6. Teman dan Kabar Baik

211 77 18
                                    

"Jadi, Anda benar-benar membatalkannya?" tanya Morgan dengan wajah tak percaya, baru saja! Baru saja seseorang menolak lamaran dari Putri Mahkota kekaisaran.

"Sudah kubilang, aku tak pernah tertarik untuk menikah." Xerxes mengelus kepala Hawkeye, setibanya di rumah dinas setelah pulang dari istana kekaisaran, Xerxes langsung pergi mengunjungi Hawkeye.

Hawkeye, wyvren milik Xerxes itu mendengus kesenangan, sayapnya yang berwarna hitam mengepak-ngepak, rindu di sentuh tuannya. Sudah seminggu lebih Hawkeye hanya diam di dalam kandang, cuti karena Xerxes masih sibuk mengurusi kertas-kertas keparat yang menggangu waktu bersama mereka.

Morgan menggeleng, "bukan— ini bukan hanya tentang pernikahan, tapi tentang posisi yang akan Anda dapatkan jika menikah dengan Putri Mahkota! Anda akan jadi suami dari Maharani kekaisaran ini, Yang Mulia!"

"Aku tak mau serakah, dan tak tertarik pada kekuasaan." Benar, sebagai seseorang yang terlahir dari keluarga sendok emas, Xerxes sudah puas dengan fasilitas dan segala kemewahan yang telah ia dapatkan sedari dulu.

Avaldenn sudah memiliki segalanya, kekuasaan, pengaruh, martabat, kekuatan, kekayaan. Xerxes tak mau tenggelam lebih jauh ke dalam lubang duniawi yang menyesatkan.

"Wah, Anda ini benar-benar, ya! Tampan, mapan, kaya, rupawan, di sukai putri kaisar pula! Andai aku jadi Anda, Yang Mulia .." Morgan mulai berandai-andai, bagi anak kusir kuda seperti nya, kehidupan seorang Xerxes Reglin Dè Avaldenn adalah sempurna.

Xerxes mengangkat sudut bibirnya tipis, "sepertinya kau lebih suka berumur pendek."

Morgan terdiam beberapa saat, mencoba mencerna maskud perkataan Xerxes, tak lama kemudian pria itu menelan ludahnya pahit, "m-maksud ku bukan begitu—"

"Bercanda, kau bisa memiliki ini semua setelah aku tiada nanti. Aku akan menjadikan mu sebagai ahli waris ku." Xerxes berbalik, hendak pergi—masuk ke dalam manor—pekerjaannya masih menumpuk dia tak mau buang-buang waktu di ibukota untuk waktu yang lama.

Morgan melotot, buru-buru dia mengejar Xerxes, "hei! Jangan bicara sembarangan, Yang Mulia! Anda masih muda, ayo buat anak yang banyak! Orang biasa seperti ku mana sanggup menanggung beban keluarga ini!"

"Aku sudah punya empat orang anak."

"Bagaimana kalau tambah 3 lagi?"

"Kau mau aku mati lebih cepat?"

"Tidak! Ah, Yang Mulia! Jangan bicara soal kematian terus!"

Mereka terus berdebat hingga Xerxes sampai di ruangannya, "jangan bicara terus, Morgan. Sebaiknya bantu aku mengurus ini," Xerxes memberikan setumpuk perkamen kepada Morgan, "berikan itu pada Baldwin, pasukan sihir membutuhkan beberapa item khusus untuk pembasmian selanjutnya."

Morgan mendesah kecewa, Xerxes selalu bisa mengusirnya dengan cara halus, namun tak ada yang bisa Morgan lakukan selain menurut. "Aku akan menyuruh pelayan untuk membuatkan coklat panas, Anda perlu hormon endorfin."

Xerxes hanya menggeleng, dia sudah terbiasa dengan kelakuan Morgan. Mereka sudah saling mengenal sejak lama, saat keduanya masih sangat muda.

Morgan adalah anak kusir kuda milik keluarga Xerxes, dahulu Morgan tinggal di istal kuda kepunyaan Grand Duke Avaldenn, Xerxes dan Morgan jadi sering bertemu karena dahulu Xerxes aktif mengunjungi istal untuk berlatih menunggang kuda. Umur keduanya yang tak jauh berbeda membuat mereka cepat akrab.

Morgan yang pintar berbaur sangat cocok dengan Xerxes yang kaku. Apalagi setelahnya Morgan ikut bergabung ke dalam pasukan pembasmian monster milik Xerxes, keduanya makin dekat hingga sekarang menjadi sobat karib yang tak terpisahkan.

"Kenapa dia terus mendumal?" Tanya Eugene, bingung melihat Morgan yang mengomel sendiri, mereka berdua berpapasan di depan pintu ruangan milik Xerxes.

Xerxes menengok, "orang itu memang emosional."

Eugene menggeleng, "dia seperti nenek yang cucu nya tak mau di beri makan."

Xerxes hanya tertawa kecil, "ada apa?"

"Sesuai permintaan Anda, adikku akan tiba besok pagi. Kebetulan akademi sedang libur, murid-murid nya pergi darmawisata ke pulau Lost Island, jadi beberapa guru cuti termasuk Eugenia." Eugene membawa kabar bagus, adik kembarnya akan datang besok. Xerxes yang memintanya, dia butuh personil wanita yang akan membantunya mengurusi anak-anak angkatnya.

"Dia sangat sumringah begitu tahu Anda yang memintanya untuk datang, Yang Mulia."

Xerxes menggeleng kecil, "gadis itu tak pernah berubah."

Sama seperti Morgan, Xerxes juga telah mengenal Eugene sejak lama. Baron Longbert sudah bekerja dengan Avaldenn sejak ratusan tahun lalu, pemimpin keluarga Longbert terdahulu sudah membuat janji darah bahwa mereka akan selalu melayani dan setia di bawah Grand Duke Avaldenn untuk selamanya.

Karenanya ikatan kedua belah pihak sangat erat satu sama lain.

Keluarga Longbert juga sudah banyak berjasa untuk tumbuh kembang Xerxes hingga bisa menjadi Xerxes yang sekarang. Xerxes menjadi yatim piatu di usia muda, setelah itu dia harus mewarisi gelar Grand Duke yang di tinggalkan ayahnya di umur 15 tahun. Seorang diri tanpa kerabat atau saudara yang bisa membimbing atau sekedar menemani Xerxes di keterpurukan.

Namun Baron Longbert memegang janjinya teguh, ayah Eugene itu membantu Xerxes dalam segala hal. Membimbing dan menemani Xerxes hingga menjadi seorang Grand Duke yang sukses seperti sekarang.

Karena itu Eugene dan Eugenia sangat dekat dengan Xerxes, sejak kecil mereka selalu akrab bersama. Meski tak memiliki orang tua dan keluarga Xerxes tak pernah mengeluh kesepian.

Jika Morgan yang menemani Xerxes di medan perang, maka Eugene yang menemani Xerxes mengurusi hal-hal administratif.

"Oh lalu, mengenai anak-anak itu— haruskah aku memanggil mereka tuan atau nona muda?" Eugene ragu, sekarang anak-anak itu sudah resmi menjadi bagian dari keluarga Avaldenn yang sah apalagi mereka adalah anak-anak angkat dari Xerxes sebagai Grand Duke, dia jadi bingung harus memanggilnya dengan sebutan apa.

Xerxes jadi ikut berpikir, "kau benar, aku ingin mereka mendapatkan kehormatan yang sama seperti ku sebagai seorang Avaldenn."

Eugene mengangguk mengerti, "tuan dan nona muda akhirnya mau di periksa oleh dokter, ini hasil pemeriksaan medis nya," Eugene memberikan Xerxes satu map tipis berisi informasi kesehatan mengenai anak-anak angkat nya.

Eugene tersenyum sumringah, "hasilnya baik, meski tubuh tuan dan nona sedikit lebih kecil dari umur asli mereka namun mereka sehat. Beberapa luka lebam di tubuh mereka juga akan sembuh tanpa meninggalkan bekas." Eugene juga menjelaskan bahwa anak-anak itu sudah lebih terbuka kepada pelayan, mereka mau di beri obat dan di bersihkan tanpa perlu di bujuk terlebih dahulu.

"Ini berita bagus, kita sudah cukup mendapatkan banyak kemajuan. Jangan terlalu memaksakan mereka." Xerxes mengintip di balik pintu kamar yang di gunakan oleh anak-anak angkat nya, langsung pergi mengunjungi begitu Eugene menjelaskan semuanya.

Ekspresi ketakutan yang biasanya terlihat jelas kini mulai pudar, selangkah demi selangkah Xerxes akan mengikis jarak di antara mereka.

______

Mungkin ada yang mau daftar jadi baby sitter buat anak-anaknya Xerxes?

AVALDENN : Blood and Bonds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang