(Fase 2) Chapter 23

24 2 17
                                    

Besoknya, hari ketiga acara siswa baru masih berjalan dengan lancar. Namun hari ini lebih banyak diisi oleh anak-anak pengawas sekolah. Sementara anak osis sedang sibuk di ruang osis, mereka fokus membagi kelas untuk tiap siswa baru. Namun beruntung sekali acara tetap berjalan mulus... Karena Fredrinn yang ternyata juga mendapat perhatian lebih dari siswa baru. Ketika waktu istirahat, Fredrinn langsung pergi ke ruang osis untuk melihat kekasihnya. Saat dia membuka pintu, Fredrinn melihat Argus yang sedang duduk di kursinya dengan beberapa tumpuk dokumen yang diyakini sebagai berkas siswa baru.

"Sayang, gimana kerjaannya? Ada masalah gak?" Tanya Fredrinn yang langsung berjalan ke arah Argus. Kemana yang lain? Mereka sedang dipanggil bu Jennie, jadilah Argus sendirian di ruang osis. Argus menoleh ke arah Fredrinn sebelum keduanya berciuman.

"Ini kak, siswa tahun ini lumayan banyak. Ini cuma yang baru doang, kalo yang pindahan udah diurus dari tempo hari." Jawab Argus. Fredrinn hanya manggut-manggut, sebelum duduk di kursi lain. Dia mengambil satu dokumen dan membaca isinya, sebelum menoleh ke Argus lagi.

"Gus, ini anak pindahan juga. Kok bisa di sini?"

Argus yang mendengar pertanyaan Fredrinn mengernyitkan dahi, sebelum mengambil dokumen itu. Dia membaca isi dokumen itu sejenak.

"Zhuxin Lee... Ah iya, aku lupa. Tapi anak ini gak muncul sama sekali dari hari pertama. Kak Fredrinn liat dia gak?"

"Enggak, tadi pas absen gak ada tuh yang namanya Zhuxin. Aneh..."

Argus dan Fredrinn sama-sama bingung, merasa tidak pernah melihat gadis bernama Zhuxin sejak hari pertama acara. Karena terlalu fokus pada dokumen milik Zhuxin, Argus lupa pada tugas aslinya. Beruntung Hanzo datang dan melihat tumpukan dokumen yang belum kunjung selesai.

"Kak Argus, belum selesai juga? Ini juga Fredrinn, bukannya—"

"Nzo, kakak masih bingung... Emang sejak hari pertama acara ada ya gadis bernama Zhuxin Lee? Nih Nzo, baca aja sendiri." Potong Argus sembari menyodorkan dokumen Zhuxin ke Hanzo. Lelaki berambut merah itu segera menerimanya dan membawa isi dokumen itu.

"Zhuxin? Lha iya, aku gak liat cewek ini sama sekali. Dan ini tertulis siswa pindahan? Duh, Odette goblok. Udah aku bilangin tolong dipisah antara dokumen siswa baru dan pindahan, eh masih gak ngedengerin aja. Aku yakin di tumpukan ini pasti masih ada yang pindahan. Gini aja deh, kak Argus istirahat aja. Biar aku yang urus semua ini, emang nih Odette bego." Ujar Hanzo yang langsung mengambil alih tugas. Argus ingin menolak, namun Hanzo keburu mengecup bibirnya, membuat lelaki itu terdiam.

"Udah, gak usah protes. Udah kucium kan? Dah sana, ikut si Fredrinn ke aula aja. Aku yang bakal urus ini. Kakak tenang aja." Lanjut Hanzo, dia mengecup Argus lagi untuk mempertegas kalimatnya barusan. Argus hanya bisa mengangguk, ciuman Hanzo masih terasa di bibirnya. Dia segera bangkit dari kursinya kemudian menoleh ke Fredrinn sebelum kembali melihat Hanzo. Dengan cepat Argus segera merangkul tubuh adiknya, membuat Hanzo memutar bola matanya tapi dia hanya terkekeh lirih melihat tingkah kakaknya.

"Iya kak, aku tau. Udah sana, nanti kita ketemu lagi pas pulang, oke?" Bisik Hanzo. Argus mengangguk kemudian melepaskan pelukannya, sebenarnya Argus merasa terpaksa tapi dia harus melakukannya karena Hanzo pasti akan menemuinya saat pulang nanti. Dia pergi meninggalkan ruangan bersama Fredrinn, sementara Hanzo fokus pada dokumen yang dia tahu pasti berantakan.

"Haduh, Odette bego... Nah kan, ini murid pindahan juga kok dicampur di sini? Goblok goblok..."

***

Di aula, Argus sedang membereskan sisa-sisa dari kegiatan tadi. Dia menghela napas, besok adalah hari terakhir acara dan dia akan segera kembali memakai seragam biasanya, hanya ganti kelas jadi kelas 4.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang