7. Lamaran

2.3K 177 19
                                    


Hana masih tidak percaya kalau ini akan berakhir dengan pernikahan. Awal yang memang terbilang mengejutkan. Rencana pernikahan Nugi dengan Patricia sangatlah matang. Bahkan mereka berdua sudah sebar undangan. Gaun pengantin sudah siap. Bahkan Hana pun sudah membeli gaun untuk hadir di acara pesta itu.

Akan tetapi, siapa sangka kalau dia yang akan menjadi pengantinnya Nugi nanti.

Ajakan Nugi dan juga orangtuanya masih terngiang di telinganya Hana. Semalam, dia diminta langsung oleh Nugi untuk menggantikan Patricia. Hari ini, adalah lamaran ke panti asuhan. Tidak ada tempat lain bagi Hana untuk meminta izin selain di sana.

Keluarga besarnya terpandang, tapi tidak ada hubungannya dengan Hana lagi. Semenjak dia mendapatkan kasih sayang baik di panti asuhan. Hana merasa kalau di sana adalah tempat keluarganya.

"Hana?"

Dia menoleh saat melihat Nugi—calon suaminya datang menghampiri. Pria dengan penampilan yang sangat rapi sedang mengancingkan lengan kemejanya. "Ya."

"Sudah siap?"

Hana mengangguk, ini mengejutkan. Di mana dia hanya bekerja, tapi akan menjadi istri di keluarga ini. Tatapannya yang terasa sedih setiap kali melihat Nugi. Batal menikah memang sangat menyakitkan. Tapi bagaimana nasib Hana setelah ini? Dia mendapatkan uang untuk adik-adiknya di panti asuhan dari Nugi. Dia bisa belikan makanan kepada mereka pun hasil bekerja di sini.

"Bilang sama aku, apa yang membuatmu seperti ini?" bahkan mereka yang biasanya bicara formal. Hari ini justru terdengar santai.

Memang tidak biasanya Hana berbincang dengan Nugi yang seperti ini. Akan tetapi, dia memang merasa agak sedikit berbeda. "Bingung aja, Pak."

"Panggil aku Mas, atau Nugi. Jangan panggil Bapak lagi karena itu sangat kaku."

Tidak biasa memanggil Nugi seperti itu. Dia mengakuinya kalau ini sangat kaku. Bahkan Hana sendiri tidak bisa memanggil Nugi seperti itu.

Perasaannya dilanda keraguan, pernikahan bukan hubungan yang main-main. Hana juga berpikir akan menikah dengan pria yang mencintainya. Juga pria yang tidak main-main dengan pernikahan. Kalau untuk menggantikan posisi Patricia karena wanita itu sedang mengejar kariernya. Kemungkinan paling besar adalah Nugi yang akan kembali pada wanita itu.

Walaupun itu terbilang sangat sensitif di hatinya. Dia menyadari kalau ini bukan pernikahan yang sesungguhnya. "Aku tahu apa yang kamu pikirkan."

Dia menoleh ke arah kanan. Pria itu berdiri di sebelahnya saat mereka berbincang sedikit. Tapi rasanya masih tidak percaya kalau dia akan menikah dengan pria ini. biasanya mereka hanya bicara mengenai Elsa. Bukan soal hubungan, apalagi pernikahan. Tidak ada di benaknya Hana untuk bicarakan itu dengan majikannya sendiri.

Dia menggigit bibir bawahnya sambil berusaha menenangkan perasaan. Ajakan Nugi terbilang mendadak sekaligus tidak ada di daftar list Hana untuk menikah saat ini. "Hana, apakah aku tidak pantas untukmu?"

Siapa yang berkata demikian?

Harusnya Hana yang mengatakan itu kepada Nugi. Bukan pria itu yang berkata seperti barusan. Karena Elena sendiri tidak menyangka akan menikahi majikannya. "Kenapa berkata seperti itu?"

"Hanya beranggapan saja, karena aku merasa bahwa kamu tidak menginginkanku."

Hana yang merasa dirinya tidak pantas. Bukan Nugi yang berkata seperti itu karena kehidupan mereka berdua sangatlah jauh. "Aku berpikir untuk menikah sekali dalam seumur hidup, Hana. Bagiku pernikahan adalah ikatan sakral."

Dia juga tahu soal ikatan sakral dalam pernikahan haruslah dijaga. Akan tetapi bukan dengan orang yang jauh dalam segi ekonomi seperti Nugi juga, kan?

"Bagaimana ya ngomongnya." Hana tertawa karena diri sendiri juga bingung ini adalah hubungan yang tidak perah dia jalin sebelumnya dengan pria lain.

The BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang