Chapter 17

86 3 100
                                    

Di kamar, Argus sedang rebahan malas di atas kasurnya. Tanpa pakaian selain celana boxer hitam, Argus terlalu capek untuk ganti baju. Tubuhnya serasa mau remuk karena dia "main" dengan Fredrinn dan Hanzo masing-masing 3 ronde. Tugas osisnya? Sudah ditangani Kagura, tinggal minta stempel dan tanda tangan pembina osis saja.

"Aduh, rasanya tubuhku kayak mau remuk. Nyesel juga ngebiarin mereka berdua terus-terusan selama tiga ronde per orang..."

Argus tertawa kecil mengingat bagaimana Fredrinn dan Hanzo yang terlihat sangat menikmati dirinya. Lelaki berambut hijau itu juga kepikiran dengan spermanya yang dibilang manis oleh mereka. Mungkin karena Argus makan banyak kue? Ketika Argus termenung, tiba-tiba hpnya berdering. Dia segera meraih hpnya yang tergeletak di atas kasur dan melihat siapa yang meneleponnya.

"Kak Fredrinn? Hmmm... Mana minta video call lagi, hadeh. Apa boleh buat."

Argus menerima panggilan video itu dan terkejut karena Fredrinn... Dia sedang berendam di bathub, telanjang bulat, sembari video call dengan kekasihnya itu. Senyum manis Fredrinn juga terlihat di sana.

"Hey sayang, udah mandi?" Tanya Fredrinn lembut. Argus menggeleng sambil menelan ludah, kekasihnya terlihat manis dan kekar. Walaupun sudah beberapa kali melihat Fredrinn bugil, Argus tidak pernah bosan. Fredrinn tertawa kecil saat tahu Argus belum mandi.

"Belum mandi ya? Wah, padahal mau kuajak kencan lho bentar lagi."

"Huh, kencan?"

"Yep, kita pacaran selama beberapa hari ini tapi belum pernah kencan. Kamu maunya kita kencan kemana? Aku mah ngikut aja. Sekalian ajak si Hanzo biar gak ngambek."

"Tapi Hanzo lagi kerja kelompok sama Hayabusa, gimana?"

"Hmm... Gini aja Gus, kamu mandi aja dulu. Nanti kujemput sekitar jam 6, oke? Ditunggu ya sayang, cepet mandi sana."

"Jangan dimatiin dong kak, pingin ditemenin pas mandi, hehehe."

Argus tersipu setelah mengatakan itu karena Fredrinn tertawa kecil mendengar itu. Dia tersenyum manis lagi dan mengangguk, sembari menaruh hpnya agar Fredrinn bisa leluasa bergerak di dalam bathub. Tanpa banyak bacot Argus bangkit dari kasur, menyambar handuknya dan langsung ke kamar mandi sambil terus memegang hp yang masih menunjukkan video call dengan Fredrinn. Begitu sudah masuk kamar mandi, Argus menutup pintu dan segera menyalakan bathub sembari melepas boxernya. Fredrinn nyengir melihat penis Argus yang sedang "tidur".

"Punyamu tangguh juga Gus, bisa kuat 6 ronde. Belum lagi penismu ibarat kayak bunga, trus aku jadi lebahnya yang ngehisep sperma manismu~"

"A-apaan sih kak? Kok bicara soal spermaku? Kan aku jadi malu, soalnya aku masih makan makanan manis mulu, tau sendiri kan aku rada sulit makan kalo gak manis."

Balasan Argus mendapatkan tawa dari Fredrinn yang nyengir nakal dari video call. Dia sengaja menunjukkan badannya yang maskulin basah oleh air sabun. Argus terus menatap badan Fredrinn sembari memasuki bathtub, berendam di dalamnya.

"Nih kak, aku udah berendam. Sekarang udah jam 5 lebih, cepetan ya? Kangen." Ujar Argus lirih. Lelaki berambut hijau itu berusaha untuk manja ke Fredrinn, tapi dia merasa aneh jika harus bersikap manja seperti para bottom feminim di luar sana. Apalagi Argus adalah seorang ketua osis, makin gak mungkin baginya untuk manja-manjaan. Secara visual saja Argus tidak punya ciri cowok feminim, bisa bayangkan jika Argus tiba-tiba aegyo atau bersikap imut?

***

Argus selesai berganti baju dan dia sedang menyisir rambutnya. Tentu saja demi bisa terlihat menarik di depan Fredrinn. Lelaki itu memakai jaket hijau gelapnya, menutupi sweater garis hitam-putih yang dipakainya. Ketika Argus sibuk memikirkan sepatu mana yang akan dipakainya ketika sepasang tangan menutup matanya. Terdengar suara yang familiar bagi Argus.

Perfect WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang