chapter 3

1K 106 0
                                    

Setelah Pete di bawa ke rumah sakit,pol menghubungi arm yang nomornya masih tidak aktif,menelpon ke restorannya pun tidak di angkat,tapi dari kejauhan pol bisa melihat pria dengan penampilan acak acakan,ya itu adalah arm

Penampilan arm bisa di katakan buruk,bahkan jari2nya penuh luka dan memar,pol sedikit prihatin dengan keadaan tunangan nya,dia memeluk arm dan tidak ada reaksi apapun,pol menepuk punggung arm,dan menggandeng tangannya untuk membawanya ke ruang rawat Pete,

Saat masuk arm bisa melihat wajah pucat adiknya,dan dia mulai meneteskan air matanya,pol melihat sisi lemah sang tunangan " tenanglah,dia sudah di beri obat penahan rasa sakit,dia hanya tidur"

"....."

"Arm" sang punya nama pun menoleh menatap prianya "kenapa kamu bersikap berlebihan,dia hanya ingin belajar mandiri,dia ingin melatih dirinya sendiri menjadi orang yang lebih bertanggung jawab" ucap pol lembut agar tidak menyinggung arm yang sedang kalut,

Arm pun menghempaskan tangan pol,dia terlihat marah,pol tidak tau jika perkataannya membuat arm semakin marah, " jika kamu tidak setuju dengan keputusanku pergilah pol,aku tidak mengijinkan dia bekerja itu urusanku,dia adalah permata yang selalu aku jaga,aku merawatnya dengan tanganku sendiri sejak dia berusia satu tahun,hidup kita begitu sulit saat itu hiks"

"Oke maafkan aku arm,berhentilah menangis"

"Pol apa kamu tau, adikku pada bulan Februari tahun lalu berkerja diam diam di sebuah supermarket dan pulang dengan luka memar di bahunya,lalu pada Maret dia bekerja di sebuah toko bunga dan pulang dengan tangan penuh luka,pada bulan Mei dia bekerja setelah pulang sekolah di pusat pemandian air hangat dan hampir di lecehkan,dan pada bulan Juni dia kembali bekerja di sebuah bar sebagai jasa bersih bersih dan di lecehkan oleh pemilik bar itu sendiri,dan bulan September dia merengek kembali dan aku sudah mengijinkanya bekerja di cafe milik ibu tankhun,sekarang apa?? Dia akan bekerja lagi ?? Saat dia berkata ingin bekerja jantungku berdegup kencang pol, perasaan tak nyaman selalu muncul,jika terjadi sesuatu pada adikku mungkin aku akan bunuh diri,selama ini aku selalu tutup mata dengan kejadian yang di alami Pete,dan meminta perlindungan pada kenalanku,tapi semakin aku memanjakan dia,semakin dia bertingkah,"

"Hia,hiks hiks hia ma-mafkan aku"

Pete terbangun dari tidurnya,dia mendengar semua ucapan sang kakak,selama ini ternyata sang kakak tau apa yang terjadi pada Pete,

Arm menghampiri adiknya, menghapus lembut air mata yang mengalir ke pipinya,mata dan hidungnya memerah, " apa masih sakit?" Pete mengangguk

"Maafkan aku hia,aku bersalah "

Arm tersenyum "tidak,kamu tidak bersalah,maafkan hia sayang,hia tidak bermaksud marah,Hem"

Pete mengangguk,dan meraih tangan arm,mengelus lembut tangan itu, " maafkan aku hia,ini pasti sakit " arm menggeleng

"Lebih sakit jika kamu mendapatkan sebuah masalah,hia tidak sanggup untuk itu Pete,tolong menurut lah,hia tidak menginginkan sesuatu padamu,hia hanya ingin kamu bahagia"

Pol dan Macau tersenyum melihat pemandangan yang sangat indah ini,pol pun mengerti dengan posesifnya arm kepada adiknya,bahkan pol menghargai keputusan arm untuk menunda pernikahan mereka,karena arm ingin fokus pada Pete terlebih dahulu,arm bukan hanya dewasa dari segi umur,tapi juga dewasa dalam segala pemikirannya,dan orang yang bijaksana,itulah sebabnya pol tergila-gila pada arm,begitu juga Macau yang sangat menyayangi arm,

------

Di daerah apartemen mewah di kota Bangkok,terdapat mobil sport keluaran terbaru yang terparkir di halaman luas apartemen,

Pria itu baru saja membuat reservasi pembelian unit apartemen,

Big,pria itu adalah big,dia memutuskan membeli apartemen baru untuk dia tinggal, sebenarnya dia ingin membangun rumahnya sendiri dengan desain yang ia buat,tetapi atas saran pol,dia memilih membeli apartemen,

My summer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang