🌻14 :: Teddy Affandi

30 10 0
                                    

Hari terus berlalu. Suasana kembali normal, Theo dan Icher sudah tidak lagi mengurung diri. Begitu juga dengan Jerico dan Johan yang sudah tidak lagi dilanda rasa sedih. Kini, tiba hari dimana semua anak komplek akan pergi berlibur untuk sejenak menghilangkan beban pikiran. Dan tentu nya, sangat baik untuk Minggu Icher yang padat.

Icher ingin banyak mengucapkan terimakasih pada Teddy. Sebab, selain memberikannya tiket liburan gratis, pria itu juga membuat Icher libur memandikan Simon milik Aleo. Icher sangat bersyukur. Minggu ini, tidak ada keliling komplek menggunakan sepeda, memancing keributan, dan hal-hal melelahkan yang biasa Icher lakukan. Lantas dengan semangat yang membara, Icher dengan dua tas berisi barang bawaannya, langsung memasuki mobil yang disiapkan Jerico sejak pagi tadi.

"Bang, nanti sepanjang jalan kita play musik nya Mbak Taylor, ya!!" Belum apa-apa, Icher sudah berpesan pada sang supir, Jerico. "Lagi nya enak banget buat temenin perjalanan."

"Enak, aja!! Lagu Taylor tuh gak cocok di telinga gue, mending dangdut aja!! Sambalado Ayu Ting-Ting." Aleo tiba-tiba menyambar.

Icher mendelik. "Taylor!!"

"Sambalado!!"

"Kalau mau sambalado, mawa mobil sendiri aja sana!!"

"Lo juga!! Kalau mau Taylor. Bawa mobil sendiri aja!!"

Mendengar dua anak kursi tengah saling berdebat, Juniar yang duduk di kursi belakang memijat pelipisnya. Pusing, emosi, pokoknya campur aduk. Resiko duduk di tahta paling rendah, kursi belakang. Sedangkan Jerico yang sudah siap di tempang pengemudi, hanya tersenyum lebar melihat Aleo dan Icher. Dia senang, setidaknya suasana ini kembali setelah berhari-hari melewati suramnya kehidupan.

"Yaudah, kita play lagu Taylor dulu, abis itu lagu Ayu Ting-Ting. Biar adil, kita gantian aja," ucap Kumara sebagai penengah. Dia duduk di samping Jerico, kursi depan.

"Betul, tuh." Nathan yang duduk tepat di samping Aleo, setuju.

Icher berdecak. "Yaudah!!"

Dan anggota yang berada di kursi belakang hanya diam tanpa berkomentar. Juniar, Jagat, dan Ettan sibuk meratapi nasib mereka yang bisa dipastikan sebentar lagi masuk ke dunia lain. Dunia kursi belakang. Pusing, mual, dan membosankan. Jagat tidak mengerti, mengapa dia selalu ditempatkan pada kursi belakang hanya dengan alasan masih kecil. Tapi yang paling Jagat tidak mengerti lagi adalah Ettan yang ditempatkan dibangku belakang hanya berdasarkan voting dari rombongan Jerico.

Sebelumnya, mengenai penempatan mobil ini ada sedikit rusuh yang sudah biasa terjadi. Dengan kemampuan Theo dan Tara, pada akhirnya anak komplek dibagi menjadi tiga mobil.

Mobil pertama, rombongan Jerico yang berisi Kumara, Nathan, Jagat, Ettan, Aleo, Juniar, Icher dan Jerico sebagai sopir.

Mobil kedua, rombongan Teddy yang isinya ada Theo, Daniel, Johan, Yoseph, Juanda, Cakrawala, Sagara, dan Teddy sebagai sopir.

Mobil ketiga, rombongan Tara berisi Alvin, Wildan, Hendri, Mark, Samuel, Rendy, Jevin dan Tara sendiri sebagai sopir.

"Bang Theo kayaknya salah atur tempat duduk, deh!!"

Kumara membalikan tubuhnya, menghadap Icher. "Kok gitu?"

"Ya iyalah!! Masa Aleo sama Ettan disatuin!! Terus Bang Johan sama Bang Yoseph disatuin. Makin gak jelas isinya kan!!"

Colourthetic [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang