8

559 92 222
                                    

HAI UPDATE NIH! Bytheway ada yang nungguin cerita ini apdet ga si huhu;((

HAPPY READING!!! Baca sampe akar-akarnya ya >.<

Serius, baca semua jan ada yg kelewatt!!

-o0o-

ARES

Malam ini hujan mulai mereda perlahan. Gadis itu masih termangu di depan jendela kamar, seolah sedang menghitung rintik hujan. Kalau dipikir-pikir dirinya kini menjelma menjadi Rapunzel—hanya saja rambutnya tidak sepanjang princess Disney itu. Semenjak kejadian dua hari yang lalu, ia dikurung oleh kakaknya di dalam kamar. Benar-benar tidak boleh pergi kemanapun. Untungnya sang kakak merawatnya dengan baik. Memasakkan makanan, membuatkan teh hangat, mengingatkan minum obat dan hal sederhana lainnya. 

Ternyata menjadi Rapunzel tak seburuk itu, pikir Agatha.

Tak jarang juga ia membuka layar ponselnya. Berbagi cerita tentang begitu indahnya Pulau Bali kepada sahabat-sahabatnya, terutama Sarah. Namun, hatinya juga berbagi pertanyaan kepada dirinya sendiri. Dia... kenapa tidak ada kabar? Kenapa tidak ada notif masuk semenjak ia keluar dari rumah Rangga sore itu? Ada apa dengannya?

Iya kalian benar, yang Agatha maksud adalah Rayyan Adhitama.

Ah, pria itu membuat Agatha pusing saja. Sikapnya yang tidak menentu itu loh, membuatnya tidak bisa ditebak. Ia bisa saja menjadi pria penuh gombal hingga mulutnya berbusa atau menjadi Fiersa Besari dalam sekejap. Tapi sekarang? Ia bahka menghilang seperti pria brengsek yang pergi saat si wanita sedang sayang-sayangnya. 

Oh, tunggu, ada klarfikasi dari Agatha. Gue bukan rindu akan kehadiran Rayyan ya. Cuma heran aja. Ketika gue udah memandang dia sebagai... teman, kenapa ia malah menghilang? Iya cuman teman! Perkembangan yang baik bukan? Menganggap orang asing menjadi teman. 

"Bengong aja kayak orang susah. Nih gue bikin-in teh, minum gih." Rangga datang dengan memberikan secangkir teh hangat untuk Agatha.

"Sekalian beresin kasur gue, bang. Sama bikin-in gue pop mi, hehe."

"Dih, dikasih daging minta kulit," ucap Rangga. Sedetik kemudian ia mengacak gemas rambut adiknya.

"Salah bang! Yang bener tuh dikasih hati minta jantung!"

"Iya-iya cewek selalu benar."

Agatha mencibir. Ia lalu menatap Rangga. Kalau dipikir, selama ia sakit Rangga tidak pernah keluar rumah sedetikpun. Rangga tidak pernah meninggalkan Agatha sendirian. Padahal sebelum itu Rangga selalu banyak acara ke kampus bukan?

"Bang, gue mau tanya tapi lo harus jawab jujur." Rangga mengangguk, lalu meraih kursi kosong lainnya dan duduk di sebelah Agatha. "Lo udah punya pacar kah?"

Rangga nampak berpikir, "Hmm. Bukan pacar sih, lebih tepatnya gebetan."

"Namanya siapa?"

"Aura Dayana Bhaskara. Kenapa?"

Agatha mengangguk mengerti. "Gue sama si Aura cantik siapa?"

Ha?! Rangga mengacak rambutnya. Pertanyaan macam apa itu? Pertanyaan itu sama seperti mengerjakan soal trigonometri, susah untuk dijawab! 

"Cantik... Aura." Mendengar itu Agatha cemberut seketika, melipat kedua tangannya di perut lalu membelakangi Rangga. "Mana lihat fotonya. Beneran cantik dia apa gak."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang