Kenzie melihat sekelilingnya, tempat itu sangat asing bagi dirinya. Terlihat padang rumput yang terbentang luas, hanya ada satu pohon besar yang berdiri disana. Dimana dirinya sekarang? Mengapa dirinya bisa berada disini? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul dalam otaknya.
Kenzie dengan ragu, berjalan kearah pohon itu. Kenzie menyipitkan kedua matanya, kala melihat ada seseorang yang duduk sendirian disana. Ia pun dengan berani, menghampiri orang tersebut.
Deg...
Kenzie mematung, ketika melihat secara langsung siapa orang tersebut."Christop?"
"Loh? Zie? Ngapain lo ada disini?" Jawab orang yang dipanggil Christop tersebut. Tanpa merespon jawabannya, Kenzie segera memeluk orang tersebut. Dirinya juga bingung ada disini, tetapi dirinya sangat tidak menyangka akan bertemu dengan adik kembarnya tersebut.
"Udah sana lo pulang, ini bukan tempat lo!" Lanjut Christop, melepaskan pelukan saudara kembarnya itu.
"Ini emang dimana sih Chris? Jujur gue bingung banget, kenapa tiba-tiba ada disini"
"Lo gak perlu tau, yang penting ini bukan tempat lo!"
"Tapi disini kayaknya enak ya, tenang banget suasananya" ujar Kenzie menatap kearah depannya.
Christop diam, tanpa merespon perkataan saudara kembarnya itu. Tangannya sibuk mencoret-coret kanvas yang ada didepannya. "Lo gak pernah berubah ya" ujar Kenzie tiba-tiba, membuat Christop menatapnya heran. "Iya, lo gak pernah berubah. Dari dulu selalu sibuk dengan lukisan lo itu" lanjutnya.
"Gue kasian sama bunda Chris, waktu lo pergi ninggalin bunda. Bunda selalu nangis sendirian dikamar, bunda juga bahkan berhentiin kerjanya selama 1 bulan."
"Aku udah coba buat bunda gak sedih lagi, kayak yang lo lakuin ke bunda. Tapi ya hasilnya tetep sama. Gue gak bisa gantiin peran lo, dihati bunda. Tapi lo tenang aja, bunda sekarang udah berubah kok. Bunda yang sekarang lebih kuat, daripada dulu."
"Lo gimana?" Tanya Christop. Kenzie menatap Christop heran, kemana arah perkataannya ini. "Maksudnya?" Tanya Kenzie balik.
"Ya, lo udah bahagia gak sekarang!" Jawab Christop ketus. Bagaimana sih Kenzie ini, begitu saja tidak mengerti apa maksud dari dirinya!
"Ya gitu deh, gue sekarang mungkin udah banyak bikin bunda nangis. Gue gak bisa jadi anak yang ngertiin bundanya sendiri." Lirih Kenzie. Dia paham, dirinya adalah sumber masalah yang membuat bundanya mengeluarkan air mata.
"Gue juga kangen Ayah, Chris. Apa dia tenang ya disana?"
"Lo tenang aja, dia udah lebih bahagia dan tenang kok disini." Balas Christop, tangannya ia ulurkan untung mengusap bahu Kenzie. Guna menenangkan dan meyakini perkataannya.
Tiba-tiba seseorang datang menghampiri mereka berdua, entah datang dari mana. Kenzie membelakkan kedua matanya, ia begitu kaget dengan kedatangan orang tersebut.
"Ayah..." lirih Kenzie, air matanya jatuh seketika. Ia segera bangkit dan memeluk tubuh orang tersebut. "aku kangen yah..."
Orang itu melepaskan pelukan anaknya, ia usap dengan lembut air mata yang membasahi pipi anaknya itu. " jangan nangis dong, masa nangis sih..." ujarnya
"Gausah manja gitu deh Zie, males gue liatnya." Ujar Christop. ia selalu bersikap seperti itu, ketika saudara kembarnya bersikap seperti anak kecil kepada sang Ayah.
"Apaan sih, gausah berisik deh!" Kenzie mendorong Christop hingga anak itu tersungkur kesamping. Christop ini mengganggu momennya dengan sang Ayah.
Christop pun segera bangkit dan berniat membalasnya, tetapi Kenzie sudah lari terlebih dahulu. Seakan ia mengerti, apa yang akan dilakukan saudara kembarnya itu.
Mereka kejar-kejaran sampai keduanya merasakan lelah. "Udah lah, cape gue" ujar Kenzie. Namun, Christop tetap lah Christop. Ia tidak akan merasa puas, ketika dirinya belum membalas perbuatan yang dilakukan saudara kembarnya pada dirinya. dengan cepat, ia mendorong Kenzie sampai terjatuh.
"Udah sana lo pulang, temuin bunda. Kasian bunda sendirian nanti, kalo lo disini" ujar Christop. Gracio yang sebagai Ayah mereka pun setuju dengan yang dikatakan anaknya itu.
"Pulang ya, kasian bundamu" Gracio tersenyum penuh kearah Kenzie, ia juga tidak rela jika anaknya ikut dengan dirinya.
"Aku mau ikut kalian aja, aku gamau buat bunda sedih lagi kedepannya" ujar Kenzie menunduk.
"Tapi dengan lo kayak gitu, bunda akan semakin sedih. Lo akan buat bunda sedih untuk kesekian kalinya!" Bentak Christop, ia tidak setuju dengan pilihan saudara kembarnya itu.
"Gue cape Chris, Hidup satu rumah dengan om Vino" jawab Kenzie yang tak kalah tinggi suaranya. Ia sudah merasakan cape, harus hidup berdampingan dengan sang papah tirinya itu.
"Sadar Zie, Lo peduli bunda kan?" Kenzie mengangguk menjawab pertanyaan dari saudara kembarnya itu. "Kalo lo peduli dan kasian sama bunda, lo harus pulang. Ini bukan tempat lo yang seharusnya" lanjut Christop.
"Pulang ya, bundamu sudah menunggu disana. Dia sayang banget sama kamu, kamu jangan kecewain dia." Ujar Gracio
"Tapi..." belum sempat melanjutkan perkataannya, sang Ayah dan saudara kembarnya itu menghilang secara perlahan dari hadapannya. Mereka berdua tersenyum penuh menatap kearah Kenzie.
"Ayah!"
"Christop!"
Sedangkan dirumah sakit, bunda Shani tak henti-hentinya mengeluarkan air matanya. Ia menatap kearah ruangan anaknya yang masih belum juga sadar, bahkan sekarang sudah satu minggu setelah dinyatakan koma.
Berbagai alat tertempel pada tubuh Kenzie, ia juga sekarang berada diruang ICU. Didalam ruangan itu, sudah ada para suster dan juga dokter. Karena tadi, para suster mendapati alat pada ruangan itu menampilkan hal yang tidak biasa.
Setelah hampir 1 jam, dokter juga para suster itu keluar dari ruan ICU itu. Mereka semua berdiri dihadapan bunda Shani.
"Ibu, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kalo anak ibu tidak bisa kami selamatkan..."
*
*
*
Si Kenzie kenapa tuh?TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA 🙏🏼
TERIMAKASIH JUGA SUDAH VOTE 🙏🏼See U Next Chapter! 👋🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Rumahku
Romance[CHRISZEE] [COMPLETED] "Kau bagaikan rumah bagiku..." "Tetap bersamaku ya..." Mengisahkan seorang pria bernama Kenzie, menemukan seorang wanita yang dia anggap rumah. Pertemuannya cukup konyol, mereka bertemu dirumah sakit. Kenzie yang saat itu seda...