Sehari setelah acara -Aldi mengantar Salsha pulang pada sore kemarin, dirinya tidak melihat Salsha lagi.
Kemana gadis itu? Bangku di belakangnya sepi, tidak ada yang menendang kursinya atau menusuk-nusuk punggung nya dengan jangka.
"Salsha kemana, Stef?" tanya Aldi ragu.
Sedari tadi sebenarnya ia ingin bertanya mengenai keberadaan Salsha pada Steffi, tapi karena gengsinya yang masih ada di ubun-ubun maka Aldi bertahan untuk tidak perduli pada gadis itu.
Namun ternyata hatinya berontak.
"Salsha? Dia kan sakit," jawab Steffi sambil membereskan buku-buku untuk tersusun rapi di dalam tasnya.
"Sakit?" Aldi mengerutkan dahinya.
Steffi mengangguk. "Gue sebenernya pengen jenguk, tapi gue ada latihan cheers hari ini. Kompetisi kan bentar lagi."
Aldi belum bergeming.
"Lo juga harusnya latihan basket kan sekarang? Kok masih disini sih," ucap Steffi.
"Engh, iya. Tapi kayaknya gue absen latihan hari ini,"
"Kenapa? Kena omel pak Deny tau rasa lo." ledek Steffi sambil bangkit dari kursinya. "Gue duluan deh, bye."
Steffi meninggalkan Aldi yang masih bertahan di dalam kelas, ketiga sahabatnya juga sudah menghambur keluar kelas, -lebih tepatnya menuju lapangan indoor untuk latihan basket.
Salsha masih sakit? Apa gara-gara kejadian di gudang kemarin?
Aldi memainkan bibir dengan giginya, mengigit-gigit lembut bibir bawahnya, cemas.
Entah, Aldi tidak tau mengapa ia bisa secemas ini pada gadis itu. Gadis itu, si attention seeker yang kini malah membuatnya semakin penasaran.
★★★
Kini Aldi tengah menapaki anak tangga. Di hadapannya seorang wanita setengah baya mengarahkannya, untuk menuju suatu ruangan.
"Tuh, pintu yang itu," telunjuknya mengarah pada sebuah pintu di seberang tangga. "Masuk aja, ya. Ada di dalam kok. Tante tinggal dulu." ucapnya ramah.
"Makasih, Tante," Aldi mengangguk sopan yang di balas senyuman ramah oleh wanita setengah baya itu.
Entah apa yang membawa Aldi ketempat ini. Yang jelas, dirinya seperti gelisah, cemas jika tidak ada gadis yang selalu menganggu kegiatan konyolnya di kelas saat jam pelajaran berlangsung.
Aldi mengusap keningnya yang sedikit berkeringat. Mengayunkan langkahnya untuk menuju ke depan pintu kamar.
Tok tok
Hanya dua ketukan yang laki-laki itu daratkan, itupun dengan gerakan ragu.
"Masuk," gadis itu berteriak dari dalam kamar. "Gak di kunci,"
Aldi menekan telapak tangannya ke arah bawah memegangi gagang pintu kamar hingga pintu tersebut terbuka.
"Katanya lo sakit?" Aldi mengangkat sebelah alisnya disertai senyum miring, melihat gadis yang ia jenguk tengah duduk santai di atas tempat tidur dengan beberapa lembar foto yang berserakan diatas selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.
"Ck," Gadis itu memutar bola matanya, dengan cepat membereskan foto-foto yang berserakan kedalam kotak, lalu meringkuk dan menarik selimut menutupi semua bagian tubuhnya.
"Lo boong kan?" Aldi menghampiri gadis tersebut yang tidak lain adalah Salsha. "Heh!" Aldi lalu menarik-narik selimut yang menyelubungi tubuh gadis itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/33569967-288-k495376.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unobtainable
Fiksi RemajaAldi. Alvaro Maldini. Kasanova terpopuler di SMA Bintang Pelita. Juga kapten tim basket yang di kagumi semua orang, kecuali, Salshabilla. Berpenampilan super cool dengan kepribadian asik cenderung ngeselin, cuek, pemalas. Dan enggak jauh-jauh dari k...