12. Bersyukur Memiliki

4.9K 186 23
                                    

Nugi mengantar Elsa ke rumah orangtuanya untuk dibawa ke pemakaman Karina dan Ibra. Memang itu jadi alasan agar keponakannya mau diajak pergi. Bukan berarti maksud Nugi jelek. Dia ingin berdua dengan Hana. Sekalipun harus menitipkan Elsa terlebih dahulu.

Tiba di rumah orangtuanya, Nugi turun dan menggendong Elsa.

Putri kecilnya dia gendong sambil membawa barang bawaannya. "Nenek." Sapa Elsa ketika Tika menghampiri.

Nugi melihat kalau ada mobil asing yang ada di rumahnya. "Ada tamu, Ma?"

"Anak buah Papa kamu ada di ruang kerja. Ada hal penting katanya."

Nugi tidak menanggapi. Dia kemudian menurunkan Elsa. Saat gadis itu turun, Elsa langsung ke atas. "Ma, dia nggak apa-apa?"

"Biarin aja, Papa kamu pasti maklumi."

Nugi mengiyakan. Maksud kedatangannya memang untuk titipkan Elsa kepada orangtuanya Nugi. "Maaf, Ma. Aku mau titip Elsa dulu. Mungkin besok baru dijemput."

Tika menatapnya dengan curiga. "Berantem sama Hana?"

Nugi menggeleng dan malu-malu. "Iyakah?" mata mamanya memberikan kode bahwa sebenarnya wanita itu sedang berikan kode paling dimengerti juga oleh Nugi.

Salah satu alasan dia membawa Elsa ke sini juga untuk mengajak Hana kencan.

Nugi ingin berikan yang terbaik untuk Hana. Walaupun dia memaksa wanita itu untuk menikah dengannya. Bukan berarti Nugi tidak mau membahagiakan istrinya. Sewaktu dia mengatakan kalau akan menitip Elsa. Orangtuanya langsung paham dengan maksud itu. "Bagaimana kamu sama Hana?"

"Dia baik, Ma. Ini yang aku harapkan setelah menikah dari dulu."

"Mama juga nggak tahu kalau kamu bisa sebahagia itu sama dia. Ngajak dia jalan-jalan belikan dia baju baru. Mama nggak tahu kebaikan apa yang kamu lakukan di masa lalu, sampai kamu dipertemukan sama wanita sebaik dia."

Nugi akui juga ucapan mamanya demikian. Kalau Hana memang wanita yang sangat baik. Dia bahagia dan bersyukur semenjak menikah dengan Hana. Dia senang setelah wanita itu resmi menjadi istrinya. Banyak tanggung jawab sebagai seorang istri dilakukan oleh Hana.

Kalau dulu ada satu nama yang mungkin sulit untuk Nugi lepaskan, atau sulit untuk Nugi keluarkan dari hatinya. Tapi semenjak dengan wanita ini, Nugi merasa banyak yang berubah dari hidupnya. Diperhatikan, atau Hana yang terlampaui baik. Mungkin bagi kebanyakan wanita, ini sangat biasa. Tapi siapa sangka kalau perhatian dan kesibukan Hana di pagi hari untuk mengurusnya jadi hal yang menyenangkan bagi Nugi. Obrolan malam setiap kali mereka bertiga akan tidur.

Itu memang hal yang sangat remeh. Tapi Nugi begitu menyukainya. Dia bisa suka dengan tindakan yang dilakukan oleh Hana. Pernikahan yang dijalaninya dengan terpaksa, bukan berarti Nugi tidak bisa berikan hatinya kepada Hana. Malah dia akan lakukan itu tanpa diminta.

"Aku jalani rumah tanggaku dengan serius, Ma."

"Patricia, gimana menurutmu kalau dia tiba-tiba datang?"

Nugi tersenyum menanggapi pertanyaan mamanya. Mana mungkin dia bisa kembali lagi dengan wanita itu saat Hana berusaha untuk jadi istri yang baik untuknya. Nugi jauh lebih menghargai wanita yang menghargainya. Wanita yang tidak membiarkan dia berjuang sendirian. Wanita yang sibuk masak untuknya ketika Nugi pulang bekerja. "Aku tetap pilih Hana, Ma."

"Karena dia baik?"

Nugi menggeleng. Bukan hanya itu yang membuatnya ingin ada di sisi Hana. Tapi banyak hal yang menjadi nilai plus wanita itu. "Aku bahagia karena dia sederhana, Ma."

"Hal lainnya?"

"Aku cuman nyaman, dia enak diajak ngobrol."

Tika mengangguk. Jadi, Nugi bersalaman pada mamanya. "Aku pulang dulu, Ma. Titip Elsa, ya!"

The BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang