Dokter pun akhirnya keluar, para suster pun sudah membawa alat-alat yang yang sudah dipakai untuk menangani pasien tadi. "Loh, dokter Christy belum pulang?" Tanya doker Saipul, dokter yang menangani pasien tadi diruang IGD.
"Belum dok. Ohiya, pasien tadi kenapa? Kok kayak lama banget nanganinnya?" Tanya Christy balik, ia begitu penasaran dengan pasien tadi.
"Itu dok, dia mengalami kecelakaan tunggal. Sampe sekarang tidak sadarkan diri" jawab dokter Saipul. "Yaudah dok, saya tinggal dulu ya! Masih ada kerjaan yang harus diselesaikan" lanjutnya, Christy pun mengangguk sebagai jawaban. Setelah dokter Saipul pergi, Christy mencoba melihat pasien didalam dari arah jendela. Ia membulatkan matanya sempurna, ternyata benar dugaannya. Ia sangat-sangat mengenal pasien tersebut.
"Ken-Kenzie..." gumamnya, langsung saja ia membuka pintu ruangan tersebut dan mendekat menuju bangsal. "Kamu kenapa bisa kayak gini sih?" Christy dengan reflek menggenggam tangan Kenzie yang masih saja belum tersadar.
"Aku harus kabarin keluarganya!" Christy mencari Handphone milik Kenzie, untung saja Handphone itu masih berada pada saku jas milik Kenzie. Christy mencari nama keluarga Kenzie dipencarian kontak Handphone tersebut, dia menemukan nama 'bunda' disitu.
Christy langsung saja menyalin nomor tersebut, pada Handphone miliknya. "Halo, tante..." ujar Christy setelah sambungan telfon itu terjawab.
"Halo...maaf, ini siapa ya?" Tanya Shani, karena ia sangat asing dengan suara tersebut.
"Maaf tante, ini Christy temen dari Kenzie. Aku dapet nomor ini dari Handphone Kenzie tante..." Christy menjelaskan terlebih dahulu, darimana ia bisa mendapat nomor ibu dari Kenzie. "Maaf sekali lagi tante. Aku mau kasih kabar, kalo Ken-Kenzie..." Christy sangat takut mengatakan itu, ia khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kenzie kenapa? Anak saya kenapa?" Shani bertanya bertubi-tubi, ia khawatir dengan keadaan anaknya.
"Kenzie kece-kecelakaan tante..." Christy akhirnya menjelaskan, bagaimanapun pihak keluarga Kenzie harus tau tentang hal ini. Terdengar dari sebrang sana, sepertinya Shani sudah menangis sekarang.
"Sekarang ada dimana? Saya akan kesitu secepatnya!" Shani berjalan menuju kekamarnya. Handphone yang masih tertempel pada telinganya, ia juga sembari mempersiapkan diri dan bawaannya untuk pergi menuju anaknya.
"Rumah sakit Pelita tante..." jawab Christy.
"Oke, saya akan segera kesana. Tolong jaga anak saya dulu ya, sebelum saya sampai disana!" Shani berjalan keluar rumahnya, memanggil sang security rumah yang merangkap menjadi supir pribadinya. Setelahnya, mobil itu berjalan menuju tempat dimana Kenzie berada sekarang.
Panggilan telfon itu terputus, Christy mematikan handphone miliknya dan meletakkan disamping tubuh Kenzie. Tangannya terulur kembali, memegang dan mengelusnya secara lembut. "Sabar dulu ya Zie, bunda kamu mau kesini kok." Ujar Christy, menatap lekat wajah Kenzie yang masih saja menutup matanya. "Kamu cepetan bangun, sebelum bundamu dateng! Kasian loh, nanti dia khawatir liat keadaan kamu" lanjut Christy, mengajak ngobrol Kenzie. Walaupun Kenzie masih belum tersadar, tetapi dirinya yakin laki-laki itu masih bisa mendengar suaranya.
Entah keajaiban dari mana? baru saja Christy menutup mulutnya, jari jemari Kenzie sedikit ada pergerakan. Dirinya langsung saja keluar dari ruangan tersebut, untuk menemui dokter tadi. Memang dirinya juga seorang dokter, namun ia tidak tau tentang kondisi Kenzie sekarang.
Christy datang ke ruangan Kenzie dengan dokter Saipul dan para suster, mereka langsung memeriksa keadaan Kenzie.
"Ssshhh..." lirih Kenzie, ia juga mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk pada matanya. Seluruh tubuhnya terasa sangat sakit sekarang, entah kenapa dirinya juga bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Rumahku
Romance[CHRISZEE] [COMPLETED] "Kau bagaikan rumah bagiku..." "Tetap bersamaku ya..." Mengisahkan seorang pria bernama Kenzie, menemukan seorang wanita yang dia anggap rumah. Pertemuannya cukup konyol, mereka bertemu dirumah sakit. Kenzie yang saat itu seda...