"Aku pergi kerja dulu ya mah!" Christy sudah siap pergi sekarang, blazer berwarna putih ia taruh pada lengan sebelah kirinya. "Mamah sama papah kalo mau pergi keluar bilang aja sama aku, nanti uangnya aku transfer" lanjutnya sembari mengambil kunci mobil yang ia letakkan pada lemari dekat televisi.
"Oke sayang, mamah cuma mau beli beberapa oleh-oleh doang sih buat kakak kamu sama tetangga disana." Jawab Aya. Mereka di jakarta tidak lama, besok juga sudah pulang lagi ke bali. Karena sang suami masih harus menyelesaikan beberapa kerjaannya. Niat awal ke jakarta cuma ingin membujuk anaknya, agar secepatnya menikah. Tetapi dugaannya selama ini salah, anak bungsunya itu ternyata sudah mempunyai seorang kekasih.
"Ohiya mah, aku juga nitip tas nanti buat anaknya kak Chika. Aku udah janji sama dia buat beliin dia tas"
"Terus tasnya mana? Kamu udah beli?"
"Belum sih. tapi nanti aja deh, pulang dari rumah sakit aku mampir dulu ke mall"
"Enggak pergi sama pacar kamu aja?"
"Apaan sih mah, orang pergi ke mall beli tas doang. Udah ah aku pergi, nanti telat lagi!" Christy buru-buru keluar dari apartemennya, ia menghindari pertanyaan-pertanyaan yang ibunya berikan padanya. Jika dirinya tidak memilih untuk pergi, obrolan itu akan berlanjut sampai lama.
"Mau berangkat dok?" Tanya Kenzie. Mereka secara kebetulan sama-sama baru keluar dari apartemennya masing-masing. "Apasih, gausah ganggu deh!" Jawab Christy cuek.
"Dih, orang nanya gitu doang marah." Gumam Kenzie. Sayangnya, Christy masih bisa mendengar suara Kenzie itu.
"Apa lo! Gausah ikutin aku!"
"Dih, siapa yang ikutin kamu. Kepedean banget jadi orang, heran!" Kenzie berjalan lebih dulu meninggalkan Christy yang masih terdiam dengan wajah super datar.
Sampainya mereka ditempat parkir apartemen mereka, Christy masih berjalan dibelakang Kenzie. "Tuh, yang ada mah kamu yang ikutin aku!" Ujar Kenzie saat sudah disamping mobilnya. "Mau nebeng? Sorry ya, gabisa." Lanjutnya dan buru-buru masuk kedalam mobil, ia tau perempuan itu pasti akan mengamuk kepadanya.
"Siapa juga yang mau nebeng, orang aku mau masuk ke mobil aku sendiri. Dasar, manusia aneh!" Jawab Christy sedikit berteriak, karena kesal dengan perkataan Kenzie. "Huh.." sebelum masuk kedalam mobilnya, Christy menyempatkan untuk menendang ban mobil milik Kenzie dahulu.
"Eh, apa-apaan lo!" Kenzie keluar dari mobilnya, ia tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Christy. "Dasar, nenek lampir!" Umpat Kenzie, ia juga membalas menendang ban mobil milik Christy.
Christy memutuskan untuk menjalankan mobilnya meninggalkan Kenzie yang masih tampak kesal padanya. "Cewe gila!" Teriak Kenzie
"Hahaha..." Christy tertawa sangat puas didalam mobilnya. Sepertinya apa yang dia lakukan untuk mengerjai Kenzie tidak sia-sia, dia jadi mendapat hiburan gratis dari perbuatannya.
Singkat cerita, sekarang hari sudah kembali malam. Christy baru saja menyelesaikan tugasnya dan merapikan kembali alat-alat yang seharian dia pakai. Christy berjalan keluar dari rumah sakit, menuju parkiran tempat ia menaruh mobilnya. Terlihat dari kejauhan, ada seorang laki-laki yang bersandar didepan mobil miliknya. Christy menyipitkan kedua matanya, supaya dapat terlihat jelas siapa orang tersebut.
"Kenzie?"
"Ngapain kamu disini?" Christy terheran, kenapa laki-laki itu ada disini? Apakah dia menunggu dirinya?"Aku disuruh mamah kamu kesini. Katanya kamu mau beli tas, buat keponakan kamu" jawab Kenzie. Memang dirinya tadi disuruh oleh ibunya Christy. Padahal dirinya juga baru saja pulang dari kerjanya. Tetapi, Kenzie tetap Kenzie. Dia selalu merasa tidak enak jika menolak permintaan orang, apalagi ini permintaan dari mamahnya Christy.
"Udah gausah, kamu pulang aja sana. Lagian aku bawa mobil sendiri" Christy menolak, ia merasa tidak enak jika harus merepotkan laki-laki itu lagi. Untuk sekarang juga kan, dirinya membawa mobil sendiri. Tidak mungkin kan, jika harus ditinggal disini?
"Mobil kamu tinggalin disini aja"
"Terus besok aku kesini gimana? Masa harus naik taxi online?"
"Udah lah, jangan sok ngide kamu" Christy tidak setuju dengan usulan Kenzie. Masa dirinya harus naik taxi, untuk besok pergi kerja. Walaupun dirinya masih sanggup membayar ongkosnya, tetapi lebih baik jika untuk mengisi bensin mobil miliknya saja."Udah cepet ah, besok aku bisa anter kamu!" Kenzie menarik lengan Christy, untuk pergi menuju ke mobil miliknya. Jika tidak seperti itu, wanita yang tangannya dalam genggamannya ini akan terus berbicara tanpa henti.
Bunda Shani sekarang berada dikamar anaknya, kamar Kenzie dan Christoper. Memang keduanya yang meminta untuk satu kamar, entahlah mungkin supaya ada teman mengobrol. Bunda Shani membayangkan suasana waktu dulu, waktu semuanya masih ada. Interaksi Kenzie dan Christoper yang selalu saja ada keributan, suara-suara yang bersumber dari kamar tersebut terdengar sampai larut malam.
Tanpa disadari, air mata jatuh dari matanya. Ia begitu merindukan semuanya. merindukan sang suami, merindukan anak bungsunya yang selalu manja padanya, dan sekarang merindukan Kenzie yang tak kunjung pulang kerumah.
Bunda Shani berpikir, seharusnya dia tidak menerima pria yang sekarang jadi suaminya. Padahal, Kenzie sudah menolak mentah-mentah pernikahannya. Namun dirinya tidak mendengarkan kemauan anaknya. Ia malah menerima pria yang menjadi sumber masalah dari keluarganya.
Ia mengambil bingkai foto yang terpajang dimeja kamar anaknya, diusapnya secara perlahan. "Bunda kangen kalian berdua sayang. Kangen kalian yang selalu ada didekat bunda..."
"Kenzie...kapan kamu mau pulang kerumah hiks...bunda kangen kamu" sebenarnya dia sering berkomusikasi dengan Kenzie, tetapi hanya lewat sebuah chat saja. Dirinya pun selalu menanyakan kapan anaknya pulang kerumah, namun Kenzie selalu menjawab 'nanti'.
**
*
Gimana kabar kalian, baik? Maaf ya abis ngilang beberapa hari heheh...
Ohiya, diliat-liat followers dikit lagi 100 tuh. Bisa kali 9 orang lagi itu...TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA 🙏🏼
TERIMAKASIH JUGA SUDAH VOTE 🙏🏼See U Next Chapter! 👋🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Rumahku
Romance[CHRISZEE] [COMPLETED] "Kau bagaikan rumah bagiku..." "Tetap bersamaku ya..." Mengisahkan seorang pria bernama Kenzie, menemukan seorang wanita yang dia anggap rumah. Pertemuannya cukup konyol, mereka bertemu dirumah sakit. Kenzie yang saat itu seda...