Chapter 2

109 11 1
                                    

Reaksi Argus sangat terkejut saat Fredrinn mengatakan bahwa dirinya menyukai Zhask. Dia mencoba menempelkan tangannya yang masih bebas pada dahi Fredrinn untuk memastikan bahwa Fredrinn baik-baik saja.

"Gak panas sih, tapi ini beneran kan? Kak Fredrinn serius soal ini?"

Fredrinn tertawa canggung, dia masih meremas tangan Argus dan tersenyum malu. Argus menghela napas, tidak mengerti harus bicara apa.

"Sebenernya aku mau ngomong langsung ke Zhask, tapi aku juga tahu bahwa Yu Zhong menyukai orang yang sama. Jadi aku belum berani bilang apapun soal perasaanku ini, takut bakal bikin Yu Zhong tersinggung." Jelas Fredrinn dengan suara lirih. Argus menggelengkan kepala, Fredrinn yang menurutnya tidak tahu malu ini takut membuat Yu Zhong marah? Dia ingin melepaskan tangannya, namun cengkeraman Fredrinn malah semakin menegang.

"Kak Fredrinn, tanganku..."

"Gus, tolongin aku ya? Nanti aku turutin semua keinginanmu yang gak diijinkan Zhask. Kumohon, cuma kamu satu-satunya yang bisa kumintai tolong"

"Tapi kak, aku—"

"Plis Gus."

Argus terdiam, Fredrinn tidak biasanya sengeyel ini jika ingin sesuatu. Entah mengapa dirinya merasakan sedikit perih di dadanya, tapi tidak tahu apa penyebabnya. Kemudian Argus memalingkan wajah, kemudian menghembuskan napas dengan berat.

"Biar kucoba nanti."

***

Waktu istirahat pertama, Argus hanya diam dan mengaduk-aduk baksonya dengan malas. Di sebelahnya ada Odette yang sedang bergosip bersama Kagura dan Fanny— Aldous tidak ikut karena harus mengerjakan remidi matematika. Secara tidak sengaja, Odette menoleh ke arah Argus dan menyadari bahwa lelaki itu sedang tidak baik-baik saja. Dia memberanikan diri untuk memegang pundak Argus, penasaran dengan keadaannya.

"Gus, gak papa kan?" Tanya Odette khawatir. Argus melirik, kemudian mendengus kesal. Kagura dan Fanny yang mendengar suara Argus yang sedang kesal langsung menatap Odette dengan tatapan bertanya-tanya.

"Kenapa? Ada yang nakal lagi? Si Kimmy berulah?"

Argus menggeleng, membuat Odette bingung. Lantas apa penyebab Argus murung? Kagura mencoba untuk berpikir, kemudian langsung melontarkan tebakannya secara asal.

"Pasti soal kak Fredrinn kan?"

Argus mendengus semakin keras, membuat ketiga cewek itu saling bertatapan dan langsung mengerti permasalahannya. Odette menyentuh tangan Argus, namun lelaki itu menepisnya.

"Jangan pegang-pegang, aku gak mau bekas pegangannya hilang." Kata Argus dingin. Odette merasa bingung, kemudian segera sadar dengan maksud dari Argus.

"Kak Fredrinn tadi megang tanganmu kah?"

"Iya sih, bukan dipegang lagi... Tapi sampe diremas gitu, entah kenapa pula dia gitu."

"Bentar, sampe diremas? Kak Fredrinn ngeremas tanganmu?"

"Heem, kenapa? Ada masalah kah?"

Kagura memasang pose berpikir keras, diikuti oleh Odette dan Fanny yang juga terlihat fokus memikirkan sesuatu. Argus merasa bingung, kemudian memutuskan untuk beranjak dari tempatnya tanpa memakan bakso yang dari tadi dia aduk-aduk.

"Aku pergi dulu guys, bentar lagi waktunya masuk kelas."

Argus pergi meninggalkan tiga gadis itu yang hanya bereaksi ala kadarnya dan kembali berpikir. Sesaat kemudian Kagura teringat sesuatu.

"Bentar, tadi Argus bilang kak Fredrinn megang tangannya sampe diremas-remas gitu kan? Kayaknya aku ingat sesuatu deh." Celetuk Kagura seperti mendapatkan rejeki nomplok.

Perfect WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang