16

70 4 0
                                    

BALAS DENDAM

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Di dalam markas Elramos, Rayyan memperhatikan Tasha yang sedang memakai lipstick merah merona dengan seksama.

"Udah cantik belum?"

"Udah," jawab Rayyan.

Tasha lalu berbenah, memilih barang apa saja yang penting untuk ia bawa dan memasukkannya ke dalam sling bag merk LV itu.

"Lo mau ketemuan dimana?" tanya Ravi.

"Apollo kata Jacob," jawab Tasha. Ia lalu membenarkan tatanan rambutnya sebentar kemudian berdiri tegak dan menatap ke Rayyan, Ravi, dan Aakash. "Gue dah siap, berangkat dulu."

"Kalau ada apa-apa segera hubungin gue secepatnya, Sha."

"Iya sayang." Tasha tersenyum pada Rayyan. Kemudian ia menatap Ravi dan Aakash secara tajam. "Lo semua jangan sampe ada yang cepu tentang gue yah, awas aja. Jacob ini 'berlian' berharga gue buat ngedapetin info tentang Cobra. Kalau sampe si Jacob tau ternyata gue sekongkol sama lu lu pada, bisa mati gue."

"Iye-iyee, sana pergi lu. Kabari tentang posisi Ares secepatnya, jangan malah keenakan dugem di Apollo lu," cibir Ravi.

"Bacot deh hm."

Peran Tasha sebagai mata-mata kini kembali ia lakukan. Background Tasha yang memang adalah mantan barista Apollo dan didukung dengan penampilannya yang cantik, menarik, serta mudah bergaul membuat ia memiliki banyak koneksi di club itu, salah satunya adalah Jacob. Bagi Tasha, Apollo adalah tempat yang tidak akan pernah ia lupakan karena di situ lah ia bertemu dan mengenal Elramos. Di Apollo juga ia mengenal Rayyan dan menaruh hati pada pria tampan itu.

Sebelum adanya permasalahan antara Ares dan Rangga, dulunya anggota Cobra juga menjadi pelanggan tetap di Apollo. Apollo ini termasuk salah satu club terkenal di Bali. Pada awalnya Apollo adalah milik Elramos, lebih tepatnya didirikan dan diolah secara bersama-sama oleh Rangga dan Rayyan beberapa tahun lalu. Namun, karena terdapat konflik antara ketua Elramos dan ketua Cobra—a.k.a Rangga dan Ares, karena perjanjian antara kedua belah pihak pula, mau tak mau Rangga harus melepas Apollo. Sehingga ya, seperti yang kalian tau kini Apollo secara sah menjadi milik Cobra.

"Hati-hati Sha," ucap Rayyan. Tasha mengangguk, kemudian ia beranjak masuk ke mobilnya. Ia siap melaksanakan tugas.

Detik demi detik terus berlalu. Tak terasa kini sudah hampir tengah malam. Seluruh anggota Elramos sudah tidak sabar menunggu perintah untuk berangkat menyerang markas Cobra.

DRRT... DRTT... Terdapat satu pesan masuk dari Tasha.

TASHA

Ares lagi di luar kota, aman. Km hati-hati ya Ray.

Ok Sha, lo juga ttp waspada.

Melihat informasi itu, Rayyan bergegas mengumumkannya pada Elramos.

"KITA BERANGKAT SEKARANGGG!"

Seketika markas Elramos terdengar sangat ricuh. Semua berteriak untuk membakar semangat yang sudah mereka pendam selama ini. Mereka berkemas mengambil benda-benda yang dibutuhkan. Beberapa anggota ada yang membawa sesuatu untuk dijadikan sebuah senjata, ada yang membawa tongkat baseball, balok kayu, hingga tongkat besi seperti nunchaku. Bagi Aakash dan timnya yang jago bela diri, mereka hanya berbekal tangan kosong. Nantinya mereka akan berada pada baris paling depan bersama Rayyan dan anggota inti untuk memulai kericuhan.

Tak butuh waktu lama, kini Elramos sudah siap di motornya masing-masing. Rayyan memimpin keberangkatan kelompok tersebut.

Sekitar 20 menit kini mereka sampai di depan markas Cobra. Sebuah rumah beserta garasi yang sangat besar dengan desain industrial yang serba gelap membuat Rayyan sedikit takjub akan perubahan markas yang semakin apik ini. Beberapa barang bekas seperti ban, sofa, drum, dan meja kayu juga ditata sedemikian rupa didepan garasi yang kini tertutup itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang