orang ketiga

332 37 10
                                    

Mileapo
.
.
.
.

Pagi itu

Cuaca terlihat masih sangat tidak baik,

Hujan tidak berhenti membasahi bumi.
Membuat beberapa orang menyeduh teh atau kopi untuk membuat suhu tubuh mereka tetap hangat.

Rintik hujan sudah menyertai Alam sejak senja datang,
Cuaca seperti ini sangat cocok untuk menyambung tidur lelap mereka namun sebuah realita harus mereka telan bulat-bulat.
Andai saja hari ini adalah akhir pekan.
Maka tidak masalah jika mereka kembali menarik selimut dan bergelung menapaki alam mimpi lagi.

Mile dan apo sudah berangkat bekerja sejak pagi menjelang, mereka menggunakan mobil masing-masing karena saat ini mereka sudah beda kesibukan.

berbeda dengan saat mile masih berprofesi sebagai aktor.
Setiap hari bahkan setiap menit dia dan apo bagai sepasang burung merpati ,
Kemanapun dan dimanapun selalu bersama tak ada yang mampu memisahkan bahkan dunia pun seakan mendukung untuk setiap kebersamaan mereka.

Apo menghela nafas kasar saat berhenti dilampu merah.

Dirinya merindukan saat-saat bersama mile dulu.

Dia bersyukur karena saat ini dia dan mile sudah mengikat janji suci sehidup semati, tapi untuk orang dengan kepribadian seperti dirinya yang kadang masih memikirkan hal-hal apa saja yang akan mereka hadapi kedepan,
Apo kadang merasa takut.
Apa yang akan mereka hadapi kedepannya?
Apakah semua akan baik-baik saja? Atau sebaliknya?

Apo ini orang yang penuh perhitungan, dia selalu memikirkan baik dan buruknya suatu hal,
Walaupun sifat egois dan sensitif serta tidak mau kalah tidak mau lepas dari dirinya.

Sudahlah.
Kepala apo pusing untuk memikirkan hal rumit yang belum terjadi atau jangan sampai terjadi.

Lebih baik fokus untuk hari ini,
Dan segera menyelesaikan pekerjaan lalu pulang dan kembali memadu kasih dengan sang suami.

Apo menggigit bibir bawahnya saat bayangan-bayangan Mile bermunculan didalam otaknya.

Sudah cukup.
Hentikan apo.

Apo menggeleng mencoba mengusir semua pikiran yang ada diotaknya.

.
.
.
.

Mile pov.

Pagi ini aku berangkat dengan sedikit terburu karena bangun terlambat,

Hujan mengguyur wilayah bangkok dari aku membuka mata sampai berpisah dengan apo dimeja makan saat sarapan tadi dan belum berhenti sampai sekarang aku sudah didalam ruangan kerja.

Dari yang aku tahu di siaran berita ditelevisi yang samar-samar aku dengar saat berjalan dilobi yang mengatakan Kalau musim hujan sudah tiba dan warga bangkok diharap untuk mempersiapkan kondisi agar tidak sampai sakit diawal musim hujan ini.

Teringat itu.
Aku segera mengambil ponsel dan menekan panggilan untuk segera terhubung

"Hallo.." suara lembut menyapa pendengaran ku setelah nada sambungan terdengar

"Hmmmm" balasku

"Kenapa?" Tanya orang disebrang panggilan yang sekarang telah menjadi istriku.

"Apa kamu sudah sampai?" Aku bertanya sambil membuka beberapa dokumen diatas mejaku

"Hmm.. sudah sejak tadi..dan sekarang aku akan berangkat kelokasi " jawab apo

" Tapi diluar masih hujan" Kataku lalu melirik jendela kaca yang dipenuhi basah air hujan

" Hmn..aku tahu" lirih apo

" Baiklah..tapi jangan lupa gunakan mantel tebal dan jangan sampai sakit" ucapku penuh perhatian.

That's Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang