My Husband's Mask [MBA]

732 34 1
                                    

Nara mengelus perutnya yang sudah membesar. Akhirnya apa yang dirinya dan Natan nantikan akan segera hadir ditengah-tengah mereka.

Hanya tinggal hitungan hari, dan Nara bisa melihat kedua anaknya yang selama sembilan bulan ini berada didalam perutnya terlahir ke dunia.

"Papa kamu belum pulang. Gimana kalau nunggu Papa?" kata Nara berusaha bernegosiasi dengan anaknya.

Entah kenapa tiba-tiba Nara menginginkan jus kiwi yang ada dicafe dekat rumahnya. Meskipun jaraknya tak jauh, Nara tetap ragu untuk keluar. Mengingat Natan yang selalu mewanti-wantinya agar tidak keluar rumah tanpanya.

Nara menghela napas, nyatanya keinginannya tak bisa ditahan. Nara berdiri dari ranjang tempat tidurnya. Mengambil jaket sebelum melangkah keluar untuk membeli apa yang ia inginkan.

Sampai didepan cafe, Nara justru dipampangkan dengan pemandangan yang membuat dadanya sesak.

Disana ada Nata, Kakak tingkatnya. Pria itu tak sendiri, melainkan bersama seorang wanita yang selama beberapa bulan ini selalu berada didekatnya.

Berusaha meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja, Nara melanjutkan langkahnya tanpa menoleh sedikitpun ke arah dua orang itu.

Tanpa Nara sadari, seorang pria yang duduk disalah satu bangku pengunjung terus menatap ke arahnya.

Setelah mendapatkan pesanannya Nara berniat pulang dan meminum jus itu dirumah.

Sampai didepan cafe itu, Nara berjalan ditrotoar. Tapi entah apa yang ada dipikiran pengguna sepeda motor yang berkendara ditempat orang pejalan kaki, hingga terus berkendara dan menyerempet tubuh Nara.

Tak hanya melanggar aturan, pria itu bahkan tak bertanggung jawab dengan terus mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi.

Nara mengigit bibir bawahnya menahan sakit yang mendera perutnya.

"Natan--" lirih Nara saat merasakan ada cairan yang keluar dari bagian bawahnya.

Semua orang yang ada disekitar tempat kejadian berkumpul mendatanginya, tak terkecuali seorang pria dan wanita yang baru saja keluar dari cafe yang tak jauh dari tempat tersebut.

Pria itu langsung menggendong tubuh Nara, mengabaikan temannya yang mengikutinya dari belakang.

"Ra lo balik sendiri ya," katanya sebelum masuk mobil dengan tergesa dengan raut wajah khawatirnya.

Nata mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, yang ada dipikirannya saat ini bagaimana caranya membawa wanita itu ke rumah sakit secepat mungkin dan dengan keadaan selamat.

Disela rasa sakitnya Nara menatap sendu ke arah Nata yang terlihat jelas tengah panik dan cemas. Wajah pria itu tak kalah pucat dengannya yang tengah menahan sakit.

"Natan--" lirih Nara seketika membuat tubuh Nata menegang, beruntung pria itu tetap fokus pada jalanan.

Nara tersenyum kecut melihat respon pria itu saat dirinya menyebutkan nama Suaminya.

"Mobil yang sama, suara yang sama, tanda lahir yang sama, dan sorot mata yang sama," lanjutnya masih menatap Natan yang tak memberikan respon apapun.

"Meski aku tak pernah melihat wajah Suamiku, aku yakin kalian adalah orang yang sama"

Natan masih tetap membisu. Hingga dirinya menoleh ke arah Istrinya saat tak mendengar suara wanita itu lagi.

Ketakutan Natan semakin besar saat melihat Nara memejamkan matanya. Dengan kalut Natan menambah kecepatan mobilnya. Tak memedulikan apapun, yang terpenting ia bisa sampai ke rumah sakit dengan cepat.
.....
Natan menerbitkan senyumnya saat melihat dua bayi dihadapannya. Dua bayi tampan yang tengah digendong oleh perawat dan diperkenalkan pada orang yang telah melahirkannya didunia.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang