Kepergian Rion yang sudah duluan, kini tinggal Syarah melangkah menuju ke rumah Rion. Sebisa mungkin Syarah untuk bersikap biasa jika bertemu Jeno, dia berharap Jeno tidak menanyakan siapa cowok yang Syarah suka.
"Semoga gue bisa lewatin semuanya." ucap Syarah menguatkan dirinya.
Gadis itu akhirnya beranjak pergi, karena dia dan Jeno bertetangga. Jadi tidak menunggu waktu lama Syarah sampai di depan rumah Jeno, bisa dibilang rumah Jeno lumayan sangat besar sama dengan rumah Syarah.
Syarah sudah siap mengetuk, tiba-tiba saja pintu rumah Jeno terbuka, dengan tangan Syarah yang mematung melihat siapa membuka pintu.
"Mama undang Ara? Kenapa nggak bilang ?" Tanya Jeno menoleh ke belakang tanpa menyadari Syarah yang sudah di depan pintu. Syarah juga sedikit terkejut dengan Jeno yang berada di depannya.
"Jeno"
Jeno perlahan menoleh, kaget keberadaan Syarah yang sudah di depan pintu. "Ara"
Keduanya memandang satu sama lain beberapa detik, sebelum akhirnya Miranda bertanya. "Siapa yang datang sayang?" tanya Miranda ibu Jeno dari arah dapur.
"Ara Ma."
"Oh, suruh Rani masuk, kita makan bareng."
Jeno kembali menatap Syarah. "Masuk Ra, Mama udah nunggu dari tadi."
Syarah tersenyum. "Iya."
Lalu keduanya berjalan bersama memasuki rumah. Jeno menatap Syarah bingung. "Sendiri doang? Rion mana?"
"Rion keluar nongkrong sama temannya, katanya mau makan di luar." jawab Syarah.
"Oh gitu"
Biasanya mereka akan mengobrol banyak, atau bertanya apakah semuanya baik-baik saja? namun hari ini berbeda dari sikap keduanya.
"Papa kamu mana?"
Jeno mengehela nafas berat."biasa, lembur lagi."
Syarah mengangguk mengerti. "Papa kamu masih mending pulang, Papa aku malah jarang banget pulang. Jarang juga makan bareng."
"Semua orang dewasa itu pas sibuk untuk kebutuhan keluarganya."
Syarah menatap Jeno, tak di rasa mereka akhirnya sampai di dapur. Miranda sangat antusias menyambut kedatangan Syarah.
"Rani, Tante seneng banget kamu akhirnya bisa datang, setelah sekian lama, ayok duduk dulu Tante udah siapin semua." Suruh Miranda.
"A-aku suka datang kok datang."
Syarah dan Jeno kemudian duduk bersama. "Biasa Tante, aku sekarang sibuk banget."
Miranda tersenyum penuh arti. Setelah meletakkan beberapa sayur di atas piring Syarah. "Apa sibuknya udah punya pacar?"
Syarah langsung terbatuk, Jeno yang melihat itu menjadi karuan, lalu memberikan air minum kepada Syarah. "nih Ra, minum."
"Astaga Rani! Kamu baik-baik aja?" tanya Miranda begitu panik.
"Iya Tante, aku baik-baik aja."
Miranda mengelus dadanya naik turun, merasa lega lalu kembali duduk."jadi benar ya Rani? Kamu udah punya pacar?" tanya Miranda lagi.
Syarah tersenyum tipis. "Sebenernya belum Tante, tapi kalau suka sama seseorang ada."
Miranda begitu terkejut. "Siapa?"
Syarah tersenyum canggung. "Iya rahasia Tante." Syarah berbohong lagi, entah sudah berapa banyak kebohongan yang dilakukan Syarah.
Raut wajah Miranda terlihat sedih, setelah mendengar jawaban Syarah. "Kirain Tante yang selama ini pikir, kirain Jeno."
KAMU SEDANG MEMBACA
LAIVSYARAH [On-Going]
Ficção AdolescenteJika Syarah mencintai Jeno, apakah Jeno akan mencintainya juga? itu yang sering muncul di benak Syarah. mencintai hanya sepihak, tanpa terbalaskan apapun, tetapi Syarah dengan sabar menunggu Jeno Saktiawan Sinaga mencintainya, Syarah hanya tidak ing...