Posisi Alena sekarang sedang berada di lorong depan kelas Laiv tak jauh dari pintu. Alena menghela nafas, gadis itu merasa bosan menunggu Syarah yang sangat lama, entah apa saja yang mereka lakukan.
"Syarah kemana sih? Cuman kembali'in topi doang lama banget."
Alena kembali mengingat tentang apa yang dia lakukan kemarin terhadap Farzan. "Ah bodo amat, gue juga nggak akan pernah ketemu dia, semoga hari ini berakhir, dan gue pengen cepat ke kelas sekarang."
"Selagi nggak ada Farzan"
Alena memegang pelipisnya, pusing bagaimana jadinya, jika seperti ini. Alena berbalik, seketika langkahnya terhenti, melihat sebuah sepatu, berada di hadapannya. Seperti mengenali sepatu itu.
Sepatu? Gue pernah lihat sepatu ini, tapi dimana?
Alena perlahan menaikkan pandangannya, menatap seseorang yang sedang berdiri di depannya. Alena begitu terkejut, yang berdiri di hadapannya adalah Farzan.
"Lo?" ucap Alena dengan mulut sedikit terbuka.
Farzan tersenyum lebar. "Hai, kita ketemu lagi, apa kabar?" sapa Farzan super ramahnya.
Gadis itu termangu dengan mulut sedikit terbuka, ketakutan mulai terlihat pada wajahnya, lalu mengigit bibirnya, menatap Farzan di sini.
"Maaf, gue nggak sengaja." ucap Alena, lalu beranjak pergi, namun tidak semudah itu, karena Farzan langsung menarik tangan gadis itu.
"Lo mau ke mana? Mau lari dari gue lagi? Kita baru aja ketemu." tanya Farzan mengangam tangan Alena sedikit kuat, agar gadis itu tidak melarikan diri lagi.
"Gue udah minta maaf, lo nggak mau maafin gue?" Alena mengehela nafas berat." Gue tahu gue salah, maafin gue."
Farzan tersenyum senang, "Tapi gue belum puas." ucap Farzan menatap Alena lekat.
Alena memandang Farzan bingung. "Sampe puas? lo mau balas dendam sama gue, mau bully gue, terus baru lo puas gitu?"
Farzan mengeleng polos. "Nggak juga."
Alena menautkan kedua alisnya. "Terus?"
Alena sangat ketakutan, Farzan yang berada di hadapannya saat ini. Entah apa yang akan dia perbuat kepadanya.
"Kasih gue nomor lo."
Alena terkejut. "Lo udah gila?"
Farzan semakin mendekati Alena, dua langkah Alena juga mundur, tak lama Farzan kembali menarik tubuh Alena untuk lebih maju di hadapannya membuat Alena sedikit tercekat. "Gue tertarik sama lo, jadi gue minta nomor lo."
"Ta-tapi, kenapa gue? Gue kan jelek, miskin. Gue juga jarang mandi, nggak bisa memasak, bodoh, gue juga cewek manja di rumah."
Miskin? Tidak jangan percaya Alena orang kaya. Mendengar itu, Farzan tergelak tanpa henti, candaan gadis ini begitu lucu.
Farzan tergelak kecil. "Lo itu lebih cocok jadi pelawak."
Alena kembali tak terima dengan ucapan Farzan."A-apa maksud lo hah?"
"Kasih nomor lo sekarang, gue nunggu."
Syarah yang sudah selesai urusannya dengan Laiv, ia sekarang berjalan menuju ke arah Alena, namun langkahnya seketika berhenti, nampak Farzan seperti sedang memaksa Alena.
"Minta nomor lo buruan, atau gue balas dendam, sama lo." ucap Farzan seperti mengancam.
"Lo punya hati nggak sih?" dengan tergesa-gesa, Alena memasukan nomornya di ponsel Farzan, lalu Farzan tersenyum seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAIVSYARAH [On-Going]
Roman pour AdolescentsJika Syarah mencintai Jeno, apakah Jeno akan mencintainya juga? itu yang sering muncul di benak Syarah. mencintai hanya sepihak, tanpa terbalaskan apapun, tetapi Syarah dengan sabar menunggu Jeno Saktiawan Sinaga mencintainya, Syarah hanya tidak ing...