• ° ⋆ ° • ° ⋆ ° •
~vote dan comment nya boleh sayang~
• ° ⋆ ° • ° ⋆ ° •
"Gue cariin gataunya ada disini. Makan yuk? Gue traktir deh."
Renjun yang lagi beres-beres bukunya pun langsung mandang Jeno curiga. "Tumben banget. Lo pasti ada maunya kan?"
Jeno greget dan langsung ngejitak kepala Renjun, bikin si empunya kesakitan. "Sembarangan kalo ngomong! Niat gue baik loh Ren. Itung-itung bayaran karena udah ngerjain laporan penelitian gue."
"Beneran nih?"
"Iya yanggg! Curiga banget sih sama gue?!" ucap Jeno sambil ngerangkul pundak sempit Renjun.
Renjun ngangguk-ngangguk. "Oke lah. Pas banget gue lagi laper."
Jeno senyum sumringah sampe matanya melengkung bentuk sabit. "Assaaa!"
Mereka berdua pun jalan berdampingan menuju tempat favorit mereka untuk makan hotpot di seberang kampus.
Masih dengan tangan Jeno yang melingkari pundaknya, Renjun tersenyum kecil dan ngerasa seneng bukan main.
Kalau begini terus Renjun bakalan jabanin semua tugas laporan penelitian Jeno sampai anak itu lulus, supaya bisa dirangkul Jeno kaya gini.
Baru aja Renjun dan Jeno ingin menyebrangi jalan, tiba-tiba Karina menghampiri mereka berdua.
"Hai."
Seketika rangkulan Jeno di pundak Renjun terlepas. Jeno langsung berpindah sisi ke sebelah Karina dan menyapa perempuan itu dengan lembut.
Renjun cuma bisa tersenyum kecut.
"Hai juga Rin. Tumben jam segini belum pulang. Bukannya kelas kamu udah selesai dua jam yang lalu ya?" tanya Jeno lembut.
"Tadi ngobrol dulu sih Jen sama temen-temen. Terus pas mau pulang, tiba-tiba laper." ucap Karina ditambah dengan tawa kecil yang bikin Jeno makin terpesona.
'Alamat gue jadi nyamuk ini mah.' -Renjun
"Kebetulan banget. Aku sama Renjun mau ke tempat makan hotpot di seberang. Mau makan bareng aja?"
"Eum, boleh.. gabung? Aku takut ganggu.." ucap Karina sambil melirik ke arah Renjun. Sedikit banyak merasa gak enak hati karena takut menganggu acara makan sepasang sahabat itu. Tapi bagaimana pun juga Karina sudah kelaparan dan sejujurnya dia tidak suka makan sendirian.
"Nggak kok. Ya kan Ren?" tanya Jeno sambil noleh ke arah Renjun. Menaik-turunkan alisnya dengan maksud memberi Renjun kode untuk setuju saja.
Renjun menghela nafas kecil, kemudian menampilkan senyuman tipis--terpaksa--kepada Karina. Karena gitu-gitu, Karina selalu berlaku baik padanya, jadi Renjun tidak ingin melukai hati perempuan itu.
"Gapapa kok Rin. Gabung aja."
Jeno tersenyum sumringah dan langsung mengedipkan matanya pada Renjun, gak lupa juga menggumamkan terima kasih pada sahabatnya itu.
"Dah kan. Yuk makan."
• ° ⋆ ° • ° ⋆ ° •
Mereka bertiga makan bersama, dengan Renjun yang duduk sendirian dan di sampingnya hanya tumpukan tas mereka bertiga, sedangkan Jeno dan Karina duduk bersebelahan di depannya.
Dan selama makan bersama itu, Renjun harus--lagi dan lagi--menahan rasa sakit hatinya setiap melihat Jeno dan Karina bermesraan.
"Makannya pelan-pelan aja Rin, sampe belepotan gitu. Laper banget ya?" ucap Jeno sambil menyeka kuah hotpot di sudut bibir Karina.
"Iya nih laper banget."
Jeno pun senyum sambil geleng-geleng, kemudian noleh ke arah Renjun yang cuma nguyah makanannya gak niat, terus ngaduk-ngaduk kuah hotpotnya juga gak minat.
"Lo kenapa Ren? Katanya laper? Kok lesu banget?"
"Gapapa."
Jawaban cuek dari Renjun itu bikin Karina noleh. Ah, sepertinya Renjun tidak menyukai kehadirannya. Karina jadi sedih dan tak enak hati. Bahkan dari tadi Renjun gak bicara apa-apa, hanya Karina dan Jeno saja yang ngobrol.
Seusai makan, Karina langsung berucap "Eum, kalo gitu aku duluan ya Jen? Soalnya udah makin sore."
"Dijemput supir kamu?"
"Nggak, naik grab aja."
"Kalo gitu aku anter aja ya--"
"Eh eh, gak perlu Jen. Beneran deh, aku naik grab aja, gapapa kok. Mending kamu anterin Renjun pulang. Apart dia kan lumayan jauh dari sini."
"Tapi ini udah makin gelap loh Rin. Daerah sini kan rawan copet. Aku gak mau kamu kenapa-napa."
'Terus kalo gue kenapa-napa lo gak khawatir gitu? Bangsat.'
"Aku gapapa kok Jen, seriusan. Kamu bareng Renjun aja."
"Nggak Rin. Aku anter kamu pulang--"
"Udah Rin. Lo bareng Jeno aja, gue gapapa kok, palingan bareng Mark. Dia lagi rapat soalnya, bentaran juga balik."
Iya, daritadi juga Renjun udah nahan sakit hati ngeliat mereka berdua mesraan. Ditambah lagi dia jengah denger mereka rebutan mau pulang bareng siapa. Jeno juga kukuh mau nganterin Karina pulang, bahkan gak peduli kalo Renjun kecopetan atau gimana.
Jadi, mendingan Renjun yang pergi duluan kan?
• ° ⋆ ° • ° ⋆ ° •
Mon maap nih Jun, gue jadiin sad boy dulu 😭🙏
btw Karina baik kok guys, Jeno nya aja yang sialan muehehehehehehehe 🙃
TBC,
#c_jeuni
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone || NoRen
Fanfiction[END] Apakah perasaan yang udah susah-payah Renjun pendem selama 7 tahun bakalan sia-sia? ------------------------------------------------- WARNING!! ⚠️ • NoRen area • bxb yaoi gay • kata-kata kasar • bahasa semi baku ...