🌻08 :: Plot Twist

49 11 2
                                    

Aleo terus mengetikkan beberapa judul artikel yang ingin ia telusuri di kolom pencarian internet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aleo terus mengetikkan beberapa judul artikel yang ingin ia telusuri di kolom pencarian internet. Gadis manis yang bertemu di halte bus dengan dirinya dulu, berhasil membuat Aleo resah dan kepikiran. Sejak dimana pemuda itu menceritakan kejadian yang dialaminya pada anak komplek, Aleo sudah tidak bisa tertidur dengan tenang. Bahkan untuk makan saja, rasanya enggan sebelum dia benar-benar mengetahui sosok gadis halte bus yang diyakini bernama Berylia Clarabel.

Beberapa hari sudah berlalu, tetapi Aleo tak lagi bertemu dengan gadis itu walaupun dirinya selalu menyempatkan berdiri di halte bus di jam yang sama seperti saat pertama kali bertemu. Padahal Aleo sangat berharap kembali berpapasan dengan bidadari penarik hati itu. Nantinya, dia akan membuat status di media sosial dengan caption  "tidak sengaja bertemu, jangan-jangan kita jodoh".

Sejatinya, Aleo memang tidak pernah tertarik pada wanita manapun. Sebab terkadang, dia selalu membandingkan wanita yang mendekati dirinya dengan sosok Icher. Tidak secantik Icher, tidak seimut Icher, tidak sependek Icher, tidak selucu Icher, tidak semanis Icher, dan masih banyak lagi aspek yang selalu menjadi pertimbangan Aleo. Pemuda itu selalu mengeluh dan mengeluh soal percintaan, tetapi jika ada yang mendekatinya, Aleo akan langsung menolak dengan jelas. Aneh memang.

Kembali pada sosok bidadari. Jadi, apa yang harus Aleo lakukan?

“Anjing!! Itu cewek penyihir ya? Ganggu pikiran gue mulu.” Aleo mengacak rambutnya prustasi. “Gimana caranya gue cari dia tanpa jasa polisi sama pelacak?”

Aleo frustasi setengah mati. Sudah mengerahkan berbagai cara untuk mencari si gadis, mulai dari mencari nama nya di laman Facebook, Instagram, dan Tiktok sekalipun Aleo cari. Tetapi hasilnya, nihil. Beberapa kali dia juga berpikir untuk meminta bantuan anak komplek, namun urung kala mengingat tabiat para teman-temannya itu.

“Kalo soal cari orang, Bang Yoseph jago. Tapi kayaknya sebelum dia bantuin gue, yang ada dia roasting gue dulu.”

“Bang Teddy ajalah.”

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Baru saja dipikirkan, ponsel Aleo sudah berdering. Panggilan dari Teddy. Tanpa berlama-lama Aleo menerima panggilan itu.

“Halo, kenapa Bang?”

Liat Icher gak?

“Bukannya sama Alvin ya?”

Udah balik, tapi susah dihubungi.”

Aleo mengernyitkan kening. “Gue belum liat Icher lagi.”

Di balkon?

“Gak tau. Lo dimana Bang? Gue ada perlu sama lo.”

Sini, rumah Johan.”

“Ngapain lo disana?”

Ngudud.”

“Otw.”

“Anjing lo, bang!!”

Colourthetic [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang