma ciuman kok. Gak lebih, sumpah..."

Hayabusa berusaha meyakinkan Argus bahwa tidak ada hal aneh yang terjadi. Odette yang mendengar hal itu langsung menoleh, wajahnya terlihat sedikit syok.

"Cuma ciuman? Mana ada ciuman biasa yang pake lidah. Hayabusa mesti gitu, makanya aku ogah mau ciuman sama lu." Omel Odette merasa sok tersakiti. Hayabusa hanya memalingkan wajah, pipinya sangat merah setelah diomeli Odette barusan. Hanzo hanya menggelengkan kepala dan menaruh badan Argus ke atas meja guru sebelum berjalan ke arah bangkunya, mengambil tas ranselnya. Sementara Hanzo mengambil tasnya yang ternyata ditumpuk bersama dengan tas milik Argus, ada Fanny dan Aldous yang masuk ke kelas. Raut wajah Fanny terlihat sebal. Dia seenaknya nyelonong masuk dan duduk di meja dekat Argus.

"Huh, hujan aja teros! Males bet hujan-hujanan, mana lagi datang bulan pula." Keluh Fanny.

"Udah musimnya kali, hadapi aja." Balas Odette yang tidak kalah sebalnya tapi hanya bisa pasrah. Fanny mendengus kesal, dia masih duduk di meja yang sama sembari memainkan hp. Argus mengayunkan kakinya, bosan karena harus menunggu hujan reda. Hanzo kembali dan menaruh tas ransel hitam-merah di pangkuan Argus sebelum ikut duduk di sebelah kakaknya. Dia memeluk tas berwarna hijau gelap sembari menatap jendela, terlihat manis di penglihatan Argus.

"Btw, kayaknya aku baru sadar kalo Argus sama Hanzo lagi tukeran seragam." Celetuk Fanny yang merasa aneh dengan seragam yang dikenakan Hanzo. Reaksi lelaki berambut merah itu hanya acuh, toh besok juga dicuci jadi tidak masalah.

"Seragamnya Hanzo rada besar di badanku, tapi aku suka soalnya kerasa longgar banget." Balas Argus sembari memeluk tas hitam-merah di pangkuannya. Hanzo melirik ke arah kakaknya dan diam-diam tersenyum, namun Hayabusa mengetahuinya.

"Nzo, senyum-senyum sendiri tuh pertanda kelainan jiwa lho." Ujar Hayabusa. Argus menoleh ke Hanzo yang salah tingkah.

"Kenapa Nzo?"

"Ah, gak ada... Tapi kayaknya kakak suka sama tasku itu deh, besok mau tukeran gak? Kebetulan aku juga suka tasnya kak Argus." Tawar Hanzo seraya memandang ke tas hitam-merah di pangkuan Argus. Fanny dan Odette saling pandang, sementara Hayabusa dan Aldous sama sekali tidak merasa aneh dengan kalimat Hanzo barusan.

"Kalian kayaknya udah biasa-"

"Yep, bahkan udah pernah tukeran celana dalam. Gak aneh kok, kan sama kakak sendiri." Ujar Hanzo masih acuh dengan reaksi dari yang lainnya.

Perfect WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang