Kenzie sekarang sudah berada didepan rumah sakit dimana Christy berada. Dia berdiri tegap memandangi rumah sakit tersebut, dengan bingkisan buah-buahan yang laki-laki itu genggam ditangan sebelah kanannya dan sebuket bunga mawar disebelah kiri tangannya.
Tekadnya sudah bulat, ia akan tetap pergi menemui Christy. Ia akan berjuang, meskipun nantinya mendapati banyak penolakan dari keluarga Christy. Kenzie melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit itu. setelahnya ia bertanya pada bagian resepsionis, tempat dimana ruangan Christy berada.
Kenzie menatap dengan ragu ruangan milik Christy, nyalinya tiba-tiba saja menghilang. Apa aku balik aja ya? Batin kenzie. Kenapa keraguan ini baru muncul, setelah dirinya tepat berada didepan ruangan wanita yang sangat ia rindukan sekarang?
"Balik lagi aja deh..." gumam Kenzie. Ia urungkan niat dirinya untuk menemui Christy sekarang, dia benar-benar merasa takut jika mendapatkan pengusiran lagi yang dilakukan oleh keluarga wanita itu.
Baru saja hendak melangkah, suara berat memanggil dirinya. "Zie?" Panggil orang itu. Tamat sudah hidup Kenzie, dia sangat mengenali suara tersebut. Kenzie memejamkan matanya sejenak, sebelum ia menjawab orang itu.
Orang itu berjalan dan menepuk pundak Kenzie, "Zie...dipanggil kok malah diem aja!"
"Om, aku bisa jelasin..." ujar Kenzie takut. Ia memegang kedua lengan orang itu, berharap mau mendengarkan penjelasan dari dirinya.
"Om ngerti Zie, kamu bisa jelasin semuanya nanti. Sekarang, sana kamu temuin Christy dulu! Mumpung mamah dan kakaknya lagi pulang sekarang." Balas Putra. Iya, orang itu merupakan Putra. Ia bisa mengerti masalah yang kini tengah menimpa keluarganya.
Raut wajah Kenzie yang tadi takut, seketika berubah menjadi bahagia. Ia sangat tidak menyangka, bahwa papah dari Christy masih memperbolehkan menjenguk putrinya itu. "Makasih om, aku masuk dulu ya!" Kenzie berlalu, meninggalkan Putra yang masih berdiri melihat dirinya.
Ceklek!
"Kok balik lagi pah?" Tanya Christy tanpa menoleh kearah pintu, matanya masih fokus pada tayangan televisi yang berada didepannya.
"Ekhemm..." suara tersebut berhasil merebut perhatian Christy, ia langsung menolehkan kepalanya kearah pintu.
Christy membelakkan matanya, ia terkaget setelah mendapati Kenzie yang berdiri dipintu. "Kenzie?!" Seru Christy
"Hai, gimana kabar kamu?" Kenzie mendekat kearah bangsal Christy. Kedua tangannya sengaja ia taruh dibelakang tubuhnya, guna menyembunyikan apa yang dirinya bawa.
Bukannya menjawab, Christy membuang mukanya kearah samping. "Aku masih ngambek sama kamu!"
"Maaf dong, aku bukannya ngga mau tungguin kamu disini kemarin. Ada beberapa masalah yang buat aku ngga bisa terus ada disini-"
"Nih, aku bawain kamu bunga sama buah" Kenzie menaruh itu tepat disamping Christy. Namun sepertinya wanita itu benar-benar ngambek pada dirinya, Christy sama sekali tidak peduli dengan apa yang Kenzie lakukan."Yaudah deh kalo kamu masih ngga mau ngomong sama aku, aku mau pergi lagi" ujar Kenzie. Dengan gerakan cepat, Christy menahan tangan Kenzie yang ingin bangkit dari kursi.
"Ihh...jangan dong!" Rengek Christy, sedikit memohon agar Kenzie tidak terlalu cepat pergi dari ruangannya.
"Iya-iya, gemess banget sih!" Kenzie mengambil kesempatan untuk mencubit kedua pipi Christy.
"Tapi serius, aku ngga bisa lama disini"
"Kenapa?"
"Masih ada keperluan yang harus aku urus" Kenzie terpaksa berbohong. sangat tidak mungkin jika dirinya bilang bahwa ia dilarang menemui wanita itu oleh kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Rumahku
Romansa[CHRISZEE] [COMPLETED] "Kau bagaikan rumah bagiku..." "Tetap bersamaku ya..." Mengisahkan seorang pria bernama Kenzie, menemukan seorang wanita yang dia anggap rumah. Pertemuannya cukup konyol, mereka bertemu dirumah sakit. Kenzie yang saat itu seda...