Nichibotsu [Reinkarnasi]

428 20 0
                                    

"Tujuan Jepang apa masuk ke Indonesia? Yaitu mencari bantuan Indonesia untuk melawan sekutu. Jepang itu gak ada bedanya dengan Belanda yang telah menjajah kita, bahkan Jepang lebih parah. Tapi karena masyarakat Indonesia yang pada jaman itu sangat percaya ramalan dan menganggap Jepang sebagai kawan sesama Asia yang akan memberikan kemerdekaan untuk Indonesia. Akhirnya Indonesia pun terbuai dengan semua iming-iming Jepang..."

Seorang gadis berkulit kuning langsat menguap pelan saat Guru menjelaskan materi tentang Sejarah dikelasnya.

Rasa-rasanya matanya akan tertutup saat sosok disampingnya tak terus mengganggu tidurnya dan membuatnya tersadar sebelum memejamkan mata.

"Katanya Dasha mau masuk tiga besar," ucap seorang pria yang berdiri disamping Dasha saat melihat gadis itu akan memejamkan matanya kembali.

Dasha menguap kembali, lalu menatap malas pria disampingnya yang terus saja mengganggunya. Sosok pria yang hanya bisa dilihat olehnya.

Dari banyaknya orang dikelas ini, hanya Dasha yang bisa melihat dan merasa terganggu dengan kehadiran pria itu.

"Diem Jepang!" desis pelan Dasha lalu menatap Guru yang menerangkan materi didepan kelas, berusaha kembali fokus meskipun kantuknya tak tertahan.

Pria berkulit putih pucat itu mendecak kesal, lalu duduk tepat didepan meja Dasha tanpa memedulikan respon Dasha yang menatapnya tajam. Yakinlah, jika pria itu belum mati mungkin saja Dasha akan membunuhnya.

"Nishimura Mitsuo!" lirih Dasha tersenyum mengancam didepan Suo yang langsung menyingkir dan memilih duduk dijendela yang terbuka, tepat disamping bangku Dasha.

Dasha yakin, jika ada orang lain yang melihat segala pergerakannya saat ini pasti dirinya akan dikira orang gila yang berekspresi dan berbisik dengan angin.
....

Sepulang sekolah Dasha hanya bisa menghela napas saat hantu Jepang itu terus mengikuti dirinya sampai dirumah.

"Apakah kamu sangat ingin jadi pintar?"

"Apa yang membuatmu berambisi masuk tiga besar?"

"Kenapa sangat ingin mengalahkan temanmu?"

Dasha melirik tajam Mitsuo yang terus mengoceh didepannya. Saat Dasha melewati tubuhnya yang transparan, dalam sekejap Suo akan kembali menyusulnya dan mengganggu dirinya.

"Tidak bisakah kau menutup mulutmu itu?" jengah Dasha lalu membuka pintu rumah.

Setelah menyapa keluarganya yang tengah mengobrol diruang tamu bersama dua orang tamu pria beda generasi. Dasha kembali melangkahkan kakinya menuju kamar.

"Nah tadi itu anak gadis Ibu nak Fikri, namanya Dasha," ucap Ibu Dasha pada anak laki-laki dari teman Suaminya itu.

Pemuda itu mengangguk pelan lalu menundukkan kepalanya malu. Jujur saja jantungnya tadi berdetak kencang saat tak sengaja melihat gadis itu.
....

"Hah--" desah pelan Dasha membaringkan tubuhnya diatas kasur, menatap atap kamarnya yang kosong tanpa hiasan tertentu.

"Kamu kenapa?"

Dasha kembali mendecak saat Suo melayang dan melihat ke arahnya tepat didepan wajahnya.

"Minggir!" desis Dasha mengibas-ngibaskan tangannya dihadapan Suo.

Suo menurut, pria itu menyingkir dari depan Dasha dan berpindah disamping gadis itu.

Membaringkan tubuhnya disamping Dasha, Suo menatap kagum wajah cantik Dasha yang tak menoleh ke arahnya sedikit pun. Gadis itu lebih senang menatap atap rumahnya daripada wajah tampan pria disampingnya.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang