13. Wanita Paling Sabar

3K 159 11
                                    


"Nugi, kamu sibuk?"

Nugi sedang memeriksa semua daftar barang yang dibawa ke panti asuhan. Dengan nama Hana yang disematkan di sana. Dia menyumbang makanan juga selimut dan pakaian. Tapi tidak menggunakan namanya. Sengaja dia kirimkan atas nama Hana, agar anak-anak juga mengingat kebaikan Hana.

Ketika papanya datang, dia menutup lembaran itu. "Nggak, Pa. Ada sesuatu?"

"Tiga hari lagi, kamu ada kegiatan?"

Nugi membuka tabletnya, jadwalnya telah dibuatkan oleh sekretarisnya. Nugi melihat kalau seminggu ke depan dia full di kantor. "Nggak, Pa. Aku lumayan senggang minggu ini."

"Bisa bantu Papa ke Semarang nggak?"

Nugi tidak masalah. Dia mengangguk. "Boleh, Pa. Mumpung nggak ada kerjaan juga."

Ia tidak bisa mengabaikan permintaan tolong papanya. Memang kepada siapa lagi papanya bisa meminta tolong kalau bukan dirinya? Sebagai anak satu-satunya yang sekarang ini masih bertahan. Betapa bersyukurnya dia juga diberkati seorang istri yang baik. Selalu ada di sisi keluarganya Nugi. Kalau mamanya sakit, yang merawatnya adalah Hana. Mungkin ini adalah balasan dari apa yang dia lakukan kepada sang mama. Diberikan istri yang benar-benar baik.

Nugi selalu bersyukur dengan pernikahan yang dia jalani sekarang. Kalau orangtuanya sudah meminta tolong, artinya dia akan menyetujui dan pasti sanggup untuk diperintahkan apa saja. "Hana bagaimana?"

"Ya tinggal di rumah Papa nanti."

"Nggak, Nugi. Maksud Papa, dia sudah hamil?"

Belum sampai di sana, Nugi juga tidak menunda. Dia berharap kalau istrinya hamil. Ada teman untuk Elsa nanti. "Belum, Pa. Masih nunggu juga."

Papanya menyerahkan berkas. "Ya udah kalau begitu, nanti Elsa dititip saja sama Mama. Biar kamu sama istri kamu pergi berdua. Anggap saja bulan madu, toh juga kamu kayak nggak ada waktu berdua aja sama istrimu."

Dia akui itu kalau Elsa tidak dititipkan, dia tidak akan ada waktu kencan maupun melakukan hal lain selain malam atau pagi harinya untuk mengajak Hana bercinta saja. Tidak ada waktu untuk sekadar ngobrol dan melakukan hal lain. Maka, sekarang itu diinginkan oleh Nugi. Bukan berarti dia salahkan Elsa, tapi dia ingin kalau ada waktu untuk istrinya saja.

Ketika ia melihat berkas yang diserahkan orangtuanya begitu banyak dan mungkin memakan waktu berhari-hari di sana.

Pulang dari kantor, dia membawanya ke rumah. Nugi baru saja membuka pintu. Dia mendengar suara teriakan Elsa saat bicara. Buru-buru Nugi masuk dan melihat kalau keponakannya sedang main drama dengan Hana.

Dia sangat lelah hari ini, tapi melihat keduanya sedang bermain. Nugi menghela napas. "Aku kira kamu sungguhan marahin dia." Karena dia mendengar suara Hana juga tinggi sekali barusan.

Elsa lompat dari sofa dan bersalaman. "Elsa lagi main sama, Tante."

Nugi mencium keponakannya. "Kalau gitu Om mandi dulu. Lanjutin aja mainnya, ya!"

Tidak lupa dia mencium Hana saat pulang bekerja. Wanita itu melanjutkan dengan Elsa untuk bermain. Tapi Nugi melihat ke arah meja makan juga sudah terisi. Istrinya punya waktu yang begitu senggang melakukan tugasnya sebagai istri. Tidak dituntut oleh Nugi untuk memasak. Tapi istrinya melakukan dengan sendiri.

Dan setelah itu, Nugi turun kembali. Melihat Elsa sedang minum dengan napasnya yang terengah-engah. "Capek?" tanya Nugi.

Keponakannya mengangguk, namun si kecil justru tertawa saat mereka mengobrol. Begitu nyamannya Elsa dengan Hana. Tidak marah-marah lagi setelah Nugi menikah juga. Justru terima kalau Nugi itu menikah dengan Hana.

The BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang