Chapter 8 🚫

435 9 18
                                    

Hanzo dan Argus berjalan berdua menuju gudang sekolah yang berada di bagian paling pojok taman belakang sekolah. Gudang tersebut terkenal sebagai tempat untuk melakukan hubungan seksual. Keduanya pun akhirnya sampai di depan gudang tersebut yang sudah dipenuhi oleh tulisan dengan nama pasangan yang pernah sex di dalam sana. Argus menelan ludah, Hanzo ingin melakukannya di sini?

"Nzo, tempat ini..."

"Di sini gak bakal ada guru yang mergokin, tenang aja. Lagipula, aku juga udah sediakan kondom kok di dalam dan bisa dipake kalo aku ke sini bareng seseorang." Kata Hanzo sembari membuka pintu gudang. Di dalam ada banyak sekali bungkus kondom, puntung rokok, dan kaleng soda berserakan. Bahkan Argus melihat ada kondom usang yang terlihat sudah terpakai dibiarkan tergeletak begitu saja lengkap dengan cairan lengket di dalamnya yang sudah mencair. Argus menggeleng, tempat ini benar-benar kacau.

"Sepertinya orang-orang gak mau ketahuan ngelakuin sex di sini, makanya sampah kondomnya dibiarin gitu aja." Gumam Argus. Dia pun mencoba duduk di atas sebuah kotak kayu lapuk yang berada di dekat matras merah sebelum Hanzo melihat ke arah matras tersebut.

"Hmm, matras merah itu kayaknya yang paling bersih dari semua alas yang tersedia. Aku tutup dulu pintunya biar gak ada yang masuk."

Setelah itu, Hanzo segera berlari ke pintu dan menutupnya dengan rapat. Dia tidak lupa untuk merantai pintunya menggunakan rantai dan gembok yang sudah disediakan di sana lengkap dengan kuncinya. Kemudian Hanzo berjalan ke arah Argus dengan mudah meskipun di dalam gudang tersebut tidak memiliki cukup penerangan. Dia mengangkat sebuah karpet tebal yang masih terlipat rapi di dekat matras merah itu dan mengeluarkan sekotak kondom yang sudah penyok karena tekanan dari karpet sebelum akhirnya dia menoleh ke Argus.

"Tenang kak, kondomnya aman kok. Kotaknya aja yang penyok, tapi isinya aman."

Argus hanya mengangguk sebelum dirinya melepaskan atasan seragam yang dipakainya, tidak mau Hanzo menunggu. Dia juga melepas kaus hitam tipis yang dipakainya juga. Sekarang Argus bertelanjang dada di hadapan Hanzo yang juga melepas seragamnya. Lelaki berambut hijau itu sedikit malu dengan keadaan dirinya yang sudah tidak memakai atasan.

"Kak Argus badannya kurus banget, aku jadi mikir apakah 'adik kecil' kak Zhask menonjol dari perut kak Argus saat sex?"

"Menonjol sih, tapi gak terlalu keliatan. Cuma kayak benjolan kecil gitu." Balas Argus tenang. Dia sekarang melepas semua hal yang tersisa di tubuhnya kecuali celana dalamnya. Hanzo bisa melihat penis Argus menonjol di balik celana dalam kakaknya kemudian tersenyum kecil.

"Sepertinya ada yang gak sabaran nih."

Hanzo melepas semua hal yang ada di tubuhnya dan kemudian merebahkan diri di atas matras. Dia sudah memposisikan diri seperti seorang bottom, terbiasa dengan posisi itu tiap bersama Argus. Namun reaksi Argus hanya diam dan menunduk sebelum dirinya menghela napas panjang.

"Nzo... Boleh gak kali ini kakak aja yang jadi bottom? Bukannya gimana ya, tapi kakak cuma pingin aja ngerasain dimasukin sama Hanzo." Ujar Argus. Hanzo mengernyitkan dahi, tumben Argus menawarkan diri untuk menjadi bottom?

"Kakak gak papa kan? Penisku panjang dan aku takut kalo ini gak bisa semua masuk ke dalam."

"Udahlah Hanzo, kakak gak papa kok. Ayo ganti posisi, kakak mau liat kamu mendominasi sex kali ini. Bukannya hal ini yang kamu inginkan? Mendominasi kakakmu di ranjang?"

Hanzo yang tidak bisa berkata apapun karena Argus berhasil membuatnya kalah omongan pun akhirnya menyingkir dari matras merah tersebut. Kemudian Argus segera merebahkan diri di atas matras itu dan memandang ke Hanzo yang mengambil sebungkus kondom.

Perfect WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang