"Manusia Terkuat Di Bumi"

1 0 0
                                    

    Siapakah manusia terkuat di bumi? Hercules? Raja Leonidas? Michel Nostramadamus? Nikola Tesla? Tidak ada yang tahu siapakah manusia paling kuat di bumi. Namun yang pasti mereka adalah orang yang kuat setelah berkali-kali merasa lemah dan dilemahkan dalam hidupnya.

    Keyakinan Angkasa terhadap Hana semakin memuncak tatkala perempuan menyetujui ajakan Angkasa untuk bertemu di gerbang depan setelah pulang sekolah. Angkasa membawakan buku yang berisikan tempat-tempat yang akan mereka kunjungi setelah Hana menyetujui ajakannya. Tidak biasanya juga Angkasa mau menulis sesuatu. Pesan singkat yang Angkasa kirimkan malam itu mendapat balasan berupa sebuah emoticon lucu yang tersirat "ok" oleh Angkasa.

    Seharian penuh Angkasa hanya memegangi buku yang dia tulis dengan sangat indah dan penuh harapan. Dirinya akan mencoret satu persatu tujuan yang sudah mereka kunjungi nanti, harapannya. Laki-laki itu sangat tidak sabar mendengar bel sekolah. Buku pelajaran pun sama sekali tidak tersentuh olehnya, rekan satu kelasnya tidak dia pedulikan, dan guru tidak dia dengarkan, walaupun biasanya juga begitu. Semua isi dunianya hari ini adalah hanya tentang Hana dan pertemuan mereka siang nanti.

    "Angkasaaa!" Natasha mencubit perut Angkasa. "Anj—?!" Angkasa sadar dari fantasinya.

    "Ada apa ini senyum-senyum sendiri?" Natasha penasaran.

    "Sakit banget Nat, gila yak!" Angkasa merintih sambil memegang bekas cubitan Natasha.

    Kemudian dari belakang Iky menepuk kepala Angkasa. "Siang mau kemana bro?"

    "Eh iya, nonton film yuk ! Di rumah kamu aja Ky." Natasha memberikan usul.

Kepala Idoy muncul diantara Natasha dan Angkasa. "Bolos pramuka berarti?" Sahut Idoy.
   
"Iyalah, nanti aku yang beli makanan deh. Ada sedikit uang dari hasil ngajar kemarin. Mau tidak?" Natasha memberi penawaran menarik. "Kamu gimana Sa?" Lanjut tanya Natasha.
   
"Mmm. Maaf aku tidak bisa, kalau bisa paling telat." Angkasa merusak suasana.

"Ah tidak seru, memangnya kamu mau kemana?" Natasha sedikit kecewa.

"Ada acara, tapi aku janji bakal nyusul." Angkasa meyakinkan teman-temannya.

"Tapi telat 30 menit dendanya Ayam Sabara tiga porsi ya? Deal?" Idoy memberi konsekuensi.

"Boleh deh." Dan Angkasa menyetujuinya. Namun setujunya Angkasa justru membuat ketiga temannya curiga. Dan mereka pun berencana mengikuti Angkasa setelah pulang sekolah. Mereka tidak tahu ada yang istimewa antara Angkasa dan Hana jadi wajar saja jika mereka curiga.

    Pengumuman-pengumuman di sekolah mulai bermunculan, pengumuman tentang ekstrakurikuler, upacara, dan kegiatan sekolah esok hari. Angkasa sama sekali tidak peduli karena dengan adanya pengumuman itu berarti jam pelajaran terakhir akan segera berakhir. Dari kejauhan ketiga temannya berpura-pura akan langsung pergi ke rumah Iky dan Idoy dengan mengeraskan suara agar didengar oleh Angkasa.

Sambil mengemas barang. "Aku langsung ke rumah kalian saja ya?" Natasha berbicara keras.

"Kamu sama Idoy duluan aja, aku mau beli jajanan dulu." Iky bergegas berjalan menuju keluar kelas dan diikuti oleh Natasha dan Idoy.

Saat Natasha melewati Angkasa. "Sa, jangan lupa menyusul yak. Awas kamu kalau bohong!" Namun kenyataannya mereka menunggu di depan gerbang sekolah karena penasaran apa yang akan dilakukan Angkasa.

Angkasa berjalan cepat menuju gerbang sekolah dengan harapan Hana segera datang dan dirinya akan segera menanyakan tujuannya yang sudah dia pendam selama seharian penuh. Laki-laki itu menunggu di depan tenda biru tempatnya berkeluh kesah setiap pulang sekolah. Menunggu Hana keluar dari gerbang utama sangatlah membuatnya membenci kata menunggu, tapi mau bagaimana lagi semuanya memang butuh pengorbanan.

Panas matahari yang semakin menyengat dan kawan-kawan pramuka yang memanggil untuk bermain di lapangan sudah keras terdengar dan membuatnya merasa penantian ini terlalu membuang waktu. Namun, dari balik mobil kepala sekolah, Hana pun datang dan melihat ke kanan kiri seakan mencari Angkasa. Laki-laki itu pun bergegas membayar es teh manis yang dia beli di warung tenda biru tadi dan pergi ke arah Hana.

Ruang SinggahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang